ekstrak metanol 17,11, diikuti oleh ekstrak n-heksana 0,74, dan ekstrak etil asetat 0,64. Data tersebut menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang
bersifat polar banyak terkandung pada jaringan lamun dugong, karena dapat larut dalam pelarut polar yaitu metanol sedangkan komponen bioaktif yang bersifat
semipolar dan nonpolar terdapat dalam jumlah yang lebih kecil pada lamun dugong. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun dugong mengandung senyawa-
senyawa fenol yang cenderung larut dalam pelarut polar dan sangat banyak terdapat dalam tanaman Harborne 1987.
4.4 Kandungan Total Fenol Ekstrak Lamun Dugong
Fenol merupakan senyawa yang mempunyai sebuah cincin aromatik dengan satu lebih gugus hidroksil. Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal
dari tumbuhan. Senyawa-senyawa fenolat yang terkandung dalam tumbuhan ini memiliki aktivitas antioksidan karena senyawa ini dapat menangkap radikal-
radikal peroksida dan dapat mengkelat logam besi yang mengkatalis peroksida lemak. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah
senyawa fenol yang mempunyai gugus hidroksi yang tersubstitusi pada posisi ortho dan para terhadap gugus
–OH dan –OR Andayani et al. 2008. Flavonoid merupakan golongan fenol terbesar dan umumnya terdapat pada
semua tumbuhan hijau sebagai glikosida dan terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar.
Komponen bioaktif ini berperan terhadap warna dalam organ tumbuhan seperti bunga, buah, daun, atau
warna pada pigmen Sirait 2007. Selain itu flavonoid dapat juga menangkap spesies oksigen reaktif ROS yang terbentuk selama proses pencernaan makanan
di dalam tubuh Pietta et al. 1996 dalam Muchtadi 2001. Penentuan kandungan fenol total pada lamun dugong menggunakan
pelarut Folin-Ciocalteu dan sebagai pembanding digunakan asam galat. Kadar total fenol dalam lamun dugong dihitung menggunakan persamaan regresi linier
dengan terlebih dahulu menentukan konsentrasi larutan sampel dengan cara mengukur absorban sampel kemudian menggunakan kurva kalibrasi.
Kandungan total fenol pada ekstrak kasar lamun dugong dengan menggunakan pelarut
n-heksana, etil asetat, dan metanol dapat dilihat pada Gambar 8.
Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf a,b menunjukkan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap nilai rendemen
Gambar 8 Nilai total fenol lamun dugong
Ekstrak lamun dugong dalam pelarut metanol memiliki kandungan total fenol tertinggi yaitu sebesar 1022,58 mg GAE1000g ekstrak , diikuti oleh ekstrak
etil asetat sebesar 36,19 mg GAE1000g ekstrak dan ekstrak n-heksan sebesar 5,23 mg GAE1000g ekstrak. Senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar
namun kelarutannya dapat berbeda pada setiap jenis pelarut dan sumbernya Harborne 1987. Muchtadi 2001 juga menyebutkan bahwa kadar total fenol
pada tumbuhan dipengaruhi oleh perbedaan komposisi sel, ketebalan dinding sel, dan permeabilitas membran plasma.
4.5 Komponen Fitokimia