23
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95 menggunakan SAS, dan apabila terdapat pengaruh perlakuan akan dilakukan
uji lanjut Duncan.
3.4 Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan biji jarak pagar diiakukan terhadap kenaikan bobot, kadar air, dan kadar lemak sedangkan pengamatan minyak hasil ekstraksi biji jarak dilakukan terhadap kadar asam lemak bebas, bilangan Iod, dan
rendemen minyak.
Kenaikan Bobot
Kenaikan bobot biji dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot biji setelah penyimpanan terhadap bobot biji awal.
Kenaikan bobot biji jarak pagar = A-BB xl00 Keterangan :A = bobot biji setelah penyimpanan gram
B = bobot biji awal gram
Kadar Air Biji
Cawan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven pada suhu 100-102 °C selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam desikator, dan ditimbang. Sebanyak 5 gram contoh yang telah dihaluskan ditempatkan dalam
cawan tersebut. Cawan berisi contoh dimasukan ke dalam oven bersuhu 100-102 °C sampai bobotnya konstan. Kadar air dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Kadar air =
100
C
B A
Keterangan : A = Bobot cawan dan contoh awal gram
B = Bobot cawan dan contoh setelah pengeringan gram C = Bobot contoh awal gram
Kadar Lemak
Kandungan kadar lemak ditentukan dengan metode Soxhlet AOAC 1999. Sebanyak 2 g sampel yang sudah dihaluskan disebar di atas kapas yang beralas kertas saring dan digulung membentuk thimble, lalu
dimasukkan ke dalam labu Soxhlet. Kemudian dilakukan ekstraksi selama 6 jam dengan menggunakan pelarut lemak berupa heksana sebanyak 150 ml. Lemak yang terekstrak kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100
C selama 1 jam. Kandungan lemak per ulangan dihitung dengan rumus: Bobot lemak terekstrak g
Kadar lemak = x 100
Bobot sampel g
Kadar Asam Lemak Bebas SNI 01- 3555-1998
Sebanyak ± 5 gram sampel minyak ditimbang dan di masukkan dalam erlenmeyer 250 ml dan ditambahkan 50 ml ethanol netral 95 dan dipanaskan sampai 70°C. Setelah sampel minyak
larut dengan etanol kemudian ditambahkan dua tetes indikator phenolptalein, selanjutnya larutan dititrasi dengan KOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu yang tidak hilang sedikitnya selama 15
detik.
24
Bilangan Asam =
W N
T 1
, 56
Asam Lemak Bebas =
W N
T 10
282
Dimana : T
= Jumlah KOH untuk titrasi ml
N =
Normalitas larutan KOH 56,1 =
Bobot molekul KOH 282 =
Bobot molekul asam lemak dominan BM asam oleat = 282 W =
Bobot cuplikan atau contoh gram
Bilangan Iod SNI 01-1677-1989
Timbang ±1 gram sampel minyak dimasukan ke dalam eriemeyer 500 ml, kemudian ditambahkan 20 ml larutan carbon tetrachlorida dan 25 ml larutan wijs dengan menggunakan pipet
volumetrik, kocok hingga tercampur sempurna. Eriemeyer kemudian ditutup dan disimpan ditempat gelap selama 30 menit pada suhu 25°C ± 5°C. Ke dalam larutan kemudian ditambahkan 25 ml larutan
KI 20 dan 100 ml air suling. Kemudian eriemeyer segera ditutup. Larutan dikocok dan dititer dengan larutan Na
2
S
2 3
0,1 N hingga warna kuning hilang. Tambahkan 1-2 tetes indikator kanji, titrasi sehingga warna biru hilang.
Bilangan Iod =
M
V V
N 1
69 ,
12
Keterangan : V
= Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi blangko ml V
1
= Volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N yang diperlukan untuk titrasi sampel ml N
= Normalitas larutan volume Na
2
S
2
O
3
0,1 N M
= Bobot contoh g
Rendemen Minyak
Timbang biji jarak pagar ±200 gram kemudian dihancurkan dengan menggunakan crusher. Tanaman biji jarak yang telah dihancurkan kenudian biji yang telah halus dikempa menggunakan alat pengepres hidrolik yang
dilengkapi dengan pemanas. Suhu pemanas diatur 100-110 C. Pengempaan dilakukan selama 20 menit. Timbang
minyak yang dihasilkan dari pengempaan biji jarak pagar. Rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara minyak hasil pengepresan terhadap bobot biji seperti pada persamaan berikut.
Rendemen Minyak =
100
B A
Keterangan : A = minyak hasil pengepresan
B = bobot biji gram
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN