27
pada  ion  mz  91  puncak  matriks  lebih  dominan,  pada  mz  196  walaupun  puncak matrik tidak tampak namun pada puncak analit terlihat ada gangguan pada kedua
sisinya  sehingga  bagian  bawah  puncak  terlihat  lebih  lebar  dan  luas  area puncaknya  lebih  kecil  dibandingkan  kedua  ion  yang  lain.  Berdasarkan  spektrum
dan kromatogram yang dihasilkan maka ion kuantitaf untuk 3-MCPD yang dipilih adalah  ion  mz  147  karena  memiliki  interferensi  paling  kecil  dan  luas  area
puncaknya  besar,  sementara  pemilihan  ion  kuantitatif  3-MCPD-d
5
ditentukan hanya  berdasarkan  besaran  luas  area  puncak,  sedangkan  gangguan  terhadap
puncak  diabaikan  karena  pada  ketiga  kromatogram  tidak  terlihat  adanya gangguan.  Ion  hasil  derivatisasi  yang  terbentuk  untuk  masing-masing  nilai  mz
seperti terlihat pada Tabel 4.3.
Gambar  4.3  Kromatogram  ion  mz  91  7A,  147  7C,  196  7E  3-MCPD  dan ion mz 93 7B, 150 7D, 201 7F 3-MCPD-d
5
28
Tabel 4.3  Karakteristik ion mz pada spektrum massa 3-MCPD dan 3- MCPD-d
5
terderivatisasi
Berat Molekul
M-CH
2
Cl
+
C
7
H
7 +
3-MCPD 196
147 91
M = 3-MCPD-d
5
201 150
93
4.2 Validasi Metode Analisis
Spesifisitas terhadap analit
Uji  spesifisitas  dilakukan  untuk  mengetahui  bahwa  metode  analisis  dapat menentukan  dan  mengukur  konsentrasi  analit  dengan  adanya  komponen-
komponen  lain  dalam  sampel.  Tahapan  preparasi  sangat  mempengaruhi  hasil pengujian,  isolasi  yang  efektif  akan  menghasilkan  analit  yang  terpisah  dari
matriksnya.  Kromatogram  memperlihatkan  puncak  analit  yang  terpisah  dari puncak-puncak  lain  sehingga  memudahkan  identifikasi  dan  pengukuran,  bahkan
pada sampel yang mengandung analit dengan kadar rendah Gambar 4.5.
Linieritas dan rentang kerja pengujian
Linieritas  suatu  metode  analisis  dapat  menunjukkan  hubungan  yang proporsional  antara  respon  dan  konsentrasi  analit  pada  rentang  kerja  yang
ditunjukkan  dengan  nilai  koefesien  korelasi  r  lebih  besar  dari  0.99  AOAC 2002.  Linieritas  dievaluasi  dengan  memetakan  area  daerah  puncak  yang
merupakan  rasio  dari  area  baku  eksternal  dan  baku  internal  terhadap  rasio konsentrasi  baku  eksternal  dan  baku  internal  dimana  umumnya  antara  keduanya
membentuk hubungan linier. Penetapan rentang kerja perlu dilakukan untuk setiap metode  kuantitatif,  sehingga  metode  terpilih  dapat  diterapkan.  Hal  ini  merujuk
pada  konsentrasi  sebenarnya  yang  diukur  dalam  larutan  uji  dan  bukan  dalam sampel  sebenarnya.    Dalam  rentang  kerja  yaang  telah  ditentukan,  kemungkinan
menghasilkan  respon  yang  memiliki  hubungan  linear  dengan  kadar  analit Eurachem 1998.
Delapan  konsentrasi  baku  eksternal  yang  digunakan  0.008-0.377 mgL dan
konsentrasi  tetap  baku internal  sebesar 0.13 mgL membentuk  persamaan regresi
y = 0.076x + 0.005 dengan koefisien korelasi r 0.994 Gambar 4.4.
Presisi dan akurasi hasil uji
Presisi  adalah  ukuran  dari  pengulangan  suatu  metode  analisis  yang  atau akan digunakan secara berkala dan biasanya dinyatakan sebagai persen koefisien
variasi. Uji presisi dapat diterima jika persen koefisien variasi lebih kecil dari dua pertiga  koefisien  variasi  Horwizt  atau  memenuhi  nilai  HorRat.  Akurasi  adalah
kedekatan antara hasil pengujian dengan nilai benar.
29
Uji  presisi  dan  akurasi  dilakukan  pada  sampel  blanko  yang  ditambahkan baku eksternal dan internal dengan konsentrasi yang sama yaitu 0.13 mgL dalam
100 mg sampel dengan tujuh ulangan, seperti pada Tabel 4.4.
Gambar 4.4.  Kurva linieritas 3-MCPD dalam blanko sampel minyak goreng sawit
Gambar 4.5  Kromatogram 3-MCPD pada ion mz 147
Batas deteksi dan batas kuantitasi analit dalam sampel
Batas deteksi merupakan konsentrasi minimum analit yang dapat dideteksi, batas kuantitasi adalah konsentrasi  minimum  yang dapat  ditentukan kuantitasnya
dan keduanya memenuhi persyaratan akurasi dan presisi.