Karakteristik Hujan HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

24 sebanyak 8 bulan yakni pada periode bulan Januari – Mei dan periode Oktober – Desember. Sedangkan musim kering ditemukan sebanyak 4 bulan, yakni pada periode bulan Juni – September. Curah hujan yang jatuh di lokasi penelitian tergolong kedalam pola hujan monsun yakni terdapat satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun. Grafik curah hujan bulanan Gambar 5 yang membentuk pola huruf V merupakan salah satu karakteristik pola hujan monsun yang dipengaruhi oleh angin monsun. Seperti yang telah dikemukakan oleh Tukidi 2010 bahwa tipe monsun dipengaruhi oleh angin laut dalam skala yang sangat luas dan dicirikan oleh adanya perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan kemarau dalam setahun dan hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun.

4.3. Karakteristik Hujan

Menurut Dariah et al. 2003 faktor-faktor hujan yang menentukan kekuatan erosivitas hujan terhadap tanah, jumlah aliran permukaan dan besarnya erosi adalah jumlah curah hujan, intensitas, distribusi, dan indeks erosivitas hujan EI 30 . Hasil pengamatan data hujan Stasiun Klimatologi Citeko menunjukkan bahwa curah hujan total di lokasi penelitian periode Desember 2010 – Desember 2011 tergolong tinggi yakni sebesar 2.627,3 mm Tabel 2. Curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 sebesar 391,5 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 28 hari dan curah hujan bulanan terendah ditemukan pada bulan Agustus 2011 sebesar 14,3 mm dengan hari hujan sebanyak 4 hari Tabel 2. Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa distribusi curah hujan tertinggi musim penghujan berada pada periode bulan Januari – Mei dan Oktober – Desember, serta periode curah hujan rendah musim kering ditemukan pada bulan Juni – September Tabel 2. Terlihat bahwa periode musim hujan dan periode musim kering yang terjadi pada lokasi penelitian telah mengalami pergeseran waktu dibandingkan periode musim hujan pada sebagian wilayah barat di Indonesia yang biasanya ditemukan pada bulan September – Februari dan musim kering pada bulan Maret – Agustus Handoko, 1993 . Dinamika perubahan jumlah dan waktu hujan harian di lokasi penelitian mempengaruhi hasil analisis I 30 . Hasil analisis I 30 terhadap data curah hujan 25 Stasiun Klimatologi Citeko periode Desember 2010 – Desember 2011 menujukkan bahwa I 30 total yakni sebesar 245,33 cm jam -1 . Selain itu, I 30 bulanan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 sebesar 34,57 cm jam -1 dan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 1,23 cm jam -1 Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Hujan Desa Citeko Periode Desember 2010 – Desember 2011 Bulan Curah Hujan mm Hari Hujan I 30 cm jam -1 EI 30 ton-m ha -1 Desember 208,0 22 24,47 96,19 Januari 391,5 28 34,57 299,19 Februari 245,5 16 22,21 143,88 Maret 222,7 23 21,93 75,82 April 261,5 27 28,43 174,13 Mei 281,9 22 28,43 189,89 Juni 131,8 9 9,77 79,74 Juli 19,3 8 2,17 3,12 Agustus 14,3 4 1,23 2,01 September 64,2 9 8,91 23,91 Oktober 171,5 14 19,83 115,71 November 309,9 27 22,93 263,03 Desember 309,6 20 20,45 244,48 Total 2.627,3 230 245,33 1711,1 Data didapatkan dari pias hujan hasil pengukuran penakar hujan otomatis Hellman Stasiun Pengamatan Klimatologi Pos Polusi Udara Cibeureum, Kecamatan Cisarua tahun 2010 – 2011. Selain jumlah dan I 30 , erosivitas hujan EI 30 merupakan mekanisme paling penting dari faktor hujan dalam mempengaruhi tingkat erosi suatu tanah. Erosivitas hujan merupakan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau menyebabkan erosi pada suatu tanah. Daya erosivitas yang dihasilkan hujan berasal dari energi kinetik yang terjadi saat hujan turun Arsyad, 2006. Tabel 2 menunjukkan bahwa erosivitas EI 30 tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 yakni sebesar 299,19 ton-m ha -1 . cm jam -1 dan terendah terjadi pada bulan Agustus 2011 sebesar 2,01 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Secara umum terlihat bahwa peningkatan curah hujan sejalan dengan peningkatan hasil analisis EI 30 . Namun ternyata Tabel 2 juga menunjukan bahwa peningkatan curah hujan CH harianbulanan pada waktu tertentu tidak selalu berkorelasi linear terhadap peningkatan nilai erosivitasnya. Hal demikian terlihat pada hasil analisis erosivitas hujan pada bulan Maret 2011 Tabel 2. Jika dibandingkan dengan CH bulan Juni 26 2011 dan Oktober 2011, CH bulanan pada bulan Maret memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan CH bulanan pada bulan Juni dan Oktober yakni dengan nilai berturut-turut 222,7; 131,8; dan 171,5 mm. Namun dengan CH bulanan yang lebih tinggi, justru erosivitas hujan bulanan pada bulan Maret bernilai lebih kecil daripada erosivitas bulanan pada bulan Juni dan Oktober yakni dengan nilai erosivitas berturut-turut sebesar 75,82; 79,74; dan 115,71 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Hal demikian mungkin disebabkan oleh hujan pada bulan Maret 2011 yang sering terjadi pada intensitas tinggi namun dalam waktu yang sangat singkat Tabel Lampiran 2. Hujan pada kondisi demikian tidak termasuk kedalam kategori perhitungan EI 30 yang menggunakan intensitas hujan harian ≥ 30 menit waktu kejadian hujan, sehingga memperkecil hasil perhitungan analisis erosivitas hujan pada bulan Maret 2011. Hasil analisis erosivitas hujan pada Tabel Lampiran 2 menunjukkan bahwa erosivitas hujan harian tertinggi terjadi pada bulan Desember 2010, Januari 2011, Februari 2011, dan Maret 2011 yakni pada tanggal 15 Desember, 9 Januari, 27 Februari, dan 17 Maret dengan nilai erosivitas berturut-turut 42,59; 100,85; 60,54, dan 10,05 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Erosivitas harian tertinggi pada bulan April 2011, Mei 2011, Juni 2011, Juli 2011 terjadi pada tanggal 22 April, 7 Mei, 28 Juni, dan 19 Juli dengan nilai erosivitas berturut-turut 53,33; 55,91; 57,34; 2,56 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Erosivitas harian tertinggi pada bulan Agustus 2011, September 2011, Oktober 2011, November 2011, Desember 2011 terjadi pada tanggal 30 Agustus, 17 September, 29 Oktober, 17 November, 27 Desember dengan nilai erosivitas berturut-turut 2,01; 10,42; 43,56; 94,9; 139,72 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Erosivitas harian terendah pada bulan Desember 2010, Januari 2011, Februari 2011, dan Maret 2011 terjadi pada tanggal 9 Deesember 2010, 30 Januari, 2 Februari, 28 Maret dengan nilai erosivitas berturut-turut 0,01; 0,0017; 0,31; 0,015 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Erosivitas harian terendah pada bulan April 2011, Mei 2011, Juni 2011, Juli 2011 terjadi pada tanggal 13 April, 8 Mei, 29 Juni, dan 20 Juli dengan nilai erosivitas berturut-turut 0,004; 0,028; 0,161; 0,0017 ton-m ha -1 , cm jam -1 . Erosivitas harian terendah pada bulan Agustus 2011, September 2011, Oktober 2011, November 2011, dan Desember 2011 terjadi pada tanggal Agustus tidak ada, 19 September; 30 Oktober; 4 November; 20 27 Desember, dengan nilai erosivitas berturut-turut 0,085; 0,29; 0,0046; 0,007 ton-m ha -1 , cm jam -1 Tabel Lampiran 2.

4.4. Sifat Fisik Tanah