Keterbatasan Penelitian METODE PENELITIAN

Dari hasil pengujian di atas telihat angka 0.666 dimana hal tersebut bermakna bahwa alat ukur mempunyai realibitas yang cukup berarti sehingