Applicator pupuk Rancangbangun Rangka Unit Penebar Pupuk Butiran Laju Variabel
5
sehingga input bibit, pupuk, pestisida, herbisida dan air irigasi dapat diterapkan ke lapangan, berdasarkan kriteria kinerja dan input aplikasi sebelumnya Tran dan Nguyen 2004.
Penggunaan GIS dimulai pada 1960. Sistem ini terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan prosedur yang dirancang untuk mendukung penyusunan, penyimpanan, pengambilan dan analisis
dari fitur atribut dan data lokasi untuk menghasilkan peta. GIS menghubungkan informasi di satu tempat sehingga dapat diekstrapolasi bila diperlukan. Komputerisasi peta pada GIS berbeda dari peta
konvensional dan mengandung berbagai lapisan informasi misalnya, peta survei tanah, curah hujan, tanaman, hara tanah tingkat dan hama. GIS membantu mengkonversi informasi digital ke bentuk
yang dapat dikenali dan digunakan. Gambar digital dianalisis untuk menghasilkan informasi peta penggunaan lahan dan vegetasi. GIS semacam peta terkomputerisasi, namun peran sebenarnya adalah
menggunakan statistik dan metode spasial untuk menganalisis karakter dan geografi. Database GIS pertanian dapat memberikan informasi tentang: topografi, jenis tanah, drainase permukaan, drainase
bawah tanah, uji tanah, irigasi, tingkat aplikasi kimia dan hasil tanaman. Setelah dianalisis, informasi ini digunakan untuk memahami hubungan antara berbagai elemen yang mempengaruhi tanaman di
situs tertentu Trimble, 2005 diacu dalam Tran dan Nguyen 2004. Batte dan VanBuren 1999 diacu dalam Tran dan Nguyen 2004 menyatakan Variable-
rate technology VRT yang otomatis dapat diterapkan untuk operasi pertanian yang luas. VRT system mengatur nilai pengiriman input pertanian tergantung pada jenis tanah dicatat dalam peta
tanah. Informasi diekstrapolasi dari GIS dapat mengendalikan proses, seperti pembibitan, pupuk dan pestisida aplikasi, dan pemilihan herbisida dan aplikasinya pada tempat dan saat yang tepat.