3 METODE
3.1 Bahan dan Alat
Baku  eksternal  3-MCPD  dan  baku  internal  3-MCPD-d
5
Fluka,  Sigma- Aldrich,  Phenylboronic  acid  PBA  untuk  derivatisasi  Sigma-Aldrich,  natrium
metoksida  untuk  transesterifikasi  Merck,  heksan  Merck,  etil  asetat  Merck, asam asetat glasial Merck, natrium klorida Merck, aseton Merck, methyl tert-
butyl  ether  MTBE  Sigma-Aldrich,  dan  sampel  minyak  goreng  sawit  yang diperoleh  dari  supermarket  dan  pasar  tradisional.  Instrumen  utama  yang
digunakan untuk analisis adalah GC-MS yang dilengkapi autosampler, instrumen penunjang yang digunakan antara lain penangas air dan vorteks.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian  ini  dibagi  dalam  3  tahap  kegiatan,  yaitu:  penentuan  modifikasi metode  analisis,  validasi  metode  analisis  3-MCPD  dan  esternya  dalam  minyak
goreng  sawit  secara  GC-MS  dan  analisis  3-MCPD  dan  esternya  dalam  minyak goreng sawit.
3.2.1 Penentuan Metode Analisis
Metode  analisis  yang  digunakan  adalah  metode  Wei haar  yang
dimodifikasi,  terdiri  dari  tiga  tahapan  yaitu  ekstraksi,  derivatisasi  dan  analisis dengan  menggunakan  kromatografi  gas-spektrometri  massa  GC-MS.  3-MCPD
dibebaskan dari 3-MCPD ester secara transesterifikasi dengan natrium metoksida dalam  metanol,  kemudian  diderivatisasi  dengan  PBA,  selanjutnya  3-MCPD
ditentukan  dengan  GC-MS.  3-MCPD-d
5
digunakan  sebagai  baku  internal. Modifikasi  dilakukan  pada  penggunaan  larutan  heksan  sebagai  pengekstraksi
menggantikan  isoheksan  dan  kondisi  penggunaan  GC-MS  Varian  320-MS  lihat parameter penggunaan GC dan MS.
Penyiapan larutan baku
Larutan baku  ekstrenal  disiapkan dengan menimbang secara seksama  lebih kurang  50  mg  3-MCPD,  dimasukkan  ke  dalam  labu  tentukur  100  mL  dan
dilarutkan dengan etil asetat sehingga diperoleh konsentrasi 0.5 mgmL atau 500 ppm.  Sebanyak  0.5  mL  larutan  stok  tersebut  dilarutkan  dengan  etil  asetat  dalam
labu  tentukur  20  mL  sehingga  didapatkan  konsentrasi  12.5  mgL.  Larutan  baku internal  disiapkan  dengan  melarutkan  25  mg  3-MCPD-d
5
,  dimasukkan  ke  dalam labu  tentukur  50  mL  dan  dilarutkan  dengan  etil  asetat  sehingga  diperoleh
konsentrasi  0.5  mgmL  atau  500  ppm.    Sebanyak  0.5  mL  larutan  stok  tersebut dilarutkan  dengan  etil  asetat  dalam  labu  tentukur  20  mL  sehingga  didapatkan
konsentrasi  12.5  mgL.  Sejumlah  baku  eksternal  dan  internal  dari  baku  antara ditambahkan kedalam sampel minyak goreng sawit hingga didapatkan konsentrasi
16
tertentu.  Sampel  didiamkan  pada  suhu  ruang  minimal  dua  jam  kemudian dilakukan preparasi seperti prosedur penyiapan larutan sampel.
Penyiapan larutan sampel
Preparasi  sampel  untuk  penetapan  3-MCPD  ester  dilakukan  dengan menggunakan  100  mg  sampel  minyak  goreng  sawit  yang  dimasukkan  ke  dalam
tabung kaca 10 mL bertutup ulir,  ditambahkan 0.5 mL campuran MTBE dan etil asetat 8:2, baku internal dengan kadar 0.13 mgL, dicampur dan dibiarkan pada
suhu  ruang sekurangnya 2 jam, kemudian ditambahkan 1 mL natrium metoksida 0.5  molL  dalam  metanol  HPLC  grade,  divorteks  selama  30  detik,  kemudian
didiamkan  pada  suhu  ruang  selama  10  menit,  selanjutnya  ditambahkan  3  mL heksan, 0.1 mL asam asetat glasial dan 3 mL natrium klorida 200 gL, divorteks
selama  30  detik.  Setelah  fase  organik  campuran  tersebut  dibuang,  pada  fase  air ditambahkan  3  mL  heksan  dan  kembali  fase  organik  dibuang.  Pada  fase  air
ditambahkan  250
L reagen penderivat 5 g PBA yang dilarutkan dalam 19 mL aseton  dan  1  mL  air,  tabung  ditutup  dan  panaskan  pada  suhu  80
o
C  dalam penangas air selama 20 menit. Setelah didinginkan pada suhu ruang, derivat siklik
fenilboronat dari 3-MCPD diekstrak dengan 3 mL heksan Wei haar et al. 2007.
Fase  organik  dipisahkan  dan  dianalisis  dengan  GC-MS  sesuai  parameter penggunaan.  Perlakuan  yang  sama  juga  dilakukan  untuk  penetapan  3-MCPD
bebas, namun tanpa penambahan natrium metoksida saat preparasi.
Parameter penggunaan GC
Kondisi penggunaan
Metode Wei haar
Metode Modifikasi
GCMS GC-MS Thermo Scientific
GC-MS  320-MS  Varians  yang dilengkapi autosampler
Kolom Rtx-5MS  30  m  x  0.25  mm  ID
x 0.25 m Restek, Varian
Rtx-5MS  30  m  x  0.25  mm  ID  x 0.25
m Restek, Varian Suhu injector
250
o
C 180
o
C Suhu oven
80
o
C  1  menit,  300
o
C dengan  laju  10
o
Cmenit  37 menit
60
o
C  1  menit,  90
o
C  dengan  laju  6
o
Cmenit  1  menit,    280
o
C  dengan laju 20
o
Cmenit 5 menit Gas pembawa
Helium Helium
Aliran kolom 0.8 mLmenit
1.2 mLmenit Penyuntikan
Splitless Rasio split 10
Volume penyuntikan
1 L
1 L
17
Parameter penggunaan MS
Kondisi penggunaan Metode Wei
haar Metode Modifikasi
Mode aquisition Selected Ion Monitoring SIM
Selected Ion Monitoring SIM Mode ionisasi
Electron impact EI Electron impact EI
Suhu interface -
280
o
C Suhu ion source
- 200
o
C mz
196, 201 analisis kuantitatif; 147, 150 kualifikasi
147, 150 analisis kuantitatif; 91, 93, 196, 201 kualifikasi
3.2.2 Validasi Metode Analisis
Parameter  validasi  yang  diuji  meliputi  linieritas  dan  rentang  kerjanya, spesifisitas,  presisi,  akurasi,  batas  deteksi  dan  kuantifikasi.  Identifikasi  puncak
ditentukan  dengan  melihat  waktu  retensi,  spektrum  dan  kromatogram  sampel spike  dengan  baku  pembanding  Codex  Stan  193-1995  2012;  AOAC  Official
Method Apendix E 2005; AOAC 2002; Eurachem 1998. Kuantifikasi dilakukan menggunakan kurva baku eksternal dengan delapan konsentrasi dan baku internal
dengan konsentrasi tetap yang ditambahkan kedalam sampel sampel spike.
