Hasil Optimasi komposisi DAG

49 tingkatan suhu pada reaksi gliserolisis dengan waktu reaksi yang sama, sedangkan nilai MAG relatif tidak banyak berubah dengan berubahnya lama proses pada kondisi suhu yang sama. Dengan demikian untuk menetapkan kondisi proses gliserolisis penentuan kondisi suhu sangat penting diperhatikan dalam rangka memaksimalkan perolehan MAG dalam produk MDAG.

3. Hasil Optimasi komposisi DAG

Visualisasi permukaan respon dari data komposisi DAG dalam produk yang dihasilkan dari tiga belas kondisi proses gliserolisis dapat dilihat pada Gambar 15, dimana hasil optimasi terhadap komposisi DAG menunjukkan adanya peningkatan dengan semakin bertambahnya waktu dan suhu reaksi. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kedua variabel ini berpengaruh dalam meningkatkan nilai komposisi DAG. Persamaan RSM dari proses gliserolisis RBDPO untuk komposisi DAG adalah : DAG = -963,03 + 15,54 X 1 + 28,02 X 2 – 0,50 X 1 2 + 0,07 X 1 X 2 - 0,24 X 2 2 dimana, X 1 adalah waktu dan X 2 adalah suhu reaksi gliserolisis Pada uji signifikansi model, persamaan ini memiliki nilai p ProbF = 0,0085 untuk model persamaan regresi, karena nilai p α 1 0,01 maka model persamaan ini signifikan dan telah sesuai dengan data. Nilai R 2 dari persamaan RSM untuk komposisi DAG cukup besar yaitu 0,8489, hal ini menunjukkan variabilitas data dapat dijelaskan oleh model, sehingga model persamaan ini dapat digunakan sebagai model untuk menentukan optimasi kadar DAG dalam produk MDAG. Hasil analisa statistik untuk data komposisi DAG dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan analisa kanonik canonical analysis untuk menentukan kondisi optimum respon yaitu nilai DAG, diperoleh nilai kritis untuk waktu reaksi adalah 19,82 jam dan suhu 60,15°C. Pada titik kritis ini diperkirakan nilai DAG yang akan diperoleh adalah sebesar 53,01. Bentuk kontur yang memusat mengindikasikan bahwa titik stasioner merupakan respon maksimum dan minimum. Hasil analisa 50 kanonikal menyatakan bahwa pada model ini titik stasionernya adalah maksimum. Gambar 15 Pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap kadar DAG hasil sintesis pada proses gliserolisis Pada Gambar 15 dapat dilihat pengaruh suhu terhadap DAG, dimana semakin tinggi suhu jumlah DAG semakin meningkat sampai pada suatu titik tertentu dan jika suhu terus dinaikkan maka jumlah DAG akan mengalami penurunan. Gambar 15 juga memperlihatkan bahwa pengaruh suhu terhadap kadar DAG dalam produk MDAG lebih besar dibandingkan pengaruh waktu reaksi. Hal ini terlihat dari gambar kurva respon permukaan dimana respon kenaikan suhu terlihat lebih curam dibandingkan respon kenaikan waktu reaksi. Nilai DAG lebih responsif terhadap perubahan suhu daripada waktu reaksi. Perubahan nilai DAG lebih besar dengan berubahnya tingkatan suhu pada reaksi gliserolisis dengan waktu reaksi yang sama, sedangkan nilai DAG relatif tidak banyak berubah dengan berubahnya lama proses pada kondisi suhu yang sama. Dengan demikian untuk menetapkan kondisi proses gliserolisis penentuan 51 kondisi suhu sangat penting diperhatikan dalam rangka memaksimalkan perolehan DAG dalam produk MDAG.

4. Hasil Optimasi komposisi TAG