42
baik mengenai implikasi Islam dalam lembaga keuangan, khususnya berkaitan dengan pengungkapan CSR Farook et al., 2011.
5 Reputasi Para Ahli Reputable Scholars Menurut Farook et al. 2011 beberapa ahli syariah memiliki jumlah
yang signifikan dalam hal pengetahuan tentang penerapan hukum Islam dalam institusi keuangan. Namun, kualifikasi yang mereka
miliki mungkin belum diakui secar formal atau tidak berasal dari lembaga pendidikan sekuler. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penunjukkan direktur pada perusahaan di Bahrain adalah kemampuan yang relevan, pengalaman bisnis dan reputasi. Berdasarkan hal
tersebut, diharapkan bahwa reputasi sebagai proxy untuk pengetahuan industri dan oleh karena itu para ahli yang memiliki reputasi dengan
tingkat pengetahuan tentang prinsip dan bisnis yang relevan dan banyak menjadi perwakilan bagi dewan pengawas syariah dilembaga
keuangan dan perbankan syariah, yang paham akan implikasinya pada perbankan syariah, khususnya berkaitan dengan pengungkapan CSR.
Oleh karena itu, ahli yang memiliki reputasi lebih memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan CSR serta pengungkapan informasi CSR
kemudian.
b. Struktur Kepemilikan
Hak nasabah Invesment Account Holders
IAH’s Rights
Struktur kepemilikan juga menentukan tingkat pengawasan dan tentu saja tingkat pengungkapan Jensen dan Meckling, 1976 dalam
43
Farook et al. 2011. Sejumlah penelitian terdahulu melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela Ruland et al.,
1990; Eng dan Mak, 2003; El- Gazzar, 1998; dalam Farook et al. 2011. Sebagaimana diuraikan di atas, investor Islam menetukan tingkat
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan berdampak pada tingkat pengungkapan CSR. Investor Islam lebih mungkin untuk -
menginvestasikan dana mereka sebagai nasabah IAH bukan sebagai pemegang saham sejak investor Islam lebih tertarik pada layanan yang
ditawarkan bank-bank syariah dari pada kepemilikan saham dari bank- bank syariah tersebut. Selanjutnya, rekening di bank syariah lebih
mudah diakses dari pada saham bank-bank syariah. Meskipun nasabah tidak memiliki hak suara formal, namun mereka tetap mempengaruhi
tingkat pengawasan terhadap manajemen melalui pemegang saham Archer et al. 1998. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa keuntungan
pemegang saham ditentukan oleh keuntungan yang diperoleh melalui pemanfaatan dana nasabah.
Jika menjadi nasabah lebih menarik daripada menjadi pemegang saham dan sesuai dengan hukum serta prinsip Islam, maka pengaruh
relatif dari nasabah akan menetukan sejauh mana aktivitas bank sesuai dengan hukum-hukum Islam dan prinsip-prinsip syariah dan
pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan yang disajikan oleh bank. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif
44
dengan ukuran relatif dana nasabah sebagai proporsi dari dana pemegang saham.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia berdasarkan indeks ISR masih sedikit dilakukan.
Penelitian-penelitian sebelumnya tentang indeks ISR lebih banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti Malaysia. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi penulis untuk lebih giat dalam mencari sumber-sumber referensi tentang indeks ISR dalam penelitian ini. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.
Fadilla Purwitasari 2011 melakukan studi yang menganalisis Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah dalam
Perspektif Shariah Enterprise Theory. Hasilnya penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan pelaporan tanggung jawab sosial oleh BSM dan BMI masih
dipengaruhi oleh kepentingan mereka masing-masing. Kepentingan- kepentingan ini terutama dipengaruhi oleh money dan power. Peranan
‗prinsip‘ tidak terlalu terlihat dalam cara pelaporan tanggung jawab sosial mereka.
Nisrina Widayuni 2014 melakukan analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada