Rancangan Percobaan dan Analisis Data Kondisi Perairan Lokasi Penelitian

Persentase penghambatan aktivitas radikal bebas diperoleh dari nilai absorbansi sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara konsentrasi sampel dan presentase pengahambatan aktivitas radikal bebas. Nilai konsentrasi penghambatan aktivitas radikal bebas sebanyak 50 IC 50 dihitung dengan menggunakan persamaan regresi. Nilai IC 50 diperoleh dengan memasukkan Y=50 serta nilai A dan B yang telah diketahui. Nilai x sebagai IC 50 dapat dihitung dengan persamaan : y = A + B lnx Keterangan : y = persen inhibisi A = slope B = intercept x = konsentrasi sampel mgl

3.4 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Perlakuan pada penelitian ini dalah penggunaan jenis pelarut polar yaitu n-heksana, etil asetat, dan metanol. Semua perlakuan dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Hipotesis rancangan acak lengkap RAL terhadap rendemen ekstrak, total fenol, dan aktivitas antioksidan adalah sebagai berikut: H0 : jenis pelarut tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen, total fenol, dan aktivitas antioksidan α i = 0 H1 : jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap nilai rendemen α i ≠ 0 Rancangan percobaan yang digunakan untuk menganalisis data rendemen ekstrak hasil, uji kandungan total fenol, dan aktivitas antioksidan adalah rancangan acak lengkap RAL dengan model sebagai berikut. Y ij = µ + α i + ε ij Keterangan ; Y ij = hasil pengamatan faktor jenis pelarut taraf ke-i i=1,2,3 pada ulangan ke-j j=1,2 µ = rataan umum α i = pengaruh faktor jenis pelarut taraf ke-i ε j = pengaruh galat jenis pelarut i pada ulangan ke-j Apabila hasil analisis ragam ANNOVA pada rendemen ekstrak, total fenol, dan aktivitas antioksidan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 P0,05, maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : Sy = significant range KTS = kuadran tengah sisa r = ulangan qa‘ = significant studentized range Rp = wilayah nyata terkecil dari nilai rata-rata 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Perairan Lokasi Penelitian

Lamun dugong merupakan salah satu kelompok tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal dengan subtrat pasir berlumpur yang berbeda, pasir bermedium kasar, dan pecahan koral kasar Dahuri 2003. Dalam perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun bahkan ditemukan sampai kedalaman 8-15 meter dan 40 meter. Lamun memiliki jumlah yang berlimpah serta sering membentuk padang yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifat lingkungan pantai cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan lamun ini. Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun yaitu kecerahan, temperatur, salinitas, substrat dan kecepatan arus. Pengaruh gelombang, sedimentasi, pemanasan air, pergantian pasang dan surut serta curah hujan menyebabkan lamun harus melakukan penyesuaian morfologik terhadap kondisi habitat tersebut Romimohtarto dan Juwana 2007. Kondisi perairan lamun dugong yang terdapat di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Kondisi perairan lokasi penelitian Lamun dugong mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik, dan mampu melakukan penyerbukan serta daur generatif dalam keadaan terbenam Dahuri 2003. Lamun dugong sering dominan pada padang lamun campuran dan biasa terbentuk di daerah intertidal yang lebih rendah dan subtidal yang dangkal. Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan bersubstrat pasir, stabil serta dekat sedimen yang bergerak secara horizontal. Padang lamun yang tumbuh pada sedimen karbonat yang berasal dari patahan terumbu kurang dipengaruhi oleh faktor run off daratan yang berkaitan dengan kekeruhan, suplai nutrien pada musim hujan, dan fluktuasi salinitas Dahuri 2003; Romimohtarto dan Juwana 2007.

4.2 Komposisi Proksimat dan Abu Tidak Larut Asam Lamun Dugong