UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihubungkan ke power supply dengan tegangan 200 V selama 55 menit sampai pewarna mencapai ujung gel.
Visualisasi gel menggunakan coomassie briliant blue selama semalam dan digoyangkan dengan alat penggoyang shaker. Selanjutnya, gel dicuci
sebanyak dua kali dengan menggunakan larutan destaining masing-masing selama 15 menit. Setelah pita terlihat, gel dicuci dengan aquades.
Identifikasi dan analisis SDS PAGE membandingkan antara pita protein yang telah dipisahkan sebelumnya dengan protein standar. Bobot
molekul dari masing-masing protein ditentukan dengan cara menghitung nilai Rf dari masing-masing pita protein yang tampak. Kemudian dibuat
kurva standar hubungan antara log BM dengan Rf dari protein standar sehingga nilai BM protein sampel dapat dihitung.
3.3.5 Analisis Asam Amino Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam
Analisis asam amino dilakukan di Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech Bogor.
Sebelum dianalisis, preparasi sampel dilakukan dengan cara: sebanyak 0,1 - 0,5 gram ekstrak ampas biji jinten hitam ditimbang lalu
ditambahkan 5 mL HCl 6 N, vortex kemudian ditambahkan gas nitrogen dan dihidrolisis pada suhu 110
selama 22 jam. Hidrolisat yang diperoleh didinginkan pada suhu kamar, lalu dipindahkan ke labu ukur 100 ml,
kemudian ditambahkan aquabidest sampai tanda batas. Lalu disaring dengan filter 0,45µm. Pipet 500 µl filtrat lalu tambahkan 40 µL AABA ± 460 µl
aquabidest. Pipet 10 µl larutan kemudian tambahkan 70 µl AccQ-Fluor Borate, vortex. Tambahkan 20 µl reagen fluor A, vortex, diamkan 1 menit.
Inkubasi selama 10 menit pada suhu 55 C, lalu suntikan pada HPLC.
Dengan kondisi kromatografi menggunakan kolom C18, temperatur 37 C,
fase gerak asetonitril 60, detektor fluorescence, laju alir 1 mlmenit dan volume penyuntikan 5µl.
Konsentrasi asam amino dapat dihitung sebagai berikut:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
AA mg100 gram =
Keterangan:
Area komponen sampel = area asam amino sampel
Cstd = Konsentrasi standar
BM
= Berat Molekul
FP = Faktor pengenceran sampel
Area komponen satndar = Area asam amino standar
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Determinasi Biji Jinten Hitam
Sampel biji jinten hitam yang diperoleh dari PT. Lantabura International, Depok, Jawa Barat, dideterminasi di Herbarium Bogoriense,
Puslit Biologi Bidang Botani LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat, menunjukkan bahwa jenis sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
benar biji jinten hitam Nigella sativa Linn. dengan family suku Ranunculaceae.
Tujuan dilakukan
determinasi adalah
untuk mengidentifikasi simplia. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 5.
4.2 Ekstraksi Protein Ampas Biji Jinten Hitam
Ampas biji jinten hitam memiliki ukuran partikel 40 mesh, bau aromatik, rasa pedas dan pahit. Proses ekstraksi yang dilakukan terhadap
ampas biji jinten hitam menggunakan pelarut PBS Phosphate Buffer Saline pH 7,2 kemudian disentrifuge pada kecepatan 10.000 rpm, pada
suhu 4 C selama 30 menit. Menurut Janson dan Ryden 1998 masalah
utama dalam hal ekstraksi protein adalah dapat mengeluarkan protein dari dalam sel tanpa terdegradasi atau terdenaturasi dan tidak kontaminasi
sehingga hal tersebut dapat diatasi dengan pemilihan medium ekstraksi yang tepat, waktu persiapan cepat dan pada kondisi temperatur yang rendah.
Adapun sentrifuge digunakan untuk memisahkan protein berdasarkan berat molekul. Ekstraksi dilakukan menggunakan PBS Phosphate Buffer Saline
pH 7,2 karena buffer ekstraksi yang ideal untuk target protein biasanya antara pH 7,0 dan pH 8,5 hal ini bertujuan untuk membantu kestabilan
target protein atau menghalangi dari aktivitas protein yang tidak dikehendaki Bonner, 2007.
Dari hasil ekstraksi sebanyak 10 gram serbuk ampas biji jinten hitam diperoleh ekstrak cair 14,01 gram sehingga diperoleh rendemen ekstrak
sebesar 140,1 .