45
1. Hasil Optimasi Rendemen
Visualisasi permukaan respon dari data nilai rendemen produk MDAG yang dihasilkan dari tiga belas kondisi proses gliserolisis dapat
dilihat pada Gambar 13, yang menunjukkan bahwa hasil optimasi terhadap rendemen produk meningkat dengan semakin bertambahnya
waktu dan suhu reaksi. Hal ini menyatakan bahwa kombinasi kedua variabel ini berpengaruh dalam meningkatkan nilai rendemen. Persamaan
RSM dari proses gliserolisis RBDPO untuk rendemen adalah : Rendemen = -952,52 + 10,94 X
1
+ 28,80 X
2
– 0,36 X
1 2
+ 0,08 X
1
X
2
– 0,24 X
2 2
dimana, X
1
adalah waktu dan X
2
adalah suhu reaksi gliserolisis. Pada uji signifikansi model, persamaan ini memiliki nilai p
ProbF = 0,0033 untuk model persamaan regresi. Karena nilai p α 1
0.01 maka model persamaan ini signifikan dan telah sesuai dengan data. Nilai R
2
dari persamaan RSM untuk rendemen cukup besar yaitu 0,8863, hal ini menunjukkan variabilitas data dapat dijelaskan oleh model,
sehingga model persamaan ini dapat digunakan sebagai model untuk menentukan optimasi rendemen produk MDAG. Hasil analisa statistik
untuk data rendemen dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan analisa kanonik canonical analysis untuk
menentukan kondisi optimum respon yaitu nilai rendemen, diperoleh nilai kritis untuk waktu reaksi adalah 22,3 jam 22 jam 18 menit dan suhu
63°C. Pada titik kritis ini diperkirakan nilai rendemen yang akan diperoleh adalah sebesar 86,64. Bentuk kontur yang memusat mengindikasikan
bahwa titik stasioner merupakan respon maksimum dan minimum. Hasil analisa kanonikal menyatakan bahwa pada model ini titik stasionernya
adalah maksimum. Pada Gambar 13 dapat dilihat pengaruh suhu terhadap rendemen,
dimana semakin tinggi suhu jumlah rendemen semakin meningkat sampai pada suatu titik dan jika suhu terus dinaikkan maka jumlah rendemen akan
mengalami penurunan. Suhu yang terlalu rendah menyebabkan kerja enzim tidak optimum sehingga produk yang dihasilkan hanya sedikit.
46 Suhu yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga
reaksi akan berjalan lambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Xu et al. 2002, bahwa suhu reaksi sangat mempengaruhi derajat reaksi yang
menggunakan enzim TLIM sebagai katalis. Pada reaksi batch, derajat reaksi baru akan stabil jika suhunya diatas 55
˚C, dan suhu optimum untuk enzim TLIM berkisar antara 60-70
˚C. Peningkatan suhu pada enzim tertentu dapat meningkatkan kecepatan reaksi, sebaliknya sampai batas
tertentu peningkatan suhu reaksi dapat menurunkan kecepatan reaksi bahkan dapat menginaktifkan enzim Watanabe et al. 2003.
Gambar 13 Pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap rendemen hasil
sintesis pada proses gliserolisis Gambar 13 juga memperlihatkan pengaruh suhu terhadap
rendemen produk MDAG lebih besar dibandingkan pengaruh waktu reaksi. Hal ini terlihat dari gambar kurva respon permukaan terhadap
rendemen dimana respon kenaikan suhu terlihat lebih curam dibandingkan respon kenaikan waktu reaksi sehingga menunjukkan bahwa nilai
rendemen lebih responsif terhadap perubahan suhu daripada waktu reaksi. Perubahan nilai rendemen lebih besar dengan berubahnya tingkatan suhu
pada reaksi gliserolisis dengan waktu reaksi yang sama, sedangkan nilai rendemen relatif tidak banyak berubah dengan berubahnya lama proses
47 pada kondisi suhu yang sama. Dengan demikian untuk menetapkan
kondisi proses gliserolisis penentuan kondisi suhu sangat penting diperhatikan dalam rangka memaksimalkan perolehan rendemen produk
MDAG.
2. Hasil Optimasi komposisi MAG