16
dalam Gambar 2.2 di atas. Dalam pemikiran yang sempit, keberlanjutan ekonomi dianggap hanya dapat memberikan keberhasilan jangka pendek. Oleh karena itu,
dimensi ekonomi, ekologi, dan sosial harus dipenuhi secara simultan untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang karena ketiga dimensi tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
6
b. Motif dan Manfaat Pelaksanaan Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi dan Abidin ada tiga tahap atau paradigma yang berbeda yang mendorong perusahaan melakukan CSR.
7
1 Tahap pertama adalah corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan.
2 Tahap yang kedua adalah corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma dan etika universal
untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial. 3 Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan
demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
Pelaksanaan CSR akan berdampak positif bagi perusahaan tersebut. Menurut Susanto 2007:26-33 CSR memiliki beberapa manfaat
bagi perusahaan sebagai berikut :
8
6
Dyllick, T., Hockerts, K. 2002. Beyond the Business Case for Corporate Sustainability. Business Strategy and the Environment, 11 , 130-141.
7
Suharto, E. 2007. Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate., dari http:www.policy.husuharto
8
Gustani., 2013. Analisis Tingkat Pengungkapan Kinerja Sosial Bank Syariah Berdasarkan Indeks ISR, Skripsi, STEI SEBI
17
1 CSR akan mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang diterima oleh perusahaan. perusahaan yang konsisten
melaksanakan CSR akan mendapatkan dukungan luas dari komunitas yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan.
2 CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian
pula ketika perusahaan diterpa kabar miring bahkan ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah memahami dan
memaafkan. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi baik,
yang secara konsisten melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. 3 CSR akan memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan
dengan para stakeholdernya. 4 CSR akan meningkatkan penjualan produk. Dalam riset Roper Search
Worldwide mengungkapkan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten
menjalankan CSR. Dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga motif yang
mendorong perusahaan melaksanakan CSR. Ketiga motif tersebut setidaknya akan dipengaruhi oleh jenis perusahaan yang dijalankan. Bagi
perusahaan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah maka motif
18
yang paling berpengaruh adalah motif keagamaan. Pelaksanaan CSR juga akan membawa dampak positif bagi keberlanjutan sebuah perusahaan, hal
ini juga akan meminimalisir dampak negatif dari hadirnya perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan.
Setelah melaksanakan CSR, maka perusahaan juga dituntut untuk mengungkapakan informasi CSR yang telah dilaksanakan. Berikut ini
akan dibahas teori tentang pengungkapan CSR. c.
Corporate Social Responsibility dalam Perspektif Islam
CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi
kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika dan discretionary responsibilities sebagai lembaga finansial intermediari baik itu bagi
individu maupun bagi institusi. Tanggung jawab religius mengacu kepada kewajiban menyeluruh bagi institusi finansial Islam untuk mematuhi
hukum Islam pada seluruh kegiatannya. Tanggung jawab ekonomi mengacu kepada kewajiban bank syariah untuk mematuhi kelayakan
ekonomi secara efisien dan menguntungkan. Kewajiban hukum mengacu kepada institusi finansial Islamuntuk mematuhi hukum dan peraturan di
negara tempat beroperasinya institusi tersebut. Tanggung jawab etika yang dimaksud dalam AAOIFI yaitu menghormati masyarakat, norma agama,
dan kebiasaan yang tidak diatur dalam hukum. Sedangkan discreationary responsibilities mengacu kepada ekspetasi yang diharapkan oleh
19
pemegang saham bahwa institusi finansial Islam akan melaksanakan peran sosialnya dalam mengimplementasikan cita-cita Islam.
Islam adalah agama yang mengedepankan pentingnya nilai-nilai sosial di masyarakat ketimbang hanya sekedar menghadapkan wajah kita
ke barat dan ke timur dalam shalat. Tanpa mengesampingkan akan pentingnya shalat dalam Islam, Al Quran mengintegrasikan makna dan
tujuan shalat dengan nilai-nilai sosial. Di samping memberikan nilai keimanan berupa iman kepada Allah SWT, Kitab-Nya, dan Hari Kiamat,
Al Quran menegaskan bahwa keimanan tersebut tidak sempurna jika tidak disertai dengan amalan-amalan sosial berupa kepedulian dan pelayanan
kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir serta menjamin kesejahteraan mereka yang membutuhkan, seperti pada QS. Al Baqarah
ayat 177 berikut. Allah berfirman :
“bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
20
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-
orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-
orang yang benar imannya; dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”. QS. Al Baqarah:177
Dalam konteks ini, maka CSR dalam perspektif Islam adalah praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara islami.
Perusahaan memasukan norma- norma agama islam yang ditandai dengan adanya komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam
operasinya. CSR dalam perspektif Islam menurut AAOIFI yaitu segala kegiatan yang dilakukan institusi finansial Islam untuk memenuhi
kepentingan religius, ekonomi, hukum, etika, dan discretionary responsibilities sebagai lembaga fianansial intermediari baik bagi individu
maupun institusi.
9
Dengan demikian, praktik bisnis dalam kerangka CSR Islami mencakup serangkaian kegiatan bisnis dalam bentuknya. Meskipun
tidak dibatasi jumlah kepemilikan barang, jasa serta profitnya, namun cara-cara untuk memperoleh dan pendayagunaannya dibatasi oleh aturan
halal dan haram oleh syariah Suharto,2010.
9
Rizkiningsing, P. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting ISR. Studi Kasus Pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia, dan Negara-Negara
Gulf Cooperation Council. Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
21
Menurut Suharto 2010 dalam Islam, CSR yang dilakukan harus bertujuan untuk menciptakan kebajikan bukan melalui aktivitas-aktivitas
yang mengandung unsur riba, melainkan dengan praktik yang diperintahkan Allah berupa zakat, infak, sedekah, dan wakaf. CSR juga
harus mengedepankan nilai kedermawanan dan ketulusan hati. Perbuatan ini lebih Allah cintai dari ibadah-ibadah mahdhah. Rasulullah SAW
bersabda, “Memenuhi keperluan seorang mukmin lebih Allah cintai dari
pada melakukan dua puluh kali haji dan pada setiap hajinya menginfakan ratusan ribu dirham dan dinar”. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga
bersabda, “Jika seorang muslim berjalan memenuhi keperluan sesama
muslim, itu lebih baik baginya daripada melakukan tujuh puluh kali thawaf di Baitullah.”
Selain itu, pelaksanaan CSR dalam Islam juga merupakan salah satu upaya mendorong produktivitas masyarakat yang kemudian guna
menjaga keseimbangan distribusi kekayaan di masyarakat. Islam mewajibkan sirkulasi kekayaan terjadi pada semua anggota masyarakat
dan mencegah terjadinya sirkulasi kekayaan hanya pada segelintir orang Yusanto dan Yunus, 2009:165-169. Allah Berfirman :
22
“....supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu...” QS. Al hasyr: 7.
Islam juga memerintahkan praktik CSR pada lingkungan. Prinsip- prinsip mendasar yang membentuk filosofi kebajikan lingkungan yang
dilakukan secara holistik oleh Nabi Muhamad SAW adalah keyakinan akan adanya saling ketergantungan di antara makhluk ciptaan Allah.
Karena Allah SWT menciptakan alam semesta ini secara terukur, baik kuantitatif maupun kualitatif lihat QS. Al Qamar: 49 dan dalam kondisi
yang seimbang QS. Al Hadid:7. Sifat saling ketergantungan antara makhluk hidup adalah sebuah fitrah dari Allah SWT. Dari prinsip ini maka
konsekuensinya adalah jika manusia merusak atau mengabaikan salah satu bagian dari ciptaan Allah SWT, maka alam secara keseluruhan akan
mengalami penderitaan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia Sharing,2010.
10
Allah SWT berfirman:
“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar.” QS. Ar Rum:41
Dari penjelasan diatas menunjukan bahwa Islam telah mengatur dengan begitu jelas tentang prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam
10
Gustani, Op. Cit., hlm. 22
23
CSR, padahal isu CSR baru dimulai pada abad ke-20. Bahkan dalam berbagai code of conduct yang dibuat oleh beberapa lembaga, Islam telah
memberikan penjelasan terlebih dahulu. Misalnya, dalam draft ISO 26000, Global Reporting Initiatives GRI, UN Global Compact, International
Finance Corporation IFC, dan lainnya telah menegaskan berbagai instrumen indikator bagi pelaksanaan komitmen CSR perusahaan demi
pemenuhan target pembangunan berkelanjutan —seperti isu lingkungan
hidup, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan, perlindungan konsumen, tata kelola perusahaan, praktik operasional yang adil, dan
pengembangan masyarakat. Dan bila ditilik lebih lanjut, sebenarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan representasi berbagai komitmen yang
dapat bersinergi dengan pengamalan prinsip kehidupan Islami
11
. Dalam bangunan ekonomi Islam, aktivitas sosial juga menjadi
salah satu elemen yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam mekanisme perekonomian. Sektor sosial dalam sebuah sistem
perekonomia dapat diklasifikasikan kedalam sektor sukarela voluntary sector atau lebih dikenal dengan sektor ketiga. Sektor ini menjadi
pelengkap dari dua sektor utama yaitu sektor publik dan sektor swasta.
12
CSR merupakan Komitmen dan aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan dan
masyarakat. Persoalan bagi para pelaku usaha adalah stategi dan konsep
11
Sampurna, M. E. 2007. Sinergi CSR dalam Perspektif Islam. Dipetik 11 15, 2012, dari www.csrindonesia.comdataarticles20080310083332-a.pdf
12
Sakti, A. 2007. Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Tangerang: AQSA-publishing
.
24
penerapan CSR di lingkungan dan masyarakat agar tepat sasaran dan sesuai dengan corporate bunisnees value. Untuk itu, riset, komunikasi,
sustainable empowerment, sincerity dan stretegi lainnya sangat diperlukan. Agar proses keberlangsungan dakwah Islam dan tujuan menjadi rahmatan
lil aa‘lamiin dapat tercapai. Islam mengajarkan tanggung jawab agar mampu mengendalikan diri dari tindakan melampaui batas kewajaran dan
kemanusiaan. Tanggung jawab ini mencakup tanggung jawab kepada Allah, kepada sesama dan lingkungannya.
2. Islamic Social Reporting ISR