Dari data di atas terlihat bahwa responden lebih banyak memiliki komposisi jumlah anak antara 1-2 orang. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden yang
mempunyai jumlah anak 1-2 orang memiliki frekuensi 95 responden dengan persentase 47.5 persen, responden yang mempunyai jumlah anak 3-4 orang memiliki
frekuensi 76 responden dengan persentase 38 persen, responden yang mempunyai jumlah anak 5-6 orang memiliki frekuensi 27 responden dengan persentase 13.5
persen, dan responden yang mempunyai jumlah anak lebih dari 6 orang memiliki frekuensi 2 responden dengan frekuensi 1 persen. Data diatas menunjukkan bahwa
responden mempunyai jumlah anak rata-rata adalah 1-4 orang, sehingga memunkinkan untuk memberikan pengajaran yang intensif kepada anak.
4.2.2. Kategori Sosial
4.2.2.1. Frekuensi Responden Tentang Tingkat Ekonomi Tabel 6. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan
No. Jumlah Anak
Frekuensi F Persentase
1 Rp.4.000.000
37 18.5
2 Rp.3.900.000 - Rp.2.000.000
110 55
3 Rp.1.900.000
53 26.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat bahwa responden lebih banyak memiliki pendapatan Rp.3.900.000 – Rp.2.000.000. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan
jumlah pendapatan lebih dari Rp.4.000.000 memiliki frekuensi 37 responden dengan persentase 18.5 persen, responden dengan jumlah pendapatan Rp.3.900.000 –
Rp.2.000.000 memiliki frekuensi 110 responden dengan persentase 55 persen, dan responden dengan jumlah pendapatan kurang dari Rp.1.900.000 memiliki frekuensi
Universitas Sumatera Utara
53 responden dengan persentase 26.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden tidak berada pada garis kemiskinan.
Tabel 7. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga yang Tinggal di Rumah
No. Jumlah Anggota Keluarga
Frekuensi F Persentase
1 6 orang
16 8
2 4-5 orang
119 59.5
3 3 orang
65 32.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat bahwa anggota keluarga yang tinggal di rumah responden rata-rata 4-5 orang. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan
jumlah anggota keluarga lebih dari 6 orang memiliki frekuensi 16 responden dengan persentase 8 persen, responden dengan jumlah anggota keluarga 4-5 orang memiliki
frekuensi 119 responden dengan persentase 59.5 persen, dan responden dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 3 orang memiliki frekuensi 65 responden
dengan persentase 32.5 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden mempunyai tanggungan yang tidak terlalu banyak karena banyak responden dengan
jumlah anggota keluarga 4-5 orang.
Tabel 8. Pandangan Responden Tentang Pendapatan Perbulan dengan Pengeluaran Perbulan
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Lebih dari cukup
16 8
2 Cukup
138 69
3 Kurang
46 23
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas terlihat bahwa responden lebih banyak berpendapat bahwa pendapatan perbulan cukup untuk memenuhi pengeluaran perbulannya. Dari hasil
penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban lebih dari cukup frekuensi 16 responden dengan persentase 8 persen, responden dengan jawaban cukup memiliki
frekuensi 138 responden dengan persentase 69 persen, dan responden dengan jawaban kurang memiliki frekuensi 46 responden dengan persentase 23 persen. Data
diatas menunjukkan bahwa banyak responden yang merasa cukup dengan pendapatan perbulannya, dan masih banyak juga responden yang merasa kurang dengan
pendapatan perbulannya.
4.2.2.2. Frekuensi Responden Tentang Lingkungan daerah Tempat Tinggal Tabel 9. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Etnis di Daerah Tempat
Tinggal
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Mayoritas Etnis Karo
64 32
2 SeimbangBeragam Etnis
119 59.5
3 Minoritas Etnis Karo
17 8.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat komposisi lingkungan tempat tinggal responden, lebih banyak responden yang tinggal di daerah beragam etnis. Dari hasil penelitian
tersebut terlihat responden dengan jawaban mayoritas Etnis Karo memiliki frekuensi 64 responden dengan persentase 32 persen, responden dengan jawaban seimbang dan
beragam etnis memiliki frekuensi 119 responden dengan persentase 59.5 persen, dan responden dengan komposisi minoritas Etnis Karo memiliki frekuensi 17 responden
Universitas Sumatera Utara
dengan persentase 8.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden bertempat tinggal di daerah yang beragam etnis yang akan mempengaruhi penggunaan bahasa
daerah.
Tabel 10. Komposisi Responden Berdasarkan Dengan Siapakah Lebih Sering Bergaul dan Berkomunikasi
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Sesama Etnis Karo
55 27.5
2 Netral
125 62.5
3 Berbeda Etnis
20 10
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat responden lebih sering bergaul dan berkomunikasi dengan semua etnis. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban
sesama Etnis Karo memiliki frekuensi 55 responden dengan persentase 27.5 persen, responden dengan jawaban netral memiliki frekuensi 125 responden dengan
persentase 62.5 persen, dan responden dengan komposisi berbeda Etnis memiliki frekuensi 20 responden dengan persentase 10 persen. Data diatas menunjukkan
jawaban bahwa responden lebih sering bergaul dengan semua etnis dan juga masih banyak responden yang menjawab lebig sering bergaul dengan sesama etnis karo saja
sehingga mempengaruhi kuantitas penggunaan bahasa daerah. Tabel 11. Pandangan Responden Berdasarkan lingkungan Daerah Tempat
Tinggal yang Nyaman
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Mayoritas Etnis Karo
60 30
2 SeimbangBeragam Etnis
129 64.5
3 Minoritas Etnis Karo
11 5.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan lingkungan daerah tempat tinggal yang nyaman adalah beragam etnis. Dari hasil penelitian tersebut
terlihat responden dengan jawaban mayoritas Etnis Karo memiliki frekuensi 60 responden dengan persentase 30 persen, responden dengan jawaban seimbang dan
beragam etnis memiliki frekuensi 129 responden dengan persentase 64.5 persen, dan responden dengan komposisi minoritas Etnis Karo memiliki frekuensi 11 responden
dengan persentase 5.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden berpendapat bahwa daerah tempat tinggal yang nyaman adalah beragam etnis dan
masih banyak responden yang menjawab lebih nyaman jika mayoritas etnis karo. 4.2.3. Penggunaan Bahasa Daerah
4.2.3.1. Frekuensi Responden Tentang Keluarga Tabel 12. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat
Berkomunikasi dengan suamiistri
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
156 78
2 Seimbang
29 14.5
3 Bahasa Indonesia
15 7.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan kepada suamiistri adalah bahasa karo. Dari hasil penelitian tersebut
terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 156 responden dengan persentase 78 persen, responden dengan jawaban seimbang
memiliki frekuensi 29 responden dengan persentase 14.5 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki frekuensi 15 responden dengan
Universitas Sumatera Utara
persentase 7.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa daerah Karo, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka telah ambil bagian
dalam melestarikan bahasa daerah. Tabel 13. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat
Berkomunikasi Dengan Anak
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
111 55.5
2 Seimbang
46 23
3 Bahasa Indonesia
43 21.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak adalah bahasa Karo. Dari hasil penelitian
tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 111 responden dengan persentase 55.5 persen, responden dengan jawaban seimbang
memiliki frekuensi 46 responden dengan persentase 23 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki frekuensi 43 responden dengan persentase 21.5
persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden lebih banyak menggunakan bahasa daerah Karo saat berkomunikasi kepada anak dikarenakan responden ingin
mengajarkan bahasa daerah kepada anak dan menggunakannya dalam berkomunikasi. Tabel 14. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan
Anak Saat Berkomunikasi Dengan Orang Tua
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
27 13.5
2 Seimbang
65 32.5
3 Bahasa Indonesia
108 54
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan orang tua adalah bahasa indonesia. Dari
hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 27 responden dengan persentase 13.5 persen, responden dengan
jawaban seimbang memiliki frekuensi 65 responden dengan persentase 32.5 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki frekuensi 108 responden
dengan persentase 54 persen. Data diatas menunjukkan bahwa anak dari responden menggunakan bahasa indonesia, jika dilihat dari kuantitas orang tua yang
menggunakan bahasa daerah Karo pada saat berkomunikasi dengan anak, hal tersebut menunjukkan bahwa anak paham dan mengerti dengan bahasa daerah karo namun
tidak menggunakannya saat berkomunikasi dengan orang tua. Tabel 15. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan anak
Saat Berkomunikasi Dengan abangkakakadik
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
24 12
2 Seimbang
65 32.5
3 Bahasa Indonesia
111 55.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan abangkakakadik adalah bahasa
Indonesia.. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 24 responden dengan persentase 12 persen,
responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 65 responden dengan persentase 32.5 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki
Universitas Sumatera Utara
frekuensi 111 responden dengan persentase 55.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa anak lebih banyak yang menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa
daerah karo. Tabel 16. Komposisi Responden Berdasarkan Seberapa Sering Mengajarkan
Bahasa Daerah Kepada Anak
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Sering
146 73
2 Jarang
54 27
3 Tidak Pernah
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan seberapa sering mengajarkan bahasa daerah kepada anak adalah sering. Dari hasil penelitian tersebut
terlihat responden dengan jawaban sering memiliki frekuensi 146 responden dengan persentase 73 persen, dan responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 54
responden dengan persentase 27 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden sering mengajarkan bahasa daerah Karo kepada anak dengan harapan anak mereka
dapat melestarikan bahasa daerah mereka juga. 4.2.3.2. Frekuensi Responden Tentang Sesama Etnis
Tabel 17. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat Berkomunikasi Dengan Sesama Anggota Jemaat GBKP
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
180 90
2 Seimbang
19 9.5
3 Bahasa Indonesia
1 0.5
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP adalah bahasa
daerah Karo. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 180 responden dengan persentase 90 persen,
responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 19 responden dengan persentase 9.5 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki
frekuensi 1 responden dengan persentase 0.5 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa daerah Karo untuk berkomunikasi dengan anggota
GBKP yang keseluruhannya adalah etnis Karo. Tabel 18. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat
Berkomunikasi Dengan Tetangga Sekitar Rumah yang Sesama Etnis Karo
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
155 77,5
2 Seimbang
23 11.5
3 Bahasa Indonesia
22 11
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan saat bekomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang sesama etnis Karo
adalah bahasa daerah Karo. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 155 responden dengan persentase
77.5 persen, responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 22 responden dengan persentase 11 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia
memiliki frekuensi 21 responden dengan persentase 10.5 persen. Data diatas
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa daerah Karo namun frekuen dan persentase responden yang menggunakan bahasa Indonesia juga masih banyak.
Tabel 19. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat Berkomunikasi Dengan Keluarga Besar yang Sesama Etnis Karo
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
170 85
2 Seimbang
18 9
3 Bahasa Indonesia
12 6
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan kepada keluarga besar yang sesama etnis Karo adalah bahasa daerah Karo.
Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 170 responden dengan persentase 85 persen, responden dengan
jawaban seimbang memiliki frekuensi 18 responden dengan persentase 9 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki frekuensi 12 responden
dengan persentase 6 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa daerah Karo. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam
keluarga besar, responden mengupayakan untuk berbahasa Karo agar generasi muda penerus yaitu anak mereka sedikit banyaknya mendapatkan pendidikan terhadap
bahasa daerah Karo.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.3. Frekuensi Responden Tentang Berbeda Etnis Tabel 20. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat
Berkomunikasi Dengan Tetangga Sekitar Rumah yang Berbeda Etnis
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
2 Seimbang
10 5
3 Bahasa Indonesia
190 95
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan tetangga sekitar ruamah yang berbeda etnis adalah bahasa Indonesia. Dari
hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 10 responden dengan persentase 5 persen, dan responden dengan jawaban
bahasa Indonesia memiliki frekuensi 190 responden dengan persentase 95 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa daerah Indonesia,
namun ada beberapa responden yang memberikan jawaban seimbang dengan kata lain responden berusaha memperkenalkan bahasa daerah Karo kepada rekan yang
berbeda etnis. Tabel 21. Komposisi Responden Berdasarkan Bahasa yang Digunakan Saat
Berkomunikasi Dengan Keluarga Besar yang Berbeda Etnis
No. Jawaban
Frekuensi F Persentase
1 Bahasa Daerah Karo
3 1.5
2 Seimbang
27 13.5
3 Bahasa Indonesia
170 85
Jumlah 200
100.0
Sumber : Data Primer Penelitian Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas terlihat jawaban responden berdasarkan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda etnis adalah
bahasa Indonesia. Dari hasil penelitian tersebut terlihat responden dengan jawaban bahasa daerah Karo memiliki frekuensi 3 responden dengan persentase 1.5 persen,
responden dengan jawaban seimbang memiliki frekuensi 27 responden dengan persentase 13.5 persen, dan responden dengan jawaban bahasa Indonesia memiliki
frekuensi 170 responden dengan persentase 85 persen. Data diatas menunjukkan bahwa responden menggunakan bahasa Indonesia namun ada beberapa responden
yang menjawab seimbang, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memperkenalkan
bahasa daerah Karo kepada mereka yang berbeda etnis di dalam keluarga besarnya. 4.3.Analisa Tabel Silang
Tabel 22. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan suamiistri
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
suamiistri BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 21
56.7 10
27 6
16.2 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 94
85.4 11
10 5
4.5 110
100 Rp. 1.900.000
41 77.3
8 15.1
4 7.5
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi yang mempengaruhi bahasa apa yang dipergunakan responden saat berkomunikasi dengan
suami ataupun istri. Dari data diatas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 41 responden dengan persentase 77.3
Universitas Sumatera Utara
persen. Responden dengan jumlah pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 94 responden dengan persentase 85.4 persen.
Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 21 responden dengan persentase 56.7 persen. Dari data diatas mayoritas
responden menggunakan bahasa daerah karo dan tingkat ekonomi tidak mempengaruhi penggunaan bahasa daerah karo pada saat berkomunikasi dengan
suami ataupun istri.
Tabel 23. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak
BK CB
BI Total
Rp. 4.000.000 12
32.4 12
32.4 13
35.1 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 64
58.2 24
21.8 22
20 110
100 Rp. 1.900.000
35 66
10 18.9
8 15.1
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa apa yang dipergunakan responden saat berkomunikasi dengan anak. Dari data
diatas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 35 responden dengan persentase 66 persen. Responden dengan
jumlah pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 64 responden dengan persentase 58.2 persen. Responden dengan pendapatan lebih
dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 12 responden dengan persentase 32.4 persen, frekuensi campur bahasa 12 responden dengan persentase 32.4 persen,
frekuensi Bahasa Indonesia 13 responden dengan persentase 35.1 persen. Dari data
Universitas Sumatera Utara
diatas mayoritas responden menggunakan bahasa daerah karo adalah jumlah pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 dan kurang dari Rp. 1.900.000
sedangkan jumlah pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi yang beragam. Mereka menggunakan Bahasa Karo saat berkomunikasi dengan anak adalah
dengan tujuan untuk mengajarkan Bahasa Karo dan agar anak terbiasa mendengar Bahasa Karo di lingkungan keluarga. Berikut adalah kutipan wawancara kepada salah
seorang jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang: “…Kami orang tua ini makek Bahasa Karo pas ngomong sama anak2
kami ya supaya orang itu terbiasa dengar Bahasa Karo, dah itu orang itu kan jadi nanya ke kami orang tua ini apa artinya yang kami bilang.
Terkadang kami campur-campurlah Bahasanya. Nah dari situ lah mereka belajar Bahasa Karo..”
1
Dari kutipan wawancara di atas terlihat mengapa orang tua menggunakan Bahasa Karo saat berkomunikasi dengan anak mereka.
Tabel 24. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan orang tua
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan
orang tua BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 10
27 27
73 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 18
16.4 42
38.2 50
45.4 110
100 Rp. 1.900.000
9 17
13 24.5
31 58.5
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa apa yang digunakan anak responden saat berkomunikasi dengan orang tua.
Dari data diatas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000
1
Wawancara dengan Pak Sitepu, 41 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 31 responden dengan persentase 58.5 persen, responden dengan jumlah pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki
frekuensi Bahasa Indonesia 50 responden dengan persentase 45.4 persen, frekuensi campur bahasa 42 responden dengan persentase 38.2 persen, responden dengan
pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 27 responden dengan persentase 73 persen. Dari data diatas mayoritas responden
menggunakan Bahasa Indonesia. Hal tersebut berbanding terbalik dengan bahasa yang digunakan orang tua saat berkomunikasi dengan anaknya yaitu Bahasa Karo.
Menurut orang tua, hal tersebut dikarenakan anak hanya mengerti apa yang dikatakan orang tua tetapi mereka tidak bisa dan tidak mau untuk menggunakan Bahasa Karo.
Berikut adalah kutipan wawancara kepada salah seorang jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang:
“…Terkadang anak-anak sekarang malu dia berbahasa Karo, ada juga yang memang gak ngerti bilangkannya ke Bahasa Karo tapi
ngerti apa yang kita bilang, tapi ada juga yang memang sama sekali gak ngerti. Takut anak-anak itu dibilang karo kali, padahal itu
memang adat budayanya kan kenapa mesti malu..”
2
Namun jika dilihat dari data di atas, tidak sedikit juga anak yang menggunakan kedua bahasa sekaligus dan bahkan ada yang menggunakan Bahasa
Karo saat berkomunikasi dengan orang tua. Hal tersebut dikarenakan orang tua yang selalu menggunakan Bahasa Karo kepada anaknya, sehingga anak terbiasa
mendengarkan Bahasa Karo saat berada di rumah.
2
Wawancara dengan A.Tarigan, 51 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 25. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan anak anda saat berkomunikasi dengan abangkakakadik
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan anak anda saat berkomunikasi
dengan abangkakakadik BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 1
2.7 7
18.9 29
78.4 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 11
10 45
40.9 54
49.1 110
100 Rp. 1.900.000
12 22.6
13 24.5
28 52.8
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan abang, kakak, ataupun adik.
Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 28 responden dengan persentase 52.8 persen,
frekuensi campur bahasa 13 responden dengan persentase 24.5 persen, dan frekuensi Bahasa Karo 12 responden dengan persentase 22.6 persen. Kemudian responden yang
memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 54 responden dengan persentase 49.1 persen, frekuensi campur bahasa 45
responden dengan persentase 40.9 persen. Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 29 responden dengan persentase
78.4 persen, frekuensi Bahasa Karo 1 responden dengan persentase 2.7 persen. Berdasarkan data tersebut terlihat anak responden dari setiap tingkat ekonomi
menggunakan Bahasa Indonesia dan campur bahasa saat berkomunikasi dengan abang, kakak, ataupun adik. Antara anak lebih banyak yang menggunakan Bahasa
Indonesia dikarenakan teman pergaulan anak yang bermacam-macam suku bangsa
Universitas Sumatera Utara
dan teman-teman sebaya yang walaupun sesama etnis Karo juga tidak dapat berbahasa Karo sehingga anak terbiasa untuk menggunakan Bahasa Indonesia saat
berkomunikasi. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang:
“…kalo anak kami ngomong-ngomong sama abang, kakak, adik atau sama kawan-kawannya biasanya pakek Bahasa Indonesia, kenapa?
Karena kawan-kawannya itu pun ga pande Bahasa Karo, udah itu kawan-kawannya kan ada juga yang beda sukunya. Kan ga mungkin
orang itu pake Bahasa Karo. Kalo pun mereka pakek Bahasa Karo, ya alakadarnya aja apa yang mereka sering dengar aja, yang gampang-
gampang dan sepotong-sepotong aja..”
3
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa kurangnya penggunaan Bahasa Karo pada anak yang disebabkan kurang terbiasanya mereka terhadap Bahasa Karo
sehingga mereka lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi antara teman-temannya dan saudara-saudara. Dari data diatas juga terlihat
kecenderungan bahwa semakin tinggi pendapatan keluarga maka penggunaan Bahasa Karo pada anak semakin berkurang.
Tabel 26. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
sesama anggota jemaat GBKP BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 33
89.2 3
8.1 1
2.7 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 100
90.9 10
9.1 110
100 Rp. 1.900.000
47 88.7
6 11.3
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
3
Wawancara dengan Pak Sitepu, 41 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP.
Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 47 responden dengan persentase 88.7 persen.
Kemudian responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 100 responden dengan persentase 90.9 persen.
Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 33 responden dengan persentase 89.2 persen.
Berdasarkan data tersebut bahasa yang digunakan responden pada saat bekomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang adalah
Bahasa karo. Penggunaan Bahasa Karo di lingkungan GBKP adalah karena responden sadar bahwa mereka berada di daerah yang mayoritas etnis Karo dimana
mereka harus menggunakan Bahasa Karo sebagai Bahasa yang utama agar Bahasa Karo terjaga kelestariannya. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu
jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang: “…ya Bahasa Karo lah yang kami gunakan untuk berkomunikasi
dengan rekan-rekan kami satu gereja. Karena kami kan di wilayah yang mayoritas karo, namanya juga Gereja Batak Karo Protestan,
memang orang karo semua dan memang harus Bahasa Karo. Biar terjaga kelestariannya, biar anak-anak kami pun bisa lihat. Kalo kami
berbahasa Indonesia, anak-anak pun ikut-ikutan Bahasa Indonesia lah..”
4
Dari tabel di atas juga dapat terlihat bahwa tidak banyak penggunaan Bahasa Indonesia pada saat berkomunikasi dengan anggota jemaat GBKP, sehingga terlihat
4
Wawancara dengan A.Sembiring, 53 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
bahwa semakin tinggi pendapatan tidak mempengaruhi penggunaan Bahasa Karo pada lingkungan GBKP.
Tabel 27. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang sesama
Etnis Karo
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
tetangga sekitar rumah yang sesama Etnis Karo BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 14
37.8 11
29.8 12
32.4 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 94
85.4 9
8.2 7
6.4 110
100 Rp. 1.900.000
47 88.6
3 5.7
3 5.7
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang
sesama etnis Karo. Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 47 responden dengan persentase 88.6
persen. Kemudian responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 94 responden dengan persentase 85.4
persen. Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 14 responden dengan persentase 37.8 persen, frekuensi campur bahasa
11 responden dengan persentase 29.8, frekuensi Bahasa Indonesia 12 responden dengan persentase 32.4 persen.
Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang sesama etnis adalah Bahasa Karo
namun responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi
Universitas Sumatera Utara
Bahasa Indonesia 12 responden dengan persentase 32.4 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan maka penggunaan Bahasa Indonesia
semakin tinggi.
Tabel 28. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan
saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang sesama Etnis Karo
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
keluarga besar yang sesama Etnis Karo BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 19
51.3 10
27 8
21.6 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 101
91.8 5
4.5 4
3.6 110
100 Rp. 1.900.000
50 94.3
3 5.7
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang sesama etnis
Karo. Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 50 responden dengan persentase 94.3
persen. Kemudian responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 101 responden dengan persentase 91.8
persen. Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Karo 19 responden dengan persentase 51.3 persen.
Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang sesama etnis adalah Bahasa Karo namun
responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 8 responden dengan persentase 21.6 persen. Hal tersebut menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa semakin tinggi pendapatan responden maka akan meningkat frekuensi penggunaan Bahasa Indonesia pada keluarga besar.
Tabel 29. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang berbeda
etnis
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
tetangga sekitar rumah yang berbeda etnis BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 37
100 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 3
2.7 107
97.3 110
100 Rp. 1.900.000
7 13.2
46 86.8
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang
berbeda etnis. Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 46 responden dengan persentase 86.8
persen. Kemudian responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 107 responden dengan persentase
97.3 persen. Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 37 responden dengan persentase 100 persen. Dari data
tersebut terlihat bahwa responden menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang berbeda etnis. Namun pada
responden ditingkat pendapatan semakin rendah maka terdapat penggunaan campur bahasa.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30. Hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda etnis
Tingkat Ekonomi Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan
keluarga besar yang berbeda etnis BK
CB BI
Total
Rp. 4.000.000 3
8.1 34
91.9 37
100 Rp. 2.000.000 s.d.
Rp. 3.900.000 8
7.3 102
92.7 110
100 Rp. 1.900.000
3 5.7
16 30.2
34 64.1
53 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda
etnis. Dari data di atas responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 34 responden dengan persentase 91.9
persen. Kemudian responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 s.d. Rp. 3.900.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 102 responden dengan persentase
92.7 persen. Responden dengan pendapatan lebih dari Rp. 4.000.000 memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 34 responden dengan persentase 64.1 persen. Dari data
tersebut terlihat bahwa responden menggunakan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda etnis. Namun pada responden
ditingkat pendapatan semakin rendah maka terdapat frekuensi yang cukup tinggi penggunaan campur bahasa yaitu 16 responden dengan persentase 30.2 persen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan suamiistri
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan suamiistri
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 54
84.4 5
7.8 5
7.8 64
100 Seimbang
93 78.1
19 16
7 5.9
119 100
Minoritas Etnis Karo 9
52.9 5
29.4 3
17.6 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan suami atau istri.
Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 9 responden dengan persentase 52.9 persen. Kemudian responden yang
seimbang memiliki frekuensi Bahasa Karo 93 responden dengan persentase 78.1 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 54
responden dengan persentase 84.4 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan saat
berkomunikasi dengan suami atau istri adalah mayoritas Bahasa Karo. Mayoritas atau minoritasnya etnis Karo di lingkungan daerah tempat tinggal, tidak mempengaruhi
penggunaan Bahasa Karo pada saat berkomunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 32. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 29
45.3 18
28.1 17
26.6 64
100 Seimbang
78 65.5
22 18.5
19 16
119 100
Minoritas Etnis Karo 4
23.5 6
35.3 7
41.2 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan anak. Dari data di
atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 4 responden dengan persentase 23.5 persen. Kemudian responden yang seimbang
memiliki frekuensi Bahasa Karo 78 responden dengan persentase 65.5 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 29 responden
dengan persentase 45.3 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada lingkungan daerah tempat tinggal
yang mayoritas etnis karo, bahasa yang digunakan pada saat berkomunikasi dengan anak adalah Bahasa Karo. Semakin minoritas etnis Karo di daerah tempat tinggal
maka semakin tinggi frekuensi penggunaan Bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan anak.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 33. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan orang tua
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan orang tua
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 19
29.7 19
29.7 26
40.6 64
100 Seimbang
8 6.7
41 34.4
70 58.8
119 100
Minoritas Etnis Karo 5
29.4 12
70.6 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan orang tua.
Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 12 responden dengan persentase 70.6 persen. Kemudian responden yang
seimbang memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 70 responden dengan persentase 58.8 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia
12 responden dengan persentase 70.6 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa mayoritas anak menggunakan Bahasa
Indonesia saat berkomunikasi dengan orang tua. Namun lingkungan daerah tempat tinggal mempengaruhi Bahasa yang digunakan anak. Lingkungan daerah tempat
tinggal yang mayoritas etnis Karo frekuensi Bahasa Karo 19 responden persentase 29.7 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin mayoritas etnis Karo tempat
tinggal responden maka semakin tinggi penggunaan Bahasa Karo pada anak. Sedangkan pada lingkungan daerah tempat tinggal yang minoritas etnis Karo,
penggunaan Bahasa Karo sama sekali tidak ada. Hal ini disebabkan karena pergaulan
Universitas Sumatera Utara
di daerah tempat tinggal yang minoritas etnis Karo sehingga penggunaan Bahasa Karo berkurang. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu jemaat GBKP
Klasis Medan-Kp.Lalang: “… di luar rumah gak pernah mereka pake Bahasa Karo, jadi ga
terbiasa, kawan-kawannya dekat rumah pun sikit kali orang Karo..”
5
Dari hasil kutipan wawancara di atas dapat dilihat bahwa lingkungan sekitar akan sangat mempengaruhi kebiasaan dalam berbahasa Karo. Semakin banyak
kuantitas bertemu dengan sesama etnis maka penggunaan Bahasa Karo juga akan semakin tinggi.
Tabel 34. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan anak anda saat berkomunikasi dengan
abangkakakadik
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan anak anda saat berkomunikasi dengan abangkakakadik
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 17
26.6 23
35.9 24
37.5 64
100 Seimbang
7 5.9
40 33.6
72 60.5
119 100
Minoritas Etnis Karo 2
11.8 15
88.2 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan anak saat berkomunikasi dengan abang,
kakak, atau adik. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 15 responden dengan persentase 88.2 persen. Kemudian
responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 72 responden dengan
5
Wawancara dengan Jhon Sitepu, 45 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
persentase 60.5 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 24 responden dengan persentase 37.5 persen.
Dari data di atas dapat dilihat bahasa yang paling banyak digunakan anak saat berkomunikasi dengan abang, kakak, atau adik adalah Bahasa Indonesia. Jika dilihat
dari lingkungan daerah tempat tinggalnya maka Bahasa Karo yang paling banyak digunakan adalah pada lingkungan daerah tempat tinggal yang mayoritas etnis Karo
dengan frekuensi 17 responden dengan persentase 26.6 persen. Sedangkan pada lingkungan daerah tempat tinggal yang minoritas etnis Karo, tidak ada responden
yang menjawab Bahasa Karo. Hal ini dikarenakan sedikitnya teman-teman sesama etnis Karo di lingkungan daerah tempat tinggal seperti yang telah dijelaskan pada
tabel 43 di atas. Bahwa untuk membiasakan seorang anak berbahasa daerahnya maka tidak cukup hanya memberikan pengajaran bahasa daerah hanya di rumah saja, perlu
praktek langsung pada lingkungan sekitar. Namun hal tersebut harus didukung juga pada kuantitas sesama etnisnya. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu
jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang: “… kalo saya bilang, ga cukup cuma orang tua aja yang berbahasa
Karo di rumah. Karena kalo teman-temannya sekitar dia gak ada yang berbahasa Karo, dalam pikirannya akkhh nanti sajalah belajar
Bahasa Daerah pas udah mau nikah yang lain aja pun ga bisanya, gitu jawaban mereka. Soalnya beberapa anak saya tanya begitu
jawabannya..”
6
Berdasarkan wawancara di atas terlihat bahwa faktor lingkungan daerah tempat tinggal sangat mempengaruhi penggunaan bahasa daerah pada anak.
6
Wawancara dengan S.Br.Bangun, 55 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 35. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat
GBKP
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 64
100 64
100 Seimbang
114 98.8
5 4.2
119 100
Minoritas Etnis Karo 2
11.8 14
82.3 1
5.9 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan sesama anggota
jemaat GBKP. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 2 responden dengan persentase 11.8 persen. Kemudian
responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Karo 114 responden dengan persentase 98.8 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi
Bahasa Karo 64 responden dengan persentase 100 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa Bahasa Karo adalah bahasa yang paling
banyak digunakan pada saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP. Lingkungan daerah tempat tinggal tidak terlalu mempengaruhi penggunaan Bahasa
Karo pada saat berkomunikasi dengan sesama anggota jemaat GBKP terlihat dari frekuensi campur bahasa pada reponden yang lingkungan daerah tempat tinggal
minoritas etnis Karo adalah 14 responden dengan persentase 82.3 persen. Campur bahasa berarti responden masih menggunakan Bahasa Karo namun masih di
kolaborasikan dengan Bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 36. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah
yang sesama Etnis Karo
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang sesama
Etnis Karo BK
CB BI
Total
Mayoritas Etnis Karo 60
93.7 4
6.2 64
100 Seimbang
94 79
16 13.4
9 7.6
119 100
Minoritas Etnis Karo 1
5.9 3
17.6 13
76.5 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar
rumah yang sesama etnis Karo. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 1 responden dengan persentase 5.9 persen.
Kemudian responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Karo 94 responden dengan persentase 79 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki
frekuensi Bahasa Karo 60 responden dengan persentase 93.7 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan saat
berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang sesama etnis Karo adalah Bahasa Karo. Namun pada lingkungan daerah tempat tinggal yang minoritas etnis Karo,
bahasa yang paling banyak digunakan adalah Bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan lingkungan daerah tempat tinggal yang minoritas membuat responden
menggunakan Bahasa Indonesia pada saat berkomunikasi di lingkungan daerah
Universitas Sumatera Utara
tempat tinggal. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang:
“… di rumah kita ga banyak orang Karo, sikit kali. Jadi kalo kita ngomong-ngomong ya Bahasa Indonesia, terkadang lupa pun kita
kalo kawan kita itu orang Karo. Makanya pakek Bahasa Indonesia aja, kadang-kadang campur Bahasa Karo juga..”
7
Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa lingkungan daerah tempat tinggal dan faktor kebiasaan dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya penggunaan
bahasa daerah ataupun Bahasa Indonesia.
Tabel 37. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang
sesama Etnis Karo
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang sesama Etnis
Karo BK
CB BI
Total
Mayoritas Etnis Karo 59
92.2 4
6.2 1
1.6 64
100 Seimbang
108 90.7
7 5.9
4 3.4
119 100
Minoritas Etnis Karo 3
17.6 7
41.2 7
41.2 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar
yang sesama etnis Karo. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 3 responden dengan persentase 17.6 persen.
Kemudian responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Karo 108 responden
7
Wawancara dengan Jhon Sitepu, 45 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
dengan persentase 90.7 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Karo 59 responden dengan persentase 92.2 persen.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang sesama etnis adalah Bahasa Karo. Namun
pada lingkungan daerah tempat tinggal yang minoritas etnis Karo maka penggunaan Bahasa Indonesia semakin meningkat.
Tabel 38. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah
yang berbeda etnis
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang berbeda
etnis BK
CB BI
Total
Mayoritas Etnis Karo 8
12.5 56
87.5 64
100 Seimbang
2 1.7
117 98.3
119 100
Minoritas Etnis Karo 17
100 17
100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar
rumah yang berbeda etnis. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 17 responden dengan persentase 100 persen.
Kemudian responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 117 responden dengan persentase 98.3 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo
memiliki frekuensi Bahasa 56 responden dengan persentase 87.5 persen.
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan tetangga sekitar rumah yang berbeda etnis adalah Bahasa
Indonesia. Namun pada lingkungan daerah tempat tinggal yang mayoritas etnis Karo dapat dilihat pada frekuensi campur bahasa, dimana frekuensi campur bahasa 8
responden dengan persentase 12.5 persen. Hal tersebut dikarenakan lingkungan yang mayoritas etnis Karo dan mayoritas menggunakan Bahasa Karo sehingga responden
terkadang mengunakan campur bahasa dan teman sekitar rumah juga sudah terbiasa dengan Bahasa Karo. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu jemaat
GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang: “… terkadang bukan kita yang dluan berbahasa Karo dengan
tetangga kita yang bukan suku Karo, malah mereka yang duluan. Contohnya kadang kita lagi duduk-duduk depan rumah, ditegurnya
pake Bahasa Karo, ya kita balas lagi pake Bahasa Karo..”
8
Hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa penggunaan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan. Semakin mayoritas etnis Karo di lingkungan daerah tempat tinggal
maka penggunaan Bahasa Karo juga akan meningkat dan justru dapat mempengaruhi mereka yang berbeda etnis.
8
Wawancara dengan G. Sitepu, 58 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 39. Hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang
berbeda etnis
Lingkungan daerah tempat tinggal
Bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda etnis
BK CB
BI Total
Mayoritas Etnis Karo 3
4.7 17
26.6 44
68.7 64
100 Seimbang
6 5
113 95
119 100
Minoritas Etnis Karo 6
4 23.5
13 76.5
17 100
Keterangan: BK Bahasa Karo, CB Campur Bahasa, BI Bahasa Indonesia
Berdasarkan tabel dapat dilihat hubungan antara lingkungan daerah tempat tinggal dengan bahasa yang digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga besar
yang berbeda etnis. Dari data di atas responden yang minoritas etnis Karo memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 13 responden dengan persentase 76.5 persen. Kemudian
responden yang seimbang memiliki frekuensi Bahasa Indonesia 113 responden dengan persentase 95 persen. Responden yang mayoritas etnis Karo memiliki
frekuensi Bahasa Karo 44 responden dengan persentase 68.7 persen. Dari data di atas dapat dilihat bahwa bahasa yang paling banyak digunakan
saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang berbeda etnis adalah Bahasa Indonesia. Namun pada lingkungan daerah tempat tinggal yang mayoritas etnis Karo
terdapat penggunaan Bahasa Karo dengan frekuensi 3 responden dengan persentase 4.7 persen, frekuensi campur bahasa 17 responden dengan persentase 26.6 persen.
Hal tersebut dikarenakan responden berada diruang lingkup keluarga besar yang mayoritas Karo sehingga pada saat berkomunikasi dengan keluarga besar yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda etnis menggunakan bahasa Karo dan Bahasa Indonesia. Berikut adalah kutipan wawancara dengan salah satu jemaat GBKP Klasis Medan-Kp.Lalang:
“… walapun beda sukunya, tapikan mereka sudah ikut dalam keluarga Karo. Kalo lagi acara di keluarga Karo, ya mereka paling tidak
mengertilah kalo kami pake Bahasa Karo..”
9
Dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa jika berada di lingkungan yang mayoritas etnis Karo maka sedikit banyaknya mereka harus mengerti tentang
Bahasa Karo.
9
Wawancara dengan S.Br.Bangun, 55 Tahun. Wawancara dilakukan pada bulan September 2012.
Universitas Sumatera Utara
4.4. Tabel Korelasi Tabel 40. Hasil uji korelasi jumlah pendapatan dengan penggunaan Bahasa