Infiltrasi Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

31 kelembaban udara rata-rata bulanan sebesar 83,7 Tabel Lampiran 3. Kondisi tersebut akan semakin memperbesar cadangan bahan organik tanah di perkebunan teh akibat minimnya aktifitas dekomposisi oleh mikroorganisme tanah .

4.5. Infiltrasi Tanah

Infiltrasi tanah merupakan salah satu parameter untuk mengamati kemampuan tanah dalam meresapkan air. Infiltrasi tanah biasanya dinyatakan dalam kapasitas infiltrasi tanah. Menurut Arsyad 2006 kapasitas infiltrasi merupakan kemampuan tanah dalam meresapkan air melalui permukaan tanah per satuan waktu dan biasanya dinyatakan dalam satuan cm jam -1 . Hasil Pengukuran infiltrasi tanah lapang pada ketiga petak pengukuran disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 menunjukkan bahwa tanah pada petak pengukuran T1, T2, dan T3 memiliki nilai kapasitas infiltrasi cm jam -1 yakni berturut-turut sebesar 38, 40, dan 34. Perbedaan nilai infiltrasi tanah pada ketiga petak pengamatan disebabkan oleh perbedaan sifat fisik tanah terutama tekstur dan struktur tanah. Tabel 5. Kapasitas Infiltrasi Tanah pada Ketiga Petak Pengukuran Petak Kapasitas Infiltrasi Konstan cm jam -1 Klasifikasi Infiltrasi Kohnke, 1968 T1 38 sangat cepat T2 40 sangat cepat T3 34 sangat cepat Rata-rata 37,3 sangat cepat Keterangan : T1 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 1 tahun T2 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 3 tahun T3 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 4 tahun . Tanah pada petak ukur T2 memiliki nilai kapasitas infiltrasi paling tinggi dibanding petak lainnya yakni sebesar 40 cm jam -1 . Hal demikian disebabkan oleh pengaruh tekstur tanah pada petak T2. Jika dibandingkan dengan petak T3, tekstur tanah pada petak T2 lebih didominasi oleh fraksi pasir baik pada lapisan atas maupun lapisan bawah sedangkan petak T3 didominasi oleh fraksi debu Tabel 3. Sedangkan nilai infiltrasi pada petak T1 yakni sebesar 38 cm jam -1 dan nilai tersebut dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik sisa pemangkasan teh. 32 Pada pengukuran infiltrasi lapang, tanah pada petak T2 dengan tekstur dominan berpasir membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai infiltrasi konstan dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan pada tanah petak T3 dengan tekstur dominan debu Tabel Lampiran 4. Menurut Wuest et al. 2006 bahwa infiltrasi tanah berkorelasi positif dengan peningkatan partikel kasar tanah dan berkorelasi negatif dengan pertambahan partikel baik tanah. Tanah berpasir memiliki makropori lebih banyak daripada tanah berliat dan makropori menghantarkan air lebih cepat daripada mikropori. Disamping itu, menurut Musgrave dan Holtan 1964, tanah-tanah yang didominasi oleh liat umumnya banyak mengandung bahan koloid dan apabila tanah tersebut mengalami pembasahan, maka ikatan antar butir akan semakin lemah sehingga butir-butir tanah dengan mudah lepas satu sama lain dan akan menutup pori-pori di permukaan tanah. Hal inilah yang menyebabkan laju infiltrasi tanah bertekstur liat lebih rendah dibandingkan dengan tanah bertekstur pasir. Menurut klasifikasi kapasitas infiltrasi yang telah dikemukakan oleh Kohnke 1968 Tabel Lampiran 5, nilai kapasitas infiltrasi tanah pada ketiga petak pengukuran masuk kedalam kategori klasifikasi sangat cepat.

4.6. Aliran Permukaan dan Erosi