Penyiapan larutan baku
Larutan  baku  eksternal  disiapkan  dengan  menimbang  secara  seksama sejumlah kurang lebih 50 mg 3-MCPD, dimasukkan ke dalam labu tentukur  100
mL  dan  dilarutkan  dengan  etil  asetat  sehingga  diperoleh  konsentrasi  0.5  mgmL atau  500  ppm.  Sebanyak  0.5  mL  larutan  baku  induk  tersebut  dilarutkan  dengan
etil asetat dalam labu tentukur 20 mL sehingga didapatkan konsentrasi 12.5 mgL. Larutan  baku  internal  disiapkan  dengan  melarutkan  25  mg  3-MCPD-d
5
, dimasukkan  ke  dalam  labu  tentukur  50  mL  dan  dilarutkan  dengan  etil  asetat
sehingga  diperoleh  konsentrasi  0.5  mgmL  atau  500  ppm.  Sebanyak  0.5  mL larutan  stok  tersebut  dilarutkan  dengan  etil  asetat  dalam  labu  tentukur  20  mL
sehingga  didapatkan  konsentrasi  12.5  mgL,  selanjutnya  larutan  baku  antara digunakan untuk pembuatan larutan baku kerja.  Larutan baku kerja dibuat dalam
satu  seri  dengan  konsentrasi  tertentu,  dengan  cara  menambahkan  larutan  baku antara  pada  volume  yang  telah  ditetapkan  ditambahkan  kedalam  100  mg  sampel
minyak  goreng  sawit.  Sampel  didiamkan  sekurangnya  selama  dua  jam  sebelum dilakukan preparasi dan pengujian seperti prosedur pada 3.3.1.
Parameter validasi
Parameter validasi tergantung pada aplikasi, uji sampel, tujuan dari metode, dan  pedoman  dalam  negeri,  internasional  atau  peraturan  yang    berlaku.  Untuk
metode  analisis  ini  parameter  validasi  yang  ditetapkan  adalah  linieritas,  presisi, akurasi,  spesifisitas,  batas  deteksi,  dan  batas  kuantitasi  Codex  Stan  193-1995
2012; AOAC Official Method Apendix E 2005; AOAC 2002; Eurachem 1998.
18
  Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan metode untuk merespon secara khusus analit
yang  ditentukan  tetapi  tidak  untuk  komponen  lain  dari  matriks,  namun  hanya sedikit metode yang benar-benar spesifik. Istilah ini lebih sering digunakan untuk
menyatakan  bahwa  parameter  spesifisitas  menunjukan  bahwa  metode  dapat digunakan untuk menentukan analit secara kuantitatif tanpa adanya gangguan, hal
ini dapat dilihat pada kromatogram puncak analit yang terpisah.
  Linieritas
Pada  penentuan  linieritas  digunakan  8  baku  eksternal  dengan  konsentrasi 0.01-0.34
gmL  dan  baku  internal  dengan  konsentrasi  0.13  mgL.  Linieritas dievaluasi dengan memetakan area daerah puncak yang merupakan rasio dari area
baku  eksternal  dan  baku  internal  terhadap  rasio  konsentrasi  baku  eksternal  dan baku  internal  dimana  umumnya  antara  keduanya  membentuk  hubungan  linier
yang dinyatakan dengan persamaan regresi dan koefisien korelasi r.
Persamaan regresi :  y  = bx + a y    =  rasio  luas  area  puncak  =  luas  area  puncak  baku  eksternal  3-  MCPDluas
area puncak baku internal 3-MCPD-d
5
x   = rasio konsentrasi = konsentrasi baku eksternal 3-MCPD konsentrasi baku internal 3-MCPD-d
5
  Akurasi
Akurasi  merupakan  kedekatan  antara  nilai  terukur  dan  nilai  diterima,  nilai benar  atau  nilai  referensi,  ditentukan  secara  rekoveri  dengan  penambahan  baku
eksternal  pada  atau  disekitar  konsentrasi  target,  uji  dilakukan  pada  satu konsentrasi dengan tujuh ulangan. Nilai rekoveri ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut:
Tabel 3.1  Batas rekoveri rata-rata pada matrik sampel Konsentrasi
Batas Rekoveri 100
98-101 10
95-102 1
92-105 0.1
90-108 0.01
85-110 10
gg ppm 80-115
0.1 gg ppm
75-120 10
gkg ppb 70-125
Sumber: AOAC 2002