6
Diagram fungsional dari applicator bahan kimia tepung ditunjukkan pada Gambar 2. Fungsi utama dari applicator pupuk adalah metering penjatah, distribution penyalur, dan placament
penempatan.
Gambar 2. Diagram fungsional dari applicator bahan kimia tepung Salah satu bentuk dari metering device adalah tipe edge cell. Roda metering diletakkan pada
bagian bawah hopper dan digerakkan oleh poros. Lebar rotor antara 6 mm sampai 32 mm digunakan untuk rate pemupukan yang berbeda. Untuk mengatur dosis yang yang dikeluarkan dilakukan dengan
mengubah kecepatn putar rotor. Gambar edge cell vertical rotor device dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Edge cell vertical rotor device Srivastava et al. 1993 Alat penyebar diffusor dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu centrifugal, gravity,
dan ram-air. Gravity diffusor adalah lempengan logam atau plastik yang dibentuk seperti huruf V terbalik yang dipasang di bagian bawah drop tube. Gravity diffusor menyebarkan bahan kimia dengan
lebih teratur dibandingkan rotary spreader, sehingga lebih cocok digunakan untuk row-crop planter dan cultivator.
Placement device dibedakan menjadi device yang menempatkan di dalam tanah dan di permukaan tanah. Pada tanaman yang sudah tumbuh, bahan kimia diberikan sebagai top dressing dan
tidak dimasukkan ke dalam tanah.
2.4. Transplanter
Penanaman bibit secara manual pada lahan yang luas akan membutuhkan waktu yang lama dan banyak tenaga kerja. Hal ini dapat diperbaiki dengan penggunaan alat tanam padi secara mekanis.
Menurut Sandra 1995, penanaman bibit dengan alat tanam lebih efisien dari segi waktu. Menurut Sakai 1978 dalam Pradina 1999, macam alat atau tipe alat tanam padi yang menggunakan motor
sebagai alat penggerak ada dua macam, yaitu: 1.
Walking type transplanter alat tanam padi mekanis roda 2 2.
Riding type transplanter alat tanam padi roda 4
7
Alat tanam padi memiliki bagian-bagian antara lain: 1.
Motor engine. Motor menggunakan pendingin udara atau air, daya motor yang digunakan antara 2
– 8.5 hp tergantung pada jumlah garpu penanam. 2.
Pengatur tenaga power transmission. Berguna untuk menggerakkan alat tanam, garpu penanam, papan semaian, gigi, sabuk dan lainnya.
3. Roda wheels. Alat tanam mekanis mempunyai 2 atau 4 roda untuk bergerak.
4. Pelampung floats. Menjaga mekanisme penanaman agar hasilnya mempunyai kedalaman
penanaman yang seragam. 5.
Papan semaian seeding stand. Tempat semaian yang diletakkan pada alat tanam, bergerak secara horizontal dan sesuai dengan kecepatan penanaman.
6. Garpu penanam finger. Berfungsi menancapkan bibit ke lahan. Gerakan garpu penanam
diperoleh dari putaran motor yang menggerakkan batang garpu.
2.5. Sinkage
Mandang dan Nishimura 1991 menyatakan bahwa kemampuan lalu lintas traktor tidak hanya ditentukan oleh kelunakan dan kelemahan tanah tetapi juga tergantung pada kemampuan alat
tersebut untuk bekerja pada kondisi tanpa adanya sinkage. Kemampuan ini disebut sebagai daya apung dari kendaraan.
Sinkage adalah terjadinya penurunan permukaan tanah akibat gaya dari luar dengan mengabaikan distribusi dalam tanah khususnya lalu lintas, yang dapat mengakibatkan pemadatan
tanah. Penurunan permukaan terjadi sampai pada keadaan di mana gaya penahan dari tanah seimbang dengan beban yang diberikan. Kenaikan beban dapat menyebabkan kenaikan sinkage Mandang dan
Nishimura, 1991. Batas sinkage pada kemampuan lalu lintas traktor maksimum adalah 15 – 20 cm,
tetapi hal ini tergantung pada alat traksi traktor, kondisi profil dan permukaan tanah. Menurut Triratanasirichai 1991, semakin besar slip yang terjadi maka ketenggelaman roda
juga akan semakin besar. Metode pengukuran ketenggelaman roda yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode alat ski dengan mekanisme 4 batang hubung yang dilengkapi sensor infrared
distancemeter. Selain itu dinyatakan bahwa kisaran ketenggelaman roda yang terjadi pada traktor dua roda di sawah berkisar 10 cm
– 42 cm. Sembiring et al. 1990 menyatakan bahwa beban tarik roda sangat dipengaruhi oleh adanya
kontak antara roda dengan tanah. Kontak antara roda dengan tanah dipengaruhi oleh ukuran roda, berat roda, berat traktor yang ditumpu roda, dan kondisi tanah tumpuan roda. Semakin besar beban
tarik maka ketenggelaman roda semakin besar.
2.6. Slip Roda