Perumusan Masalah Hal yang sangat penting untuk memulai suatu penelitian adalah adanya Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Definisi Konsep

daerah dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: pertama, remaja yang tidak tahu berbahasa daerah sama sekali. Kedua, remaja yang hanya mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain yang berbahasa daerah, tetapi kurang mampu dalam berkata-kata dalam bahasa daerah. Ketiga, remaja yang fasih dalam berbahasa daerah. Dari keadaan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai peran dan penggunaan bahasa daerah di dalam keluarga. Di GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang para jemaat merupakan masyarakat yang homogen, karena mereka terdiri dari satu kebudayaan dan suku bangsa yaitu suku bangsa karo. Selain suku bangsa yang homogen, GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang secara tidak langsung juga memberikan pengajaran bahasa daerah terlihat dari kuantitas kebaktian tiap bulannya. Dalam sebulan terdapat empat kali kebaktian yang diselenggarakan oleh GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang, kebaktian dengan bahasa daerah Karo sebanyak tiga kali dan kebaktian dengan bahasa Indonesia sebanyak satu kali. Hal tersebut mengakibatkan betapa perlunya kemampuan dalam berbahasa daerah pada remaja, karena mereka merupakan pelestari bahasa daerah agar kedepannya bahasa daerah tidak hilang seiiring berkembangnya waktu. Berdasarkan keadaan di atas tentang keberadaan bahasa daerah di tengah-tengah keluarga, maka peneliti memilih penelitian di atas.

1.2. Perumusan Masalah Hal yang sangat penting untuk memulai suatu penelitian adalah adanya

masalah yang akan diteliti. Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya dengan jelas sehingga akan Universitas Sumatera Utara jelas bagi peneliti dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa Arikunto, 2006:24. Adapun perumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah: 1. Bagaimana penggunaan bahasa daerah Karo pada keluarga GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang berdasarkan kategori sosial? 2. Hubungan diantara berbagai kategori sosial dalam pengunaan bahasa daerah Karo pada keluarga GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui penggunaan bahasa daerah Karo di dalam keluarga berdasarkan kategori sosial. 2. Untuk Mengetahui apakah ada korelasi antara kategori sosial dengan penggunaan bahasa daerah Karo dalam keluarga.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.4.1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai penggunaan bahasa daerah Karo di dalam keluarga berdasarkan kategori sosial dan hubungan antara kategori sosial terhadap pengguanan bahasa daerah Karo pada Keluarga GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan teori ilmu - ilmu sosial khususnya Sosiologi. Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pengetahuan dalam bentuk bacaan untuk memperkaya wawasan setiap individu yang membaca hasil penelitian ini dan menjadi bahan evaluasi diri keluarga dan masyarakat tentang pentingnya bahasa daerah.

1.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dalil atau prinsip yang logis yang dapat diterima secara rasional mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji atau disesuaikan dengan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang mendukung atau menolak kebenarannya Nawawi; 1995. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam suatu penelitian harus diuji. Oleh karena itu, perumusan hipotesa yang baik adalah hipotesa yang dapat diuji kebenarannya atau ketidakbenarannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesa yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah: H : Tidak terdapat hubungan pengaruh yang signifikan antara Kategori Sosial terhadap Bahasa Daerah Karo. H 1 : Terdapat hubungan pengaruh yang signifikan antara Kategori Sosial terhadap Bahasa Daerah Karo.

1.6. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide maupun gagasan Hasan, 2002:17. Untuk menjelaskan maksud dan pengertian konsep-konsep yang terdapat di dalam penelitian ini, maka akan dibuat batasan-batasan konsep yang dipakai adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Kategori sosial Berangkat dari pendapat Koentjaraningrat yang menjelaskan bahwa kategori sosial merupakan kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri khas atau suatu kompleks ciri-ciri objektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu. Ciri khas tersebut dilakukan dengan maksud untuk memudahkan penggolongan dalam suatu tujuan dan biasanya dikenakan oleh pihak luar tanpa disadari oleh pihak yang bersangkutan. Seperti yang peneliti akan lakukan terhadap kehidupan keluarga GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang yang perlu dilakukan penggolongan untuk memudahkan penelitian, walupun pihak yang diteliti tidak menyadari hal tersebut. Kategori Sosial yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Ekonomi Tingkat ekonomi yang dimaksud adalah berdasarkan kemampuan finansial yang dimiliki oleh masing-masing runggun yang ada pada GBKP Klasis Medan- Kp.Lalang. Dalam hal pengklasifikasian ini, peneliti mengikuti klasifikasi yang dilakukan oleh GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang yang terdiri dari tiga rayon yaitu rayon A, B, dan C. Menurut Pengurus GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang, pengklasifiksian tersebut berdasarkan: kemampuan finansial anggota tiap runggun, jumlah kepala keluarga yang ada di runggun tersebut, dan juga setoran-setoran kolekte, perpuluhan, iuran, dll yang diberikan oleh runggun tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengklasifikasikan tiga tingkatan ekonomi berdasarkan rayon, dimana Rayon A mempunyai tingkat ekonomi yang lebih tinggi, kemudian Rayon B dan Rayon C. Universitas Sumatera Utara Namun pengklasifikasian yang digunakan peneliti adalah berdasarkan pendapatan keluarga dan hal tersebut didukung oleh UMR Upah Minimum Regional didukung lagi oleh klasifikasi yang ditentukan oleh peneliti. Pengklasifikasian jumlah pendapatan di tujukan agar dari setiap pendapatn keluarga terwakili. Dari pendapatan rendah, menengah sampai dengan pendapatan yang besar. sehingga terjadi keaneka-ragaman jumlah pendapatan. Pengklasifikasian akan dilakukan berdasarkan jumlah pendapatan sebagai berikut: Pendapatan keluarga Rp. 4.000.000. Pendapatan keluarga Rp. 3.900.000 – Rp. 2.000.000. Pendapatan keluarga Rp. 1.900.000.

