Minyak Sawit Validation of The Modified Weihaar’s Method for the Determination of 3 Monochloropropane 1,2 Diol (3 MCPD) and Its Ester in Palm oil

18  Spesifisitas Spesifisitas adalah kemampuan metode untuk merespon secara khusus analit yang ditentukan tetapi tidak untuk komponen lain dari matriks, namun hanya sedikit metode yang benar-benar spesifik. Istilah ini lebih sering digunakan untuk menyatakan bahwa parameter spesifisitas menunjukan bahwa metode dapat digunakan untuk menentukan analit secara kuantitatif tanpa adanya gangguan, hal ini dapat dilihat pada kromatogram puncak analit yang terpisah.  Linieritas Pada penentuan linieritas digunakan 8 baku eksternal dengan konsentrasi 0.01-0.34 gmL dan baku internal dengan konsentrasi 0.13 mgL. Linieritas dievaluasi dengan memetakan area daerah puncak yang merupakan rasio dari area baku eksternal dan baku internal terhadap rasio konsentrasi baku eksternal dan baku internal dimana umumnya antara keduanya membentuk hubungan linier yang dinyatakan dengan persamaan regresi dan koefisien korelasi r. Persamaan regresi : y = bx + a y = rasio luas area puncak = luas area puncak baku eksternal 3- MCPDluas area puncak baku internal 3-MCPD-d 5 x = rasio konsentrasi = konsentrasi baku eksternal 3-MCPD konsentrasi baku internal 3-MCPD-d 5  Akurasi Akurasi merupakan kedekatan antara nilai terukur dan nilai diterima, nilai benar atau nilai referensi, ditentukan secara rekoveri dengan penambahan baku eksternal pada atau disekitar konsentrasi target, uji dilakukan pada satu konsentrasi dengan tujuh ulangan. Nilai rekoveri ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: Tabel 3.1 Batas rekoveri rata-rata pada matrik sampel Konsentrasi Batas Rekoveri 100 98-101 10 95-102 1 92-105 0.1 90-108 0.01 85-110 10 gg ppm 80-115 0.1 gg ppm 75-120 10 gkg ppb 70-125 Sumber: AOAC 2002 19 Akurasi dapat diterima jika nilai rekoveri memenuhi batasan yang tercantum seperti pada Tabel 3.1.  Presisi Presisi merupakan fungsi dari konsentrasi yang menyatakan kedekatan diantara serangkaian pengukuran beberapa sampel homogen. Presisi dilakukan oleh satu orang analis pada waktu tertentu terhadap beberapa sampel yang sama. Presisi diukur terhadap 7 sampel homogen dengan konsentrasi sama atau 7 kali ulangan yang masing-masing diukur 2 kali. Presisi metode analisis dinyatakan sebagai simpangan baku relatif RSD atau koefisien variasi KV. Standar deviasi SD ke 7 sampel tersebut dihitung untuk mendapatkan nila RSD dengan menggunakan rumus sebagai berikut: x = kadar tiap ulangan x = rata-rata kadar sampel n = jumlah ulangan Nilai simpangan baku relatif atau koefisien variasi akan meningkat dengan menurunnya konsentrasi analit. Horwitz telah melakukan kajian terhadap 3000 hasil analisis yang diambil dari studi kolaboratif AOAC dan memberikan hasil sebagai berikut : KV = ± 2 1-0,5 log C C = konsentrasi yang dinyatakan sebagai fraksi desimal misalnya untuk kadar C = 100, maka fraksi desimalnya = 100100 = 1 Hubungan koefisien variasi dan konsentrasi digambarkan sebagai kurva berupa terompet yang dinamakan kurva terompet Horwitz Gambar 3.1 dan Tabel 3.2. Nilai koefesian variasi dari percobaan dibandingkan terhadap koefesian variasi yang dihitung dari persamaan terompet Horwitz. Nilai perbandingan tersebut merupakan rasio Horwitz yang disebut HorRat, dengan persamaan sebagai berikut : HorRat = KV percobaan KV perkiraan KV = koefesien variasi 20 Sumber : Rivera et al. 2012 Gambar 3.1 Kurva terompet Horwitz Tabel 3.2 Nilai koefesien variasi Horwitz pada beberapa konsentrasi analit Konsentrasi analit Koefesian variasi 10 2.8 1 4.0 0.1 5.7 0.01 8.0 1 ppm 16 1 ppb 45 0.1 ppb 64 Sumber: Rivera et al. 2012 Presisi dapat dinyatakan memenuhi persyaratan jika memenuhi nilai koefesien variasi lebih kecil dari nilai 23 koefisien Horwizt atau jika nilai HorRat 0.5-2.  Batas deteksi Batas deteksi limit of detection, LoD adalah kuantitas terkecil dari analit yang memberikan tinggi puncak sinyal 3 kali noise. Pengujian dilakukan pada sampel spike dengan konsentrasi minimum yang masih dapat dideteksi dengan 10 ulangan. Nilai LoD ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: LoD = 3 x konsentrasi analit sinyalnoise 21  Batas kuantitasi Batas kuantitasi limit of quantitation, LoQ adalah kuantitas terkecil dari analit yang dapat ditentukan secara kuantitatif dengan presisi dan akurasi yang memenuhi syarat, umumnya memberikan tinggi puncak sinyal 10 kali noise. Pengujian dilakukan pada sampel spike dengan konsentrasi minimum yang masih dapat diukur dengan 10 ulangan. Nilai LoQ ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: LoQ = 10 x konsentrasi analit sinyalnoise

3.2.3 Analisis 3-MCPD dalam Minyak Goreng Sawit Komersial

Analisis 3-MCPD total, 3-MCPD dan 3-MCPD ester atau kadar setelah dilakukan hidrolisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang telah divalidasi. Pada tahap ini preparasi sampel minyak goreng sawit yang akan dianalisis mengikuti tahapan preparasi seperti pada validasi metode analisis 3.2.1. 3-MCPD ester dihitung sebagai selisih antara kadar 3-MCPD total dengan 3-MCPD. Analisis dilakukan sebanyak 6 ulangan. Sampel minyak goreng sawit komersial yang didapatkan dari pasar tradisional di daerah Jakarta Pusat dan Depok dianalisis sesuai dengan prosedur metode analisis tervalidasi. Jumlah sampel yang digunakan untuk analisis ini adalah sebanyak 11 sampel yang dilakukan sebanyak 2 ulangan. Analisis asam lemak bebas Sebanyak 10 g sampel minyak goreng sawit ditambahkan 50 ml alkohol 95 ke dalam erlenmeyer 150 ml. Erlenmeyer ditempatkan pada penangas air pada suhu 60-65 C selama 10 menit. Setelah itu erlenmeyer yang berisi contoh ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein 1 lalu dititrasi dengan NaOH 0.1N sampai terlihat warna merah muda permanen tidak hilang dalam 15 detik. Kemudian dihitung kadar asam lemak bebas dengan mengalikan volume NaOH yang terpakai dengan 0.05, hasilnya dilaporkan sebagai persen asam lemak bebas dari asam oleat AOAC official method 940.28 2005. Profil digliserida dan trigliserida Sampel minyak goreng sawit ditimbang teliti kurang lebih sebanyak 50 mg dan dimasukkan dalam vial kemudian ditambahkan 0.2 ml BSTFA bis trimethylsilil trifluoro acetamide dan 0.1 ml TMCS Trimethylchlorosilane dan 0.1 ml larutan baku internal n-tetradecana kemudian dikocok secara hati-hati dan dipanaskan pada suhu 70 o C selama 20 menit, setelah itu segera diinjeksikan ke GC-MS sebanyak 1 l. Dilakukan juga seperti diatas untuk larutan baku eksternalnya, puncak yang muncul diidentifikasi dengan membandingkan waktu retensi dari baku eksternal. Kromatografi gas yang digunakan dilengkapi dengan split injeksi dan FID dengan kondisi sebagai berikut; suhu kolom awal 50 o C dinaikkan menjadi 180 o C dengan kenaikan 15 o Cmenit, kemudian dinaikkan lagi menjadi 230 o C dengan kenaikan 7 o Cmenit dan dinaikkan lagi menjadi 380 o C, suhu detektor 390 o C, suhu injektor 390 o C, kecepatan gas pembawa 0.7 ml