c dan n adalah konstanta spesifik varietas, untuk varietas kedelai c : 3.20x10

Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar air awal benih lebih berpengaruh dibanding varietas. Tingkat kadar air awal benih sebelum simpan memberikan pengaruh nyata pada peningkatan kadar air benih selama penyimpanan. Benih yang disimpan pada kadar air awal yang tinggi akan lebih cepat mengalami peningkatan dibanding benih yang disimpan pada kadar air awal yang rendah. Selain kadar air awal benih ada faktor lain yang juga menyebabkan adanya peningkatan terhadap kadar air selama penyimpanan yaitu suhu dan RH. Menurut Harnowo 2006 pengaruh kadar air benih terhadap daya simpan benih lebih besar dari pada pengaruh suhu penyimpanan. Aktivitas enzim akan terhambat pada keadaan kadar air benih yang rendah. Semakin rendah kadar air benih, laju respirasi akan semakin rendah pula, sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Kadar air benih yang tinggi akan meningkatkan laju respirasi benih dalam penyimpanan, sehingga menyebabkan enzim aktif dan proses perombakan di dalam jaringan makanan berlangsung. Pola perilaku empat varietas benih kedelai Anjasmoro, Wilis, Detam-1 dan Detam-2 pada KA awal 9-10 ditunjukkan melalui peubah KA tertera pada Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan bahwa kadar air pada keempat varietas benih kedelai Anjasmoro, Wilis, Detam-1 dan Detam-2 mengalami peningkatan selama periode simpan 4 bulan. Meskipun terjadi peningkatan kadar air selama periode simpan 4 bulan, keempat varietas benih kedelai masih dapat mempertahankan kadar airnya pada batas aman hingga akhir periode simpan yaitu ≤ 11. Menurut Purwanti 2004 KA yang aman untuk penyimpanan benih kedelai pada suhu kamar selama 6-10 bulan adalah tidak lebih dari 11. Kemampuan benih kedelai dalam mempertahankan kadar air benih pada batas aman hingga akhir periode simpan diduga karena penyimpanan benih dilakukan dengan menggunakan plastik PP yang kedap udara sehingga tidak terjadi pertukaran udara pada kemasan. Sifat permeabilitas bahan pengemas Gambar 5 Kadar air empat varietas benih kedelai selama penyimpanan terbuka terhadap uap air sangat penting untuk mempertahankan kadar air serta viabilitas benih. Menurut Arpah 2007 kerusakan mutu produk pangan kering dapat dihambat melalui penggunaan kemasan yang memiliki permeabilitas rendah terhadap uap air. Kadar air benih merupakan faktor utama yang menentukan daya simpan benih. Kerusakan benih selama penyimpanan sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan air di dalam benih Justice Bass 2002. Kadar air benih yang terlalu tinggi mendorong terciptanya kondisi yang mempercepat laju kerusakan benih, akibat terjadinya proses metabolisme dan respirasi. Laju respirasi yang tinggi dapat mempercepat hilangnya viabilitas benih. Roberts 1972 menyebutkan bahwa hilangnya viabilitas benih adalah karena berkurangnya bahan cadangan makanan melalui respirasi. Disamping itu, pada kadar air yang tinggi mikroorganisme akan tumbuh aktif dan berkembang dan merusak embrio. Perilaku respirasi benih kedelai selama penyimpanan Pola perilaku empat varietas benih kedelai pada kadar air awal 9-10 ditunjukkan melalui peubah respirasi tertera pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan bahwa respirasi pada keempat varietas benih kedelai Anjasmoro, Wilis, Detam-1 dan Detam-2 mengalami peningkatan selama periode simpan 4 bulan. Proses metabolisme dalam benih terdiri atas proses katabolisme dan anabolisme. Proses katabolisme adalah perombakan bahan cadangan energi dan bahan kimiawi dalam benih menjadi energi atau menjadi senyawa kimiawi yang kurang kompleks, sedangkan anabolisme merupakan proses pembangunan struktur tumbuh dalam benih dan pembentukan bahan-bahan kimiawi benih dari bentuk yang lebih kompleks Sadjad 1994. Respirasi merupakan proses dari katabolisme dimana terjadi proses oksidasi-reduksi. Proses respirasi menimbulkan peningkatan suhu yang berlangsung secara perlahan-lahan. Pada kondisi penyimpanan yang baik, panas hasil respirasi sedikit mempengaruhi kondisi benih di penyimpanan. Pada kondisi yang lembap, Gambar 6 Respirasi empat varietas benih kedelai selama penyimpanan terbuka