2. Daerah Tempat Tinggal

Daerah tempat tinggal diklasifikasikan berdasarkan daerah tempat bermukim responden yang mempunyai etnis yang sama ataupun berbeda-beda. Baik minoritas, mayoritas ataupun dengan jumlah yang hampir sama antar etnisnya. Pengklasifikasian berdasarkan daerah tempat tinggal dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh pengaruh daerah tempat tinggal mempengaruhi penggunaan bahasa daerah. Hal tersebut menjadi alasan peneliti mengklasifikasikan daerah tempat tinggal berdasarkan: Daerah tempat tinggal mayoritas etnis Karo. Daerah tempat tinggal beragam etnis. Daerah tempat tinggal minoritas etnis Karo Universitas Sumatera Utara Bahasa Daerah Bahasa daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang penggunaan bahasa daerah karo pada keluarga, sesama etnis, dan juga berbeda etnis.

1. Keluarga

Pada keluarga yang menjadi batasan peneliti adalah melihat bagaimana komunikasi ataupun penggunaan bahasa daerah karo didalam keluarga. Dalam hal ini peneliti melihat komunikasi antara orang tua-anak, anak-orang tua, anak- abangkakakadik.

2. Sesama Etnis

Sesama etnis yaitu komunikasi ataupun penggunaan bahasa daerah karo pada sesama anggota jemaat GBKP, pada tetangga yang berada disekitar daerah tempat tinggal, dan juga pada keluarga besar yang sesama etnis.

3. Berbeda Etnis

Berbeda etnis yaitu komunikasi ataupun penggunaan bahasa pada tetangga yang berada disekitar daerah tempat tinggal, dan pada keluarga besar yang berbeda etnis. 1.7. Operasional Variabel Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Operasional variabel juga dimaksudkan untuk mencegah salah tafsir dan perluasan permasalahan dari serangkaian proses penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas Kategori Sosial antara lain status ekonomi, dan lingkungan daerah Universitas Sumatera Utara tempat tinggal, sedangkan variabel terikat Bahasa Daerah melihat penggunaan bahasa daerah antara keluarga orang tua-istrisuami, orang tua-anak, anak-orang tua, anak-saudara, sesama etnis sesama anggota jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang, tetangga, keluarga besar, berbeda etnis tetangga, keluarga besar. Kedua variabel tersebut ingin dilihat bagaimana hubungan yang ada antara satu variabel dengan variabel lainnya. 1.8. Bagan Operasional Variabel Untuk lebih jelasnya di bawah ini ditunjukkan dalam bentuk skemanya : Variabel Bebas X Variabel Terikat Y Kategori Sosial Status Ekonomi Lingkungan daerah tempat tinggal Bahasa Daerah Karo Keluarga Sesama Etnis Berbeda Etnis Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil-hasil penelitian tentang Bahasa Daerah

Pentingnya bahasa daerah dan kebertahanannya sebagai warisan budaya, membuat banyaknya penelitian tentang bahasa daerah. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya membahas tentang peluang dan tantangan bahasa daerah, faktor-faktor penyebab kepunahan bahasa daerah, revitalisasi bahasa daerah, potensi kepunahan bahasa daerah, sampai penelitian tentang pengajaran bahasa daerah yang dimasukkan dalalm muatan lokal dan penelitian mengenai penggunan bahasa daerah pada murid SD. Melihat dari peluang dan tantangan bahasa daerah di era globalisasi sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan. Walaupun pemerintah memberikan peluang kepada bahasa daerah untuk bertahan sebagai bahasa pertama dan bahasa pergaulan intrasuku. Dalam Undang-undang Dasar tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, Pasal 1 dikatakan, “Bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kemudian pada Pasal 42, ayat 1 dinyatakan bahwa “Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia Darwis, 2011. Universitas Sumatera Utara