Tujuan Manfaat Sejarah Mi Instan

adalah gaya hidup, mulai dari pola makan yang tidak sehat hingga kurangnya aktivitas olah raga. Pola makan tidak sehat antara lain berupa diet tinggi lemak dan karbohidrat, makanan dengan kandungan garam natrium yang tinggi serta rendahnya konsumsi makanan yang mengandung serat pangan. Pola hidup perkotaan yang sebagian masyarakatnya sangat mobil dan sibuk, cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang rendah serat pangan dan banyak mengandung garam Anonim , 2006.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji trend konsumsi mi instan di Cina, Jepang, Korea Selatan dan Vietnam dibandingkan dengan di Indonesia berdasarkan kepraktisan, kesehatan, kompleksitas usia, kompleksitas jenis kelamin, kompleksitas pendapatan, individualisme dan sensori.

C. Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah ditemukannya kriteria mutu mi instan sesuai dengan trend konsumsi mi instan di China, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan Indonesia. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Mi Instan

Mi pertama kali berkembang di daratan China. Mi tersebut dibuat secara tradisional menggunakan tangan yang dikenal sebagai oriental noodle. Bersamaan dengan penyebaran agama Budha 1200 tahun yang lalu mi mulai diperkenalkan ke beberapa negara di Asia. Kruger et al, 1996. Oleh Marco Polo, teknologi pembuatan mi diperkenalkan kepada para bangsawan di Italia dan kemudian menyebar ke Perancis dan sampai ke seluruh penjuru Eropa. Akhirnya mi telah dikenal di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia Winarno , 1991. Ide untuk membuat mi instan adalah untuk mengawetkan. Jejak awal mi instan ini dari Dinasti Qing, mi digoreng dengan cara deep fried dalam minyak untuk disimpan dalam jangka waktu lama Rahadi , 2010. Mi instan modern ditemukan pertama kali oleh Momofuku Ando seorang Taiwan yang pindah ke Jepang. Beliau adalah pendiri Nissin Foods, salah satu pembuat mi instan terbesar di dunia. Metode sederhana awal adalah memasak mi dalam kuah yang ada rasanya, kemudian digoreng dengan minyak kelapa sawit untuk mengeringkannya sehingga menjadi kering sama sekali. Menyiapkan mi ini sangat sederhana yaitu dengan dipanaskan menggunakan air panas. Beberapa metode pembuatan mi instan dicobanya, termasuk cara pengasapan dan penggaraman, serta penggorengan dengan minyak goreng jenis lain, namun akhirnya penggorengan dengan minyak sawit dinilai yang terbaik Rahadi, 2010. Tahun 1958, Momofuku Ando menemukan “Chicken Ramen”. Nissin meluncurkan mi instan pertama di Osaka. Lompatan bersejarah berikutnya di tahun 1971, ketika Nissin memperkenalkan mi gelas pertama di dunia Rahadi, 2010; WINA , 2011. Tahun 1964 Momofuku Ando membentuk Japan Convenience Foods Industry Association untuk mendukung pertumbuhan industri mi instan. Tahun 1997, beliau ditunjuk sebagai ketua International Ramen Manufacturers Association yang sekarang dikenal dengan World Instant Noodles Association WINA , 2011 Di tahun 2000 survey yang diadakan di Jepang mendapati bahwa mi instan merupakan temuan yang paling penting di abad ini. Menurut World Instant Noodles Association, negara-negara di Asialah yang menempati peringkat Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com tertinggi dalam pembuatan dan konsumsi mi instan. Di tahun 2005, 85 miliar bungkus mi instan dikonsumsi di seluruh dunia. China menempati peringkat pertama dalam konsumsi dan produksi mi instan yaitu kira-kira 50 miliar bungkus, Indonesia menempati peringkat kedua yaitu mencapai 15 miliar bungkus, setelah itu diikuti oleh Jepang sekitar 6 miliar bungkus. Namun konsumsi mi instan per kapita tertinggi diraih oleh penduduk Korea Selatan yaitu 69 bungkusorangtahun Rahadi, 2010. Penemu mi instan Momofuku Ando meninggal di usia 96 tahun pada tahun 2007. Jasa-jasanya akan selalu dikenang sepanjang masa. Tahun 1999 dibuka museum khusus mi instan di Ikeda dengan nama Momofuku Ando Instant Ramen Museum. Sebelum menutup mata, impian terbesarnya tercapai, yaitu membawa mi instan untuk astronot yang bertugas di angkasa luar. Di bulan Juli 2005, Nissin memperkenalkan mi instan dengan kemasan vakum yang dibuat khusus untuk astronot Jepang. Soichi Noguchi membawanya dalam misi ke luar angkasa Discovery di bawah NASA Space Shuttle Program Rahadi , 2010. Posisi mi sudah mulai menggeser sedikit demi sedikit makanan pokok nasi untuk sebagian masyarakat Asia. Kemudahan, kepraktisan dan kaya akan rasa menjadikan mi instan pilihan utama. Bahkan banyak sekali masyarakat Indonesia yang menjadikan mi instan sebagai “lauk” teman nasi. Popularitas mi instan menembus lintas batas benua dan negara. Tidaklah mengherankan di tiap toko Asia di manapun di dunia jika kita melihat tumpukan di salah satu rak terdapat berbagai merek dan jenis mi instan Rahadi , 2010.

B. Pembuatan Mi Instan