Kebutuhan Mi Instan di Asia Mega-Trends

Tabel 1 Syarat mutu mi instan Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan : a. Tekstur b. Aroma c. Warna d. Rasa 2. Benda-benda asing 3. Keutuhan 4. Kadar air a. Proses penggorengan b. Proses pengeringan 5. Kadar Protein a. Mi dari terigu b. Mi dari bukan terigu 6. Bilangan asam 7. Cemaran logam a. Timbal Pb b. Raksa Hg 8. Arsen As 9. Cemaran mikroba a. Angka lempeng total b. E. coli c. Salmonella d. Kapang - - - - - , bb , bb , bb , bb , bb Mg KOHg minyak mgkg mgkg mgkg kolonig APMg - Kolonig Normal dapat diterima Normal dapat diterima Normal dapat diterima Normal dapat diterima Tidak boleh ada Minimum 90 Maksimum 10,0 Maksimum 14,5 Minimum 8.0 Minimum 8.0 Maksimum 2.0 Maksimum 2.0 Maksimum 0.05 Maksimum 0.5 Maksimum 1.0 x 10 6 3 Negatif per 25 g Maksimum 1.0 x 10 3 Sumber: Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3551-2000 tanggal 15 Maret 2000

C. Kebutuhan Mi Instan di Asia

Asosiasi Mi Instan Dunia World Instant Noodles Association atau WINA tahun 2011 melakukan analisa terhadap kebutuhan mi instan di berbagai negara di dunia. Cina menempati urutan teratas, sedangkan Indonesia menempati urutan kedua. Setelah itu Jepang dan Vietnam. Trend kebutuhan mi instan di dunia dapat dilihat pada Tabel 2. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Tabel 2 Kebutuhan Mi Instan di dunia dalam 100 juta kemasan, bagscups No Negara Bagian 2007 2008 2009 2010 1 Cina, Hong Kong 458.1 425.3 408.6 423.0 2 Indonesia 149.9 137.0 139.3 144.0 3 Jepang 54.6 51.0 53.4 52.9 4 Vietnam 39.1 40.7 43.0 48.2 5 Amerika Serikat 39.0 39.5 40.8 39.6 6 Republik Korea 32.2 33.4 34.8 34.1 7 India 12.3 14.8 22.8 29.4 8 Thailand 22.2 21.7 23.5 27.1 9 Philipina 24.8 25.0 25.5 27.0 10 Brazilia 15.0 16.9 18.7 20.0 11 Rusia 27.1 24.0 21.4 19.0 12 Nigeria 10.8 14.0 16.0 16.7 13 Malaysia 11.8 12.1 12.0 12.2 14 Meksiko 9.0 8.6 8.6 8.3 15 Taiwan 8.8 8.4 8.2 7.8 16 GCC Countries 6.7 6.9 7.3 7.6 17 Nepal 4.3 5.1 5.9 7.3 19 Kamboja 2.1 2.4 2.4 3.3 20 Polandia, Hongaria ,Cekoslowakia 2.7 3.0 3.1 3.1 21 Inggris 2.6 2.6 2.6 2.6 22 Mianmar 2.2 2.1 2.1 2.4 23 Kanada 2.0 2.0 2.0 2.1 24 Jerman 1.8 1.8 1.8 1.8 25 Australia 1.5 1.5 1.6 1.6 26 Singapura 1.2 1.3 1.3 1.2 27 Fiji outskirt islands 0.8 0.8 0.9 0.9 28 Afrika Selatan 0.8 0.9 0.9 0.9 29 Bangladesh 1.5 0.6 0.6 30 Selandia Baru 0.4 0.4 0.4 0.4 31 Perancis 0.4 0.4 0.4 0.4 32 Norwegia, Finlandia, Swedia 0.3 0.3 0.3 0.3 33 Kosta Rika 0.2 0.2 0.2 0.2 34 Belanda 0.2 0.2 0.2 0.2 35 Peru 0.2 0.2 0.2 0.2 36 Belgia 0.1 0.1 0.1 0.1 Sumber : World Instant Noodles Association WINA 2011 Gulf Cooperation Council Countries Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com

