Sifat Fisik Tanah HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

27 Desember, dengan nilai erosivitas berturut-turut 0,085; 0,29; 0,0046; 0,007 ton-m ha -1 , cm jam -1 Tabel Lampiran 2.

4.4. Sifat Fisik Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan lapang terhadap tanah di lahan Perkebunan Teh Gunung Mas, ditemukan perbedaan sifat fisik yang begitu jelas antara tanah lapisan atas dan bawah. Oleh karena itu, analisis sifat fisik tanah dilakukan pada tanah lapisan atas dan bawah untuk mengetahui perbedaan sifat fisik tanah dari kedua lapisan. Hasil pengukuran nilai pF pada masing-masing tanah ketiga petak ukur tertera pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa tanah lapisan atas pada petak T3 dan T2 memiliki kadar air kapasitas lapang pF 2,54 lebih besar dibandingkan dengan tanah lapisan bawahnya dengan nilai berturut-turut 51,5 50,97 dan 44,82 33,40. Sedangkan pada petak pengukuran T1 nilai KAL tanah lapisan bawah lebih besar dari lapisan bawah yakni 54,97 45,68 . Kondisi iklim perkebunan teh yang lembab membuat nilai air kapasitas lapang yang ditemukan tergolong cukup besar yakni berada pada kisaran 30 – 55 Gambar 6. Gambar 6. Kurva pF Tanah Lapisan Atas a dan Bawah b pada Ketiga Petak Ukur Menurut Blanco dan Lal 2008 kelembaban udara yang tinggi berasosiasi dengan kadar air tanah yang lebih tinggi sehingga semakin mempertahankan 28 kadar air tanah. Selain itu, kadar air lapang titik layu permanen pada ketiga petak pengamatan berada pada kisaran 20 – 35 baik tanah lapisan atas maupun bawah. Hasil penentuan nilai kadar air pF 1; 2; 2,54 dan 4,2 pada masing-masing tanah petak ukur juga digunakan untuk menetapkan distribusi ukuran pori yang terdiri dari : pori drainase, pori pemegang air, dan air tersedia pada tanah di lahan penelitian. Porositas total didapatkan dari perbandingan antara bobot isi BI dan Kerapatan Jenis Tanah KJP, sedangkan pori drainase didapatkan dari selisih antara porositas total tanah dengan kadar air -volume pada pF 2,54. Air tersedia didapatkan dari selisih antara kadar air pada pF 2,54 dengan pF 4,2. Hasil penetapan porositas total tanah di ketiga petak ukur tertera pada Tabel 3. Hasil menunjukkan bahwa tanah pada petak T1 dan T3 memiliki porositas total lebih besar dibandingkan dengan petak T2. Hal demikian disebabkan oleh perbedaan tekstur pada masing-masing tanah di ketiga petak ukur. Tekstur tanah petak T1 dan T3 didominasi oleh fraksi debu sedangkan petak T2 didominasi oleh fraksi pasir Tabel 3. Menurut Blanco dan Lal 2008 tanah dengan tekstur dominan berpasir memiliki persentase pori makro yang lebih tinggi daripada pori mikro sedangkan pada tanah berdebu atau berliat, ruang pori lebih didominasi oleh ruang pori mikro yang jumlah persentase totalnya lebih banyak daripada pori makro. Tabel 3 juga menunjukkan hasil analisis tekstur tanah lapisan atas dan bawah di ketiga petak ukur. Hasil menunjukkan bahwa pada petak T1, tektur tanah lapisan atas didominasi oleh fraksi pasir sebesar 66,6 dan tanah lapisan bawah didominasi oleh fraksi debu sebesar 79,3 . Pada petak T2, tekstur tanah lapisan atas dan bawah didominasi oleh fraksi pasir dengan nilai berturut-turut 61,60 dan 69,60 . Sedangkan tekstur tanah lapisan atas dan bawah pada petak T3 didominasi fraksi debu dengan nilai berturut –turut 51,7 dan 84,8 . Perbedaan relatif komposisi persen pasir tekstur tanah lapisan atas dan lapisan bawah pada petak pengamatan berpengaruh pada gerakan perkolasi air di dalam tanah dan berimplikasi pada besarnya nilai aliran permukaan dan erosi tanah. 