Penentuan Metode Analisis Metode Penelitian

21  Batas kuantitasi Batas kuantitasi limit of quantitation, LoQ adalah kuantitas terkecil dari analit yang dapat ditentukan secara kuantitatif dengan presisi dan akurasi yang memenuhi syarat, umumnya memberikan tinggi puncak sinyal 10 kali noise. Pengujian dilakukan pada sampel spike dengan konsentrasi minimum yang masih dapat diukur dengan 10 ulangan. Nilai LoQ ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: LoQ = 10 x konsentrasi analit sinyalnoise

3.2.3 Analisis 3-MCPD dalam Minyak Goreng Sawit Komersial

Analisis 3-MCPD total, 3-MCPD dan 3-MCPD ester atau kadar setelah dilakukan hidrolisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang telah divalidasi. Pada tahap ini preparasi sampel minyak goreng sawit yang akan dianalisis mengikuti tahapan preparasi seperti pada validasi metode analisis 3.2.1. 3-MCPD ester dihitung sebagai selisih antara kadar 3-MCPD total dengan 3-MCPD. Analisis dilakukan sebanyak 6 ulangan. Sampel minyak goreng sawit komersial yang didapatkan dari pasar tradisional di daerah Jakarta Pusat dan Depok dianalisis sesuai dengan prosedur metode analisis tervalidasi. Jumlah sampel yang digunakan untuk analisis ini adalah sebanyak 11 sampel yang dilakukan sebanyak 2 ulangan. Analisis asam lemak bebas Sebanyak 10 g sampel minyak goreng sawit ditambahkan 50 ml alkohol 95 ke dalam erlenmeyer 150 ml. Erlenmeyer ditempatkan pada penangas air pada suhu 60-65 C selama 10 menit. Setelah itu erlenmeyer yang berisi contoh ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein 1 lalu dititrasi dengan NaOH 0.1N sampai terlihat warna merah muda permanen tidak hilang dalam 15 detik. Kemudian dihitung kadar asam lemak bebas dengan mengalikan volume NaOH yang terpakai dengan 0.05, hasilnya dilaporkan sebagai persen asam lemak bebas dari asam oleat AOAC official method 940.28 2005. Profil digliserida dan trigliserida Sampel minyak goreng sawit ditimbang teliti kurang lebih sebanyak 50 mg dan dimasukkan dalam vial kemudian ditambahkan 0.2 ml BSTFA bis trimethylsilil trifluoro acetamide dan 0.1 ml TMCS Trimethylchlorosilane dan 0.1 ml larutan baku internal n-tetradecana kemudian dikocok secara hati-hati dan dipanaskan pada suhu 70 o C selama 20 menit, setelah itu segera diinjeksikan ke GC-MS sebanyak 1 l. Dilakukan juga seperti diatas untuk larutan baku eksternalnya, puncak yang muncul diidentifikasi dengan membandingkan waktu retensi dari baku eksternal. Kromatografi gas yang digunakan dilengkapi dengan split injeksi dan FID dengan kondisi sebagai berikut; suhu kolom awal 50 o C dinaikkan menjadi 180 o C dengan kenaikan 15 o Cmenit, kemudian dinaikkan lagi menjadi 230 o C dengan kenaikan 7 o Cmenit dan dinaikkan lagi menjadi 380 o C, suhu detektor 390 o C, suhu injektor 390 o C, kecepatan gas pembawa 0.7 ml 22 N 2 menit, kecepatan aliran udara 450 mlmenit dan volume injeksi 1 l. Perhitungan kadar dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan faktor respon, kromatogram larutan baku eksternal dibandingkan dengan kromatogram baku internal. Kadar ditentukan dengan menggunakan rumus dibawah AOCS Official Method Cd 11b-91 2003. R x = m bi m x x A x A bi R x = faktor respon dari baku x m bi = mg baku internal m x = mg baku A x = area puncak baku A bi = area puncak baku internal. m’ x = 1R x x m’ bi m’ s x A’ x A’ bi m’ x = mg komponen x dalam sampel R x = faktor respon dari komponen x dalam sampel m’ bi = mg baku internal dalam sampel m’ s = mg sampel A’ x = area puncak dari komponen dalam sampel A’ bi = area puncak dari baku internal dalam sampel. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penetapan Modifikasi Metode Analisis

Prinsip dasar dari penetapan 3-MCPD ester adalah mengubah 3-MCPD ester menjadi 3-MCPD dengan tahapan sebagai berikut: baku internal ditambahkan kedalam sampel, kemudian dilakukan transesterifikasi dengan natrium metoksida dalam metanol metanolisis, diikuti dengan netralisasi dan salting out, derivatisasi dengan PBA Tabel 4.1 yang selanjutnya dianalisis dengan GC-MS. Isoheksan digunakan sebagai lautan pengekstrasi dan heksan digunakan sebagai pelarut analit yang akan diuji larutan uji pada metode Wei haar. Metode modifikasi menggunakan heksan sebagai larutan pengekstraksi dan larutan uji dengan pertimbangan; 1 Secara umum tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara isoheksan dan heksan Tabel 4.2; 2 Heksan lebih umum digunakan sebagai larutan pengekstraksi pada industri minyak nabati; 3 Lebih ekonomis. Selain itu hal yang lebih utama adalah metode analisis ini dipilih berdasarkan kemudahan penerapannya di laboratorium. Tabel 4.1 Tahapan pengujian dan hasilnya Tahapan analisis Hasil Sampel minyak goreng sawit ditambah baku internal 3-MCPD-d 5 Baku internal bebas menjadi terikat dengan ester asam lemak, seperti dipalmitoil-3-MCPD-d 5 . Transesterifikasi atau metanolisis Perubahan bentuk baku internal dan analit Dipalmitoil-3-MCPD-d5 dibebaskan menjadi 3-MCPD-d5 dan dipalmitoil-3- MCPD menjadi 3-MCPD. Triasilgliserol dan asilgliserol lainnta diubah menjadi FAME dan gliserol, selanjutnya 3-MCPD ester diubah menjadi 3-MCPD. Netralisasi dan salting out Menghentikan reaksi pembentukan 3- MCPD Derivatisasi 3-MCPD menggunakan PBA Membentuk 4-Chloromethyl-2-phenyl- 1,3,2-dioxaborolane