D. Mega-Trends

Sepuluh mega-trends yang dipercaya Datamonitor 2010 akan mempengaruhi keberhasilan produk pangan baru dan pelayanan adalah: usia, jenis kelamin, kompleksitas pendapatan, kepribadian, sensori, kepraktisan, keterkaitan, tingkat sosial, hiburan dan kesehatan. 1 Kepraktisan Convenience menyangkut penghematan waktu dan kemudahan dalam penyajian. Di Amerika Serikat dan Eropa, konsumsi makanan praktis saji mengalami pertumbuhan dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir yaitu pada tahun 1999 US29 billion menjadi US40 billion. 2 Kesehatan Health merupakan hal penting untuk diperhatikan terutama oleh konsumen Eropa dan Amerika Serikat. Penelitian tahun 2003, menunjukkan bahwa 64 persen masyarakat Eropa dan Amerika Serikat mengambil langkah-langkah untukmeningkatkan kesehatan mereka. Karena itu, tidak mengherankan jika terjadi pertumbuhan yang berarti pada penjualan pangan fungsional. Mega-trend kesehatan termasuk semua makanan yang mengandung bahan natural dan organik. Majalah Food Technogy mengidentifikasi enam mega-trends industri pangan berdasarkan hasil market riset Mintel, Fost Sullivan, Innova Market Insights, The Nielsen Company dan Heath Focus International. Keenam mega-trends yang berkaitan dengan kesehatan di antaranya adalah: a. Pengontrolan berat badan seperti serat pangan, pemanis low-glycemic, bahan-bahan “pembakar” lemak dan makanan yang mempromosikan rasa kenyang lebih lama, membantu makan lebih sedikit, dan penekan nafsu makan. b. Kadar garam rendah, sehingga kebutuhan akan potassium dan magnesium meningkat. c. Makanan berkadar rendah seperti makanan organik dengan kandungan minimal ingredien tertentu atau tanpa penambahan bahan pengawet. d. Pangan fungsional yang mempromosikan sumber karoten, resveratrol, superfoods dan phytochemicals. Label yang memberi klaim menguntungkan seperti: “secara natural kaya akan”, “secara natural baik”, “prebiotik”, anti peradangan, rendah kolesterol dan “low gycemic”. e. Bebas dari bahan-bahan seperti bahan tambahan pangan, pengawet, gluten dan laktosa. Trend makanan tanpa penambahan MSG atau high fructose syrup, sebaliknya makin banyak produk pangan dengan bahan- Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com bahan alami seperti kacang-kacangan, bayam, sorgum, juwawut dan quinoa. 3 Kompleksitas usia Age complexity. Orang tua secara sengaja memanjakan sifat kekanak-kanakannya, dan anak muda mempunyai kekuasaan penuh untuk menentukan merk produk apa yang akan mereka gunakan. Riset merekomendasikan produk usia pertentangan, di mana konsumen menginginkan produk yang membuat mereka kelihatan lebih tua atau kelihatan lebih muda daripada usianya. 4 Kompleksitas jenis kelamin Gender complexity. Riset membuktikan bahwa kaum pria seimbang dengan kaum wanita dalam peningkatan kesehatan melalui diet makanan sehat. Produk yang menonjolkan nilai-nilai kejantanan masih terus dicari oleh kaum pria. 5 Kompleksitas kehidupan Lifestage complexity. Pendapat bahwa keluarga besar hidup bersama masih dianut oleh beberapa negara. Namun akhir-akhir ini berubah secara drastis. Tiga trend utama yang mempengaruhi kempleksitas kehidupan adalah banyaknya waktu luang konsumen single, konsumen usia tua dan anak-anak. 6 Komplesitas pendapatan Income complexity merefleksikan kesempatan pada produk premium. Konsumen dengan pendapatan rendah dan konsumen medium cenderung mencari produk mewah dan berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. 7 Kepribadian Individualism. Meningkatnya konsumen single di kelompok sosial barat tercermin ke dalam trend yang berpusat pada kepuasan diri dan pola mereka untuk membeli. Kepribadian yang tercermin oleh fakta bahwa lebih dari separuh konsumen Eropa dan Amerika Serikat merasa bahwa merk yang sesuai dengan sikap hidup dan pandangan hidup mereka sangat penting. Di masa mendatang, semakin banyak produk yang memperbolehkan konsumennya untuk menyesuaikan atau membuat produk yang sesuai dengan keinginan mereka. 8 Sensori Sensory. Semakin banyak konsumen yang mencari pengalaman baru dari produk dan keinginan untuk mencoba produk-produk baru. Sebanyak 60 konsumen di Amerika Serikat dan Eropa memanjakan diri dengan mencoba makanan dan minuman yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Ketertarikan pada budaya dan rasa dari negara lain merupakan pengalaman bagi konsumen global. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com 9 Hiburan Comfort. Konsumen cenderung untuk mencari makanan sebagai hiburan. Sebanyak 55 konsumen Amerika Serikat dan Eropa mengakui bahwa mereka menikmati kegemaran kecil untuk lari dari tekanan hidup sehari-hari. 10 Keterkaitan Connectivity dilambangkan dengan gaya hidup yang serba digital dan terhubungkan. Konsumen mendambakan dirinya sebagai bagian dari suatu komunitas yang dapat membantu mereka untuk menemukan identitas diri. Contoh gaya hidup ini adalah sikap konsumen yang jika memutuskan untuk membeli sesuatu berdasarkan saran orang lain atau membeli sesuatu berdasarkan identitas dan status. Don Hedlye 2007 mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara konsumen barat dan konsumen timur dalam perilaku mereka untuk berbelanja, menyimpan, membeli, cita-cita, kemewahan, memanfaatkan waktu luang, hiburan, kesejahteraan, kecantikan, perawatan diri, lingkungan dan etika. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 3. Tabel 3 Perbedaan antara konsumen Asia, Amerika Serikat dan Eropa Konsumen USA Konsumen Eropa Konsumen Asia Aspirasi berbelanja Kuat Kuat Sangat kuat Kepercayaan merk Moderat melemah Moderat melemah Kuat Melemah Rokok, minuman dan makanan cepat saji Menurun Menurun Meningkat Belanja sebagai hiburan Moderat Moderat LemahMenguat Mall sebagai komunitas Sangat kuat Moderate LemahMenguat Rumah Kuat Kuat Moderate Kesehatan dan Kecantikan Kuat Kuat ModerateMengu at Kepraktisan Kuatmoderat Kuatmoderat Kuatmenguat Etika Kuat Kuat Lemah Barang asal Kuat Kuat Lemah Perdagangan Adil Moderat Kuat Lemah Kesehatan Sangat kuat Kuat LemahMenguat Diskon Moderat Kuat Moderat Sumber : Don Hedlye 2007 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com III. METODE PENELITIAN

A. Waktu