11
pertanian yang akan disimpan yaitu karung, silo, kotak kayu besar, keranjang bambu, tenong, tong, gentong, kaleng, kantong kedap udara, dan box. Jenis kemasan yang digunakan harus sesuai dengan
komoditi hasil pertanian Imdad dan Nawangsih, 1995. Karung sudah sejak lama banyak dipergunakan untuk mengemas berbagai produk pertanian,
misalnya biji-bijian. Pengemasan dengan karung lebih praktis dan luwes karena mudah penanganannya. Berdasarkan bahan pembuatannya, karung dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu karung terbuat dari goni, serat plastik dan bahan kain Imdad dan Nawangsih, 1995. Pengemasan dengan berbagai jenis plastik sudah cukup lama dikenal, diantaranya adalah
plastik jenis Polietilen PE, Polipropilen PP dan Polikarbonat PC. Penggunaan plastik untuk kemasan makanan cukup menarik karena sifat-sifatnya yang menguntungkan, seperti luwes mudah
dibentuk, mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti wadah Iogam, serta mudah dalam penanganannya Syarief et al., 1989. Jenis dan sifat produk plastik sangat tergantung
pada monomer-monomer yang menyusunnya. Beberapa jenis plastik diantaranya adalah Polietilen PE, Polipropilen PP, Polikarbonat PC dan lain-lain.
2.7.1 Polietilen PE
Polietilen dibuat dengan proses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh sebagai hasil samping industri arang dan minyak. Polietilen merupakan jenis plastik yang yang paling banyak
digunakan dalam industri karena sifat-sifatnya yang mudah dibentuk, tahan terhadap berbagai bahan kimia, penampakannya jernih dan muda digunakan sebagai laminasi Syarief eta., 1989. Polietilen
diklasifikasikan berdasarkan densitasnya yaitu dibagi atas polietilen densitas rendah LDPE, polietilen densitas menengah MDPE dan polietilen densitas tinggi HDPE. Plastik LDPE baik
terhadap daya rentang, kekuatan retak, ketahanan putus, dan mampu mempertahankan kestabilannya hingga di bawah suhu -60°C. Jenis plastik ini memiliki ketahanan yang baik terhadap air dan uap air,
namun kurang terhadap gas Robertson, 1993. Menurut Harrington et al. 1970 kemasan yang terbuat dari LDPE memiliki ciri khas lembut, fleksibel dan mudah direntangkan, jernih, penahan uap
air yang baik namun bukan penahan oksigen yang baik, tidak menyebabkan aroma atau bau terhadap makanan, serta mudah di-seal. Briston et al. 1974 menyatakan titik leleh dari plastik LDPE yaitu 85
- 87 °C. Plastik MDPE lebih kaku daripada LDPE dan memiliki suhu leleh lebih tinggi dari LDPE, sedangkan plastik HDPE dihasilkan pada proses dengan suhu dan tekanan rendah 50 - 70°C, 10 atm.
Paling kaku diantara ketiganya, tahan terhadap suhu tinggi 120°C sehingga dapat digunakan untuk produk yang harus mengalami sterilisasi Syarief et al., 1989. Menurut Robertson 1993, HDPE
lebih tahan terhadap zat kimia dibandingkan dengan LDPE, dan memiliki ketahanan yang baik terhadap minyak dan lemak.
2.7.2 Polipropilen PP
Polipropilen termasuk jenis olefin dan merupakan polimer dari propilen dengan sifat utama ringan dan mudah dibentuk, kekuatan tarik lebih mudah daripada polietilen, tidak mudah sobek
sehingga mudah untuk penanganan dan distribusi, tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak serta pada suhu tinggi akan bereaksi dengan benzene, tolen, terpentin dan asam nitrat Syarief et al., 1989.
Menurut Buckle et al., 1985, polipropilen lebih kaku, kuat dan ringan daripada polietilen dengan daya tembus uap air yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi
dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilap mempunyai daya tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik. Anonim 1982, menyebutkan bahwa polipropilen
mempunyai densitas 0,99 gcm
3
dengan permukaan halus, lebih mengkilap, mirip dengan polietilen
12
dalam penggunaanya, lebih tahan terhadap gas daripada polietilen Menurut Hanlon 1973, polipropilen mempunyai sifat permeabilitas gas sedang, sehingga tidak cocok untuk kemasan yang
peka terhadap oksigen, dan mempunyai permeabilitas terhadap uap air yang rendah. Polipropilen mempunyai ketahanan kimia yang mirip dengan HDPE, tetapi ketahanan terhadap lemak dan minyak
lebih baik. Untuk memperbaiki sifat-sifatnya, polipropilen dapat dimodifikasi menjadi OPP oriented
polypropylen jika dalam proses pembuatannya ditarik saru arah atau BOPP biaxially oriented polypropylene jika ditarik dari dua arah. Syarief et al., 1989. Kemasan Polipropilena mengarah
pada orientasi yang menghasilkan kemasan yang lebih kuat, lebih cerah dan meningkatkan ketahanan terhadap uap air.
Perlidungan produk dari pengaruh lingkungan seperti gas dan uap tergantung pada integritas kemasan dan permeabilitas. Sedangkan proses gas dan uap melewati suatu bahan kemasan biasa
terjadi melalui pori-pori, sesuatu yang terbuka dan perbedaan konsentrasi Hanlon, 1971.
2.8 Penyimpanan