Reksadana Landasan Teori 1. Pasar Modal Indonesia

Terdapat dua aspek perusahaan dikatakan menganut prinsip syariah, yaitu: a. Perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat, serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tentu saja tidak memenuhi kategori ini. b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Hal ini bertentangan dengan aturan syariat tentang bagi hasil. Saham yang sesuai syariat adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

2. Reksadana

Unit trust, mutual fund atau investment fund merupakan istilah-istilah yang mempunyai pengertian yang sama dengan reksadana, yaitu suatu bentuk investasi kolektif bagi para pemodal yang memiliki keterbatasan waktu dan dana sehingga mereka mempercayakan kepada manajer investasi untuk mengelolanya. Menurut Undang Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27, reksadana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat izin dari BAPEPAM. Definisi lain dikemukakan oleh Admin dalam Irmawati 2008, yaitu reksadana merupakan suatu instrumen keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal secara kolektif. Dana yang terkumpul ini, selanjutnya dikelola dan diinvestasikan oleh seorang manajer investasi fund manager melalui saham, obligasi, valuta asing atau deposito. Sementara itu, Muchtasib dalam Irmawati 2008 mendefinisikan rekasadana sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana merupakan investasi campuran yang menggabungkan saham dan obligasi dalam satu produk. Secara umum, reksadana memiliki tiga unsur penting yang saling terkait satu sama lain. a. Reksadana merupakan kumpulan dana masyarakat, dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek. b. Reksadana merupakan investasi dana dalam bentuk portofolio efek, yaitu surat berharga, seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. c. Portofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi dalam reksadana dapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek tidak hanya sejenis. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan pola transaksai atau sifat Jogiyanto, 2003, reksadana diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Reksadana Terbuka open-end Merupakan perusahaan reksadana dimana pemodal membeli saham dan menjual kembali kepada perusahaan tersebut, tanpa mengenal jumlah batas saham yang diterbitkan. Transaksi pembelian dan penjualannya dilaksanakan dengan harga yang dilandaskan pada nilai saat transaksi current value yang dalam hal ini disebut sebagai Nilai Aktiva Bersih net asset value. Perhitungan Nilai Aktiva Bersih dilakukan paling sedikit satu kali sehari dan menunjukkan nilai satu lembar saham di dalam portofolio reksadana. b. Reksadana Tertutup close-end Merupakan perusahaan reksadana yang beroperasi dengan jumlah saham yang tetap dan tidak mengatur secara teratur penerbitan saham baru. Harga saham reksadana tertutup tidak hanya ditentukan oleh Nilai Aktiva Bersihnya saja, tetapi juga ditentukan oleh penawaran dan permintaan di bursa. Perusahaan reksadana tertutup tidak bisa membeli kembali sahamnya. Jual dan beli dilaksanakan di bursa atau di luar bursa. Perbedaan antara reksadana terbuka dengan reksadana tertutup dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbedaan Reksadana Terbuka dengan Reksadana Tertutup Reksadana Terbuka Reksadana Tertutup Menjual sahamnya secara terus-menerus sepanjang ada pemodal yang membeli dan sampai batas yang diizinkan Menjual sahamnya pada penawaran umum perdana sampai batas pasar modal Saham reksadana tidak perlu dicatat di bursa Saham reksadana dicatat di Bursa Efek Investor dapat menjual kembali saham yang dimiliki kepada reksadana Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksadana, tetapi dapat menjual kepada investor lain di lantai Bursa Harga jual atau beli saham antara reksadana dan investor didasarkan atas Nilai Aktiva Bersih NAB per saham yang dihitung oleh Bank Kustodian Harga jual atau beli ditentukan oleh penawaran dan permintaan antar investor di lantai Bursa Sumber : Kiki dan Pratomo 2003 Berdasarkan bentuk hukum Haruman dan Hasbi, 2005, reksadana diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Reksadana berbentuk Perseroan Reksadana berbentuk perseroan merupakan badan hukum tersendiri yang berarti beroperasi sebagai Perseroan Terbatas PT dengan kegiatan semata-mata hanya reksadana. Karena bentuknya perseroan, maka reksadana ini mempunyai anggaran dasar, direksi, kekayaan sendiri, pemegang saham dan kewajiban-kewajiban. Reksadana jenis ini dapat bersifat terbuka maupun tertutup. b. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif KIK Reksadana Kontrak Investasi Kolektif beroperasi berdasarkan kontrak yang dibuat oleh manajer investasi dengan bank kustodian. Investor secara kolektif mempercayakan dananya untuk dikelola oleh manajer investasi. Dana itu disimpan dan diadministrasikan oleh bank kustodian. Kekayaan yang dikelola oleh manajer investasi dalam bentuk portofolio adalah milik investor bersama-sama dan proporsional. Reksadana KIK adalah produk dari manajer investasi. Reksadana jenis ini hanya bersifat terbuka. Perbedaan antara reksadana berbentuk perseroan dengan reksadana berbentuk KIK dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 Perbedaan Reksadana Berbentuk Perseroan dengan Reksadana Berbentuk KIK Bentuk Jenis Satuan Investasi Penawaran Umum Tercatat di Bursa Transaksi setelah Penawaran Umum KIK Terbuka Unit Penyertaan Ya Tidak Investor dengan PMI Bank Kustodian Tertutup Saham Ya Ya Antar investor melalui pialang Perseroan Terbuka Saham Ya Tidak Investor dengan PMI Bank Kustodian Sumber : Haruman dan Hasbi 2005 Berdasarkan tujuan investasi Pratomo dan Nugroho, 2005, reksadana diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a. Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan nilai dana. Kelompok ini disebut dengan istilah growth fund dan memfokuskan investasinya di sarana yang menawarkan potensi pertumbuhan yang paling besar, yaitu saham. b. Reksadana yang mengutamakan pendapatan yang konstan atau disebut dengan istilah income fund. Untuk mencapai tujuan tersebut, reksadana kelompok ini berinvestasi di sarana yang menawarkan hasil pasti, yaitu obligasi dan surat hutang. c. Reksadana yang mengutamakan keamanan modal daripada pertumbuhan atau sering disebut safety fund. Pilihan investasi reksadana ini adalah instrumen yang aman, yaitu sarana investasi di pasar uang seperti deposito berjangka, sertifikat deposit dan surat hutang jangka pendek. Berdasarkan kebijakan investasi Pratomo dan Nugroho, 2005, reksadana diklasifikasikan menjadi enam, yaitu: a. Reksadana pasar uang money market funds Reksadana ini melakukan investasi 100 pada instrumen pasar uang. Investasinya pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaaan modal. Risiko lebih rendah dibanding reksadana jenis lain. b. Reksadana pendapatan tetap fixed income funds Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari asetnya dalam bentuk efek bersifat utang. Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risiko relatif lebih besar dari reksadana pasar uang. c. Reksadana saham equity funds Reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari asetnya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Tujuannya untuk memperoleh pertumbuhan harga saham per unit dalam jangka panjang. Risiko lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. d. Reksadana campuran discretionary funds Reksadana ini melakukan investasi dalam efek bersifat saham dan utang yang perbandingannya tidak termasuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko moderat dengan tungkat pengembalian relatif tinggi daripada reksadana pendapatan tetap. e. Reksadana indeks indeks funds Reksadana ini dikelola secara pasif dengan tujuan utama menghasilkan kinerja yang mengikuti indeks tertentu misalnya IHSG, JII dll dengan biaya minimal. f. Reksadana terproteksi protected funds Reksadana ini memberikan proteksi sebesar 100 dari nilai investasi awal dengan syarat dan ketentuan khusus yang berlaku. Banyak pihak yang terkait dengan reksadana Asih dan Pratomo, 2003, mulai dari proses pembentukan sampai proses pengelolaan, yaitu: a. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM Sebuah perusahaan pengelola yang ingin menjalankan reksadana harus mendapat izin registrasi dari BAPEPAM. b. Perusahaan Manajer Investasi PMI Izin usaha yang telah diperoleh dari BAPEPAM diberikan kepada dua jenis perusahaan. 1 Perusahaan sekuritas. Dalam perusahaan sekuritas, usaha pengelolaan dana fund management menjadi divisi sendiri, selain dua divisi lain, yaitu perantara pedagang broker dealer dan penjamin emisi underwriter. 2 Perusahan Manajer Investasi PMI. PMI adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang-undang yang berlaku. c. Sponsor reksadana Peran sponsor terlihat sebelum sebuah reksadana diluncurkan dalam penawaran umum kepada publik. Sebelum menawarkan suatu penyertaan kepada publik, PMI pertama kali menawarkan penyertaannya kepada sponsor. Dana dari sponsor diperlukan untuk menjamin bahwa reksadana dapat beroperasi, seandainya dalam atau setelah penawaran umum tidak ada investor baru yang masuk. Sponsor reksadana ini biasanya adalah bank, lembaga dana pensiun dan perusahaan asuransi. d. Bank Kustodian Bank Kustodian merupakan lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek, memiliki fungsi sebagai administrator. Dalam hal ini Bank Kustodian berkewajiban untuk menyelesaikan setiap transaksi yang dilakukan oleh PMI untuk kepentingan reksadana. Bank Kustodian juga bertindak sebagai akuntan independen yang mencatat semua transaksi yang dibuat oleh PMI dan menghitung Nilai Aktiva Bersih NAB reksadana. e. Pemasar reksadana agen penjual Untuk memasarkan reksadana, seseorang harus memperoleh izin perorangan dari BAPEPAM untuk bertindak sebagai Wakil Agen Penjual Reksadana Waperd. Selain Waperd, pihak lain yang diizinkan untuk memasarkan reksadana adalah pengawas perusahaan efek yang telah memiliki izin sebagai wakil perantara pedagang efek, wakil penjamin emisi dan wakil manajer investasi. f. Notaris Dalam industri reksadana peran notaris terlihat dalam pendirian reksadana. notaris berperan dalam membuat akta kontrak, misalnya Kontrak Investasi Kolektif antara Bank Kustodian dengan PMI. g. Konsultan hukum Konsultan hukum disini berperan dalam menyediakan opini-opini yang berkaitan dengan aspek hukum. h. Akuntan publik Akuntan publik adalah pihak yang bertanggung jawab atas kewajaran penyajian laporan keuangan reksadana. Beberapa keunggulan berinvestasi di reksadana Firdaus, dkk 2005 dalam Irmawati, 2008 adalah: a. Jumlah dana tidak terlalu besar Masyarakat dapat melakukan investasi melalui reksadana meski dana yang dimiliki relatif kecil karena nilai investasi awal reksadana relatif rendah dibandingkan dengan jenis investasi lain. Sehingga cocok untuk pemodal pemula yang tidak menguasai tehnik-tehnik portofolio dan cocok untuk investor dengan kemampuan finansial yang tidak begitu besar. b. Dikelola secara profesional oleh PMI PMI harus selalu dapat melakukan riset, analisis dan evaluasi secara terus-menerus dalam menganalisis efek. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh investor secara individual mengingat keterbatasan waktu dan biaya. c. Diversifikasi investasi Diversifikasi investasi akan mengurangi risiko karena dana reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya juga tersebar. d. Kemudahan berinvestasi Kemudahan investasi tercermin dalam kemudahan pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Selain itu, investor dapat melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaan dapat terus bertambah. e. Transparansi informasi Informasi apapun yang berkaitan dengan perkembangan portofolio dan biaya harus disampaikan terus-menerus oleh pengelola sehingga investor dalam hal ini pemegang unit penyertaan dapat mengetahui dan memantau keuntungan, biaya dan risikonya. Oleh karena itu, pengelola reksadana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersihnya setiap hari di surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan atau tahunan serta prospektif secara teratur sehingga investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin. f. Likuiditasnya yang tinggi Pemodal dapat mencairkan kembali saham unit penyertaannya setiap saat sesuai kertetapan yang dibuat, sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. g. Biaya relatif rendah Biaya berinvestasi pada reksadana sangat murah bila dibandingkan dengan apabila investor melakukan transaksi secara individual di lantai bursa karena biaya transaksi ditanggung oleh investor dalam jumlah banyak. h. Return yang kompetitif Melakukan investasi di reksadana memberikan return yang lebih besar bila dibandingkan dengan deposito. Beberapa kelemahan berinvestasi di reksadana Ritonganingrum, 2008 adalah: a. Tidak ada hubungan perseorangan depersonalises antara klien dan penasehat investasi advicer. b. Dapat membebani biaya-biaya langsung, seperti biaya penjualan dan management fee serta biaya tidak langsung, seperti biaya transaksi portofolio portofolio transaction cost. c. Investor reksadana tidak mempunyai kontrol secara langsung atas realisasi capital gain. Lima risiko reksadana Asih dan Pratomo, 2003, yaitu: a. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan Risiko ini disebabkan karena menurunnya harga dari efek saham, obligasi dan surat berharga lainnya b. Risiko likuiditas Penjualan kembali redemption sebagian besar unit penyertaan secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut. c. Risiko politik dan ekonomi Perubahan kebijaksanaan di bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan harga efek dalam portofolio. d. Risiko wanprestasi Risiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan. e. Risiko pembubaran Pembubaran manajer investasi yang penyebabnya bisa datang dari berbagai hal dapat merugikan pemodal. Hal-hal yang perlu dipantau dalam menilai kinerja reksadana Haruman dan Hasbi, 2005 yaitu: a. Total hasil investasi total of return Total hasil investasi adalah perbandingan antara kenaikan NAB per unit saham per unit penyertaan dalam satu periode dengan NAB persaham per unit penyertaan pada awal periode. b. Perkembangan NAB Perkembangan NAB dan tata cara perhitungan besarnya NAB harus dipantau terus-menerus yang dimuat di media masa sehingga memudahkan masyarakat dalam membandingkan kinerja suatu reksadana dengan reksadana sejenis lainnya. c. Laporan periodik Pengelola reksadana wajib memberikan laporan periodik tahunan maupun tengah tahunan kepada pemegang saham per unit penyertaan investor yang menggambarkan kinerja reksadana yang bersangkutan.

