UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
30 akrilamid, 0,8 bisakrilamid, buffer Tris-HCL 1,5 M pH 8,8, buffer Tris-HCL 0,5 M pH 6,8, larutan 10 ammonium persulfat, larutan 10
wv SDS, TEMED tetramethylethylenediamine, sample buffer, buffer elektroforesis, metanol,
AccQ•Tag Reagen Kit dari Waters Milford, Massachusetts, USA. Reagen kit terdiri dari Waters AccQ-Tag. Fluor
Borate Buffer, Waters AccQ•Tag Fluor Reagen serbuk 6-aminoquinolil-N- hidroksi-succinimidil karbamat
–AQC, Waters AccQ•Tag Fluor Reagen Diluent, dan Hidrolisat Asam Amino Standar dari Waters tiap ampul
mengandung 2.5 mM campuran hidrolisat asam amino yaitu asam aspartat Asp, serin Ser, asam glutamat Glu, glisin Gly, histidin His, arginin
Arg, treonin Thr, alanin Ala, prolin Pro, tirosin Tyr, valin Val, metionin Met, lisin Lys, isoleusin Ile, leusin Leu, fenilalanin Phe,
triptofan, kecuali sistein Cys 1.25 mM, asetonitril grade HPLC, aquabidest.
3.3 Prosedur Penelitian .
3.3.1 Perolehan Simplisia
Bahan yang digunakan adalah ampas biji jinten hitam Nigella sativa Linn. yang diperoleh dari lempeng biji yang dihaluskan. Pembuatan ampas
dilakukan dengan menghaluskan lempeng menggunakan blender hingga diperoleh serbuk berukuran 40 mesh
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Protein Afrozul Haq et al., 1995
10 gram serbuk ampas biji jinten hitam di tambahkan 100 ml PBS Phosphate Buffer Saline pH 7,2 dan disentrifugasi pada 10.000 rpm
selama 30 menit pada suhu 4 C. Kemudian supernatan dikumpulkan sebagai
ekstrak larut dengan membuang lapisan berminyak dan pelet yang tidak larut.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.3 Pengukuran Kadar Protein dilakukan dengan Metode Lowry
Pengukuran kandungan protein ekstrak ampas biji jinten hitam Nigella sativa Linn. dilakukan di Laboratorium Terpadu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
a. Pembuatan Spektrum
Kuvet diisi dengan salah satu larutan protein standar dengan konsentrasi 200 ppm. Larutan blanko disiapkan dengan menggunakan
aquades. Absorban larutan dibaca pada kisaran panjang gelombang 400-800 nm dengan interval 5 mm. Pada setiap interval panjang gelombang diukur
dengan larutan standar dan blanko. Dibuat kurva hubungan panjang gelombang dengan absorbans standar terkoreksi. Panjang gelombang yang
tepat untuk larutan tersebut kemudian ditentukan dan digunakan untuk pengukuran selanjutnya.
b. Pembuatan kurva kalibrasi
Dibuat larutan stok BSA konsentrasi 1000 ppm dengan menimbang serbuk BSA sebanyak 50 mg kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak
50 ml. Kemudian dilakukan pengenceran dengan seri konsentrai 0, 40, 80, 120, 160, 200 ppm.
Sebanyak 1000 µl larutan protein standar BSA dengan seri pengenceran konsentrasi 0, 40, 80, 120, 160, 200 ppm. Larutan standar
dimasukkan kedalam tabung. Campuran 50:1 Na
2
CO
3
2 dalam NaOH 0,1 N dan larutan CuSO
4
0,5 dalam larutan Na.K tartrat 1 disiapkan. Kemudian campuran tersebut ditambahkan sebanyak 5 ml ke dalam larutan
standar dan dibiarkan selama 10 menit, lalu ditambahkan 0,5 ml pereaksi folin-ciocalteau, kocok dan dibiarkan selama 30 menit. Absorbannya di ukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 737,5 nm.
c. Pengukuran kadar protein ekstrak ampas biji jinten hitam
Sebanyak 20 µl ekstrak ampas biji jinten hitam diencerkan sampai 1000 µl pengenceran 50 kali. Sampel dimasukkan kedalam tabung.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Campuran 50:1 larutan Na
2
CO
3
2 dalam NaOH 0,1 N dan larutan CuSO
4
0,5 dalam larutan Na.K tartrat 1 disiapkan. Kemudian campuran tersebut ditambahkan sebanyak 5 ml ke dalam larutan sampel dan dibiarkan
selama 10 menit, lalu ditambahkan 0,5 ml pereaksi folin-ciocalteau, kocok dan dibiarkan selama 30 menit. Absorbannya di ukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 737,5 nm.
3.3.4 Analisis Profil Protein Ekstrak Ampas Biji Jinten Hitam