29 Tabel 3. Karakteristik Tanah di Ketiga Petak Pengukuran Aliran Permukaan dan Erosi Tanah Karakteristik Tanah Petak T1 Petak T2 Petak T3 Atas Bawah Atas Bawah Atas Bawah Porositas Porositas Total -volume 64,5 67,9 65,3 60 68,3 71.3 Pori Dainase -volume 18,82 12,93 30,48 20,99 16,8 16,48 Pori Pemegang Air -volume 45,68 54,97 34,82 33,40 51,5 50,97 Air Tersedia -volume 18,24 19,94 14,42 11 18,05 19,94 Tekstur Pasir 50 µm-2 mm 66,60 5,50 61,60 69,60 20,40 3,40 Debu 2-50 µm 19,00 79,30 22,20 24,40 51,70 84,80 Liat Kasar 0,2-2 µm 4,50 3,70 8,20 1,70 7,50 4,10 Liat Halus 0,2 µm 9,90 11,50 8,00 4,30 20,40 7,70 Kelas Tekstur USDA Lempung Berpasir Lempung Berdebu Lempung Berpasir Lempung berpasir Lempung Berdebu Lempung Berdebu Bobot Isi grcm 3 0,94 0,85 0,92 1,06 0,84 0,76 C-organik 3,60 0,66 2,65 4,25 3,22 3,27 Keterangan : T1 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 1 tahun T2 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 3 tahun T3 : petak pengamatan erosi teh umur pangkas 4 tahun Atas : tanah lapisan atas 0 – 15 cm Bawah : tanah lapisan bawah 15 – 35 cm Menurut Arsyad 2006, sifat lapisan bawah tanah yang menentukan kepekaan erosi tanah adalah permeabilitas lapisan bawah. Permeabilitas ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah. Tanah yang lapisan bawahnya berstruktur granular dan permeabel kurang peka erosi dibandingkan dengan tanah yang lapisan bawahnya padat dan permeabilitasnya rendah. Hasil pengukuran permeabilitas tanah pada ketiga petak ukur tertera pada Tabel 4. Tabel 4 menunjukkan bahwa tanah lapisan atas petak T2 menghasilkan permeabilitas tertinggi dibandingkan petak lainnya yakni sebesar 65,64 cm jam -1 . Sedangkan nilai permeabilitas tanah lapisan atas petak T1 dan T3 bernilai lebih kecil daripada petak T1 yakni berturut-turut sebesar 25,17 cm jam -1 dan 27,18 cm jam -1 Tabel 4. Nilai permeabilitas yang tinggi pada petak T2 disebabkan oleh tekstur tanah yang didominasi oleh fraksi pasir sehingga porositas total tanah sebagian besar terdiri dari pori makro. Menurut Blanco dan Lal 2008, tanah berpasir juga memiliki kemampuan meloloskan air yang tinggi dibandingkan 30 dengan tanah berdebu atau berliat. Hal tersebut dikarenakan tanah berpasir didominasi oleh pori makro yang merupakan pori meloloskan air. Berdasarkan klasifikasi permeabilitas tanah menurut Uhland dan O’Neal 1951, bahwa tanah lapisan atas pada ketiga petak ukur tergolong dalam kelas permeabilitas sangat cepat dan tanah lapisan bawah tergolong klasifikasi agak cepat Tabel 4. Tabel 4. Permeabilitas Tanah Ketiga Petak Ukur Petak Lapisan Tanah Permeabilitas Tanah cm jam -1 Klasifikasi Permeabilitas Uhland dan O’Neal, 1951 T1 Atas 25,17 Sangat cepat Bawah 10,47 Cepat T2 Atas 65,64 Sangat cepat Bawah 6,89 Cepat T3 Atas 27,18 Sangat cepat Bawah 7,47 Cepat Lapisan tanah atas : kedalaman tanah 0 – 15 cm Lapisan tanah bawah : kedalaman tanah 15 – 35 cm Hasil analisis sifat fisik tanah pada Tabel 3 juga menunjukkan bahwa kadar C organik pada ketiga petak pengamatan baik tanah lapisan atas maupun bawah tergolong tinggi dengan nilai 2,5 kecuali pada tanah lapisan bawah petak T1 yakni sebesar 0,66 . Kecilnya kadar bahan organik pada tanah lapisan bawah petak T1 mungkin disebabkan oleh minimnya suplai bahan organik dari tanah lapisan atas. Selain ditentukan oleh sifat genesis dan pedogenesis, keberadaan bahan organik juga sangat mempengaruhi karakteristik dan perubahan sifat fisik tanah pada suatu lahan. Menurut Dariah 2004 bahan organik sangat berperan pada proses pembentukan dan pengikatan serta penstabilan agregat tanah. Tingginya cadangan bahan organik pada lokasi penelitian dipengaruhi aktifitas pengembalian bahan organik yang tinggi baik dari sisa pemetikkan atau dari sisa pemangkasan. Selain input tinggi, tingginya kandungan bahan organik pada lahan penelitian juga disebabkan oleh pengaruh suhu udara yang terbilang rendah pada lokasi penelitian. Menurut data yang didapatkan dari BMKG Citeko, perkebunan teh Afdeling Cikopo Selatan berada pada ketinggian 920 m, memiliki suhu rata-rata maksimum 24,8 C dan rata-rata minimum 18,6 C dengan 31 kelembaban udara rata-rata bulanan sebesar 83,7 Tabel Lampiran 3. Kondisi tersebut akan semakin memperbesar cadangan bahan organik tanah di perkebunan teh akibat minimnya aktifitas dekomposisi oleh mikroorganisme tanah .

4.5. Infiltrasi Tanah