3. Perkembangan Reksadana Syariah dan Reksadana Konvensional

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA KONVENSIONAL DENGAN REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA

0 11 26

Analisis komparasi kinerja reksadana syariah dan konvensional (kategori saham, campuran dan pendapatan tetap) di Indonesia

2 9 100

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DAN KONVENSIONAL PERIODE 2012-2014 Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional Periode 2012-2014.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Syariah dan Konvensional Periode 2012-2014.

0 2 18

Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah Sebagai Salah Satu Alternatif Investasi pada Periode Januari 2011 sampai Januari 2013.

0 1 43

Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional dan Reksadana Syariah sebagai Salah Satu Alternatif Solusi Investasi pada Periode Januari 2011 sampai Januari 2013.

0 0 28

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENGUKURAN KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH DAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI.

0 0 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH DENGAN KINERJA REKSADANA KONVENSIONAL DI INDONESIA: Studi pada Reksadana Jenis Saham Periode 2010 – 2014 - repository UPI S PEA 1104396 Title

0 0 4

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH DENGAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL (Reksadana yang terdaftar di OJK tahun 2013-2015)

0 0 13

PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SYARIAH SAHAM, REKSADANA SYARIAH PENDAPATAN TETAP, DAN REKSADANA SYARIAH CAMPURAN DENGAN METODE SHARPE(PERIODE 2012-2014)

0 0 19