Kesimpulan Saran Rancangbangun Rangka Unit Penebar Pupuk Butiran Laju Variabel

33 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Hasil pengujian fungsional menunjukkan prototipe rangka pemupuk hasil rancangan dapat berfungsi dengan baik dan mampu menumpu beban yang dihasilkan oleh empat buah hopper yang terisi pupuk penuh 120 kg. 2. Rata-rata sinkage pada hopper kosong sebesar 21.60 cm, sedangkan rata-rata sinkage pada saat hopper terisi penuh sebesar 24.74 cm. Beban yang jauh lebih besar pada saat hopper terisi penuh mengkibatkan roda belakang transplanter lebih tenggelam ke dalam tanah dan menghasilkan traksi yang lebih besar dibandingkan pada saat hopper kosong. 3. Hasil pengujian kinerja prototipe rangka pemupuk hasil rancangan menunjukkan pada saat hopper terisi penuh menunjukkan rata-rata slip untuk hopper kosong sebesar 16.3 sedangkan rata-rata slip untuk hopper terisi penuh sebesar 20.2.

5.2. Saran

Perlu penambahan besi yang menghubungkan rangka atas dan rangka utama agar beban yang diterima rangka atas lebih sedikit. Transplanter yang digandengkan dengan rangka penebar pupuk ini dapat dioperasikan pada lahan dengan kemiringan hingga 23 o . Perlu ditambahkan beban tambahan seberat 60 kg pada bagian depan transplanter agar transplanter yang digandengkan dengan rangka penebar pupuk dapat dioperasikan pada lahan dengan kemiringan 30 o . Sebaiknya transplanter dengan rangka penebar pupuk digunakan pada lahan dengan perbedaan kerataan tanah hingga 37.5 cm. 34 DAFTAR PUSTAKA Adachi K. 1992. Effect of puddling on rice soil physics: softness of puddle soil and percolation in soil engineering for paddy field management. Di dalam Proceeding of the International Workshop Held at Asian Institute of Technology. January 28 th -30 th , 1992. Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand. Agni, Bayu. 2001. Pengaruh Pemadatan di Bawah Lapisan Olah Tanah Sawah Terhadap Performansi Rice Transplanter. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Aimrun W, Amin MSM, and Nouri H. 2010. Paddy field zone characterization using apparent electrical conductivity for rice precision farming. http:scialert.netqredirect.php?doi=ijar.2011.10.28linkid=pdf. [14 Februari 2010] Aziz A. 2011. Disain dan Pengujian Metering Device Untuk Unit Pemupuk Butiran Laju Variabel Variable Rate Granular Fertilizer Applicator[tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, IPB. Gina A. 2006. Desain Roda Besi Bersirip Gerak dengan Mekanisme Sirip Berpegas untuk Lahan Sawah di Cianjur. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Jahanshiri E. 2006. GIS-based sampling methods for precision farming of rice. http:psasir.upm.edu.my6122600447_fk_2006_81_abstrak_je__dh_pdf_.pdf. [14Februari 2011] Koga K. 1992. Introduction to Paddy Field Engineering. Irrigation Engineering and Management Program, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand. Lang L. 1992. GPS+GIS+remote sensing: An overview. Earth Observation Mag., April: 23-26. Mandang T, Nishimura I. 1991. Hubungan Tanah dan Alat Pertanian. JICA-DGHEIPB PROJECTADAET : JTA-9a132. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi, IPB. Mario MD, Zubair A, Ahmad A, Febrianti T, Indah FS, Pakaya R. 2008. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo. Pradina TY. 1999. Pengaruh Cara Pembuatan Lapisan Kedap Hard Pan Terhadap Performansi Alat Tanam Padi Mekanis Rice Transplanter. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Quast GJ. 1979. Konstruksi dan applikasi TRAKTOR. Departemen Mekanisasi Pertanian, FATEMETA, IPB, Bogor. Rauf AW, Syamsuddin T, Sihombing SR. 2000. Peranan pupuk NPK pada tanaman padi. http:pustaka.litbang.deptan.go.idagritekppua0160.pdf. [15 Maret 2012] Segarra E. 2002. Precision agriculture initiative for Texas high plains. Annual Comprehensive Report. Lubbock, Texas, Texas AM University Research and Extension Center. Sembiring EN, Suastawa I dan Desrial. 1990. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Pertanian. JICADGHEIPB PROJECTADAET : JTA-9a132. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi, IPB. Shibusawa S. 2002. Precision farming approaches to small-farm agriculture. http:www.agnet.orglibrarytb160. [14 Februari 2011] Srivastava AK, Goering CE, and Rohrbach RP.1993. Engineering Principles of Agricultural Machines. Michigan : American Society of Agricultural Engineers. Sudianto, Dian. 2000. Perancangan dan Pengukuran Kemampuan Traksi Roda Bersirip Gerak dengan Sirip Berpegas dan Sirip Karet. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Tada A, Toyomitsu Y. 1992. Bearing capacity in paddy fields especially for harvest. Di dalam Proceeding of the International Workshop Held at Asian Institute of Technology. January 28 th -30 th , 1992. Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand. 35 Tran DV, Nguyen NV. 2004. The concept and implementation of precision farming and rice integrated crop management systems for sustainable production in the twenty-first century. ftp:ftp.fao.orgdocrepfao010a0869ta0869t04.pdf. [14 Februari 2011]. Triratanasirichai, K. 1991. Study on the cage wheel for a small power tiller. Niigata University, Dissertation. Trimble. 2005. Precision agriculture. www.trimble.com. [14 Februari 2011] 36 Lampiran 1. Spesifikasi transplanter Tipe Yanmar RR55 Motor 8.5 hp berpindingin udara Bahan bakar Bensin Roda depan 250X17 4PR tube tire Roda belakang 335X5 78 W-20 outer diameter 850 Transmisi kecepatan advance- middle- reverse- attaching12 3 seedling Panjang total 2.9 m Lebar total 1.7 m Tinggi total 1.4 m 37 Lampiran 2. Hasil pengukuran tahanan penetrasi lahan pengujian Pengukuran tahanan penetrasi titik 1 Kedalaman cm Gaya Tahan Penetrasi kgf Tahanan Penetrasi kgfcm 2 0-5 0.00 5-10 2 0.30 10-15 8 1.20 15-20 12 1.79 20-25 22 3.29 25-30 38 5.68 Pengukuran tahanan penetrasi titik 2 Kedalaman cm Gaya Tahan Penetrasi kgf Tahanan Penetrasi kgf cm 2 0-5 0.00 5-10 2 0.30 10-15 8 1.20 15-20 12 1.79 20-25 36 5.38 25-30 42 6.28 Pengukuran tahanan penetrasi titik 3 Kedalaman cm Gaya Tahan Penetrasi kgf Tahanan Penetrasi kgf cm 2 0-5 0.00 5-10 0.00 10-15 8 1.20 15-20 10 1.49 20-25 28 4.18 25-30 40 5.98 Pengukuran tahanan penetrasi titik 4 Kedalaman cm Gaya Tahan Penetrasi kgf Tahanan Penetrasi kgf cm 2 0-5 0.00 5-10 2 0.30 10-15 4 0.60 15-20 22 3.29 20-25 30 4.48 25-30 42 6.28 38 Pengukuran tahanan penetrasi titik 5 Kedalaman cm Gaya Tahan Penetrasi kgf Tahanan Penetrasi kgf cm 2 0-5 0.00 5-10 4 0.60 10-15 8 1.20 15-20 14 2.09 20-25 20 2.99 25-30 38 5.68 39 Lampiran 3. Hasil pengukuran sinkage transplanter pada hopper kosong Pengulangan 1 2 3 4 5 Terukur Sinkage Terukur Sinkage Terukur Sinkage Terukur Sinkage Terukur Sinkage 1 16 25 18 23 18 23 18 23 20 21 2 19 22 18 23 20 21 20 21 19 22 3 19 22 18 23 21 20 21 20 19 22 4 20 21 18 23 20 21 20 21 20 21 5 19 22 21 20 19 22 19 22 21 20 6 17 24 25 16 18 23 18 23 20 21 7 14 27 20 21 19 22 19 22 20 21 8 24 17 24 17 RATA-RATA 23.29

21.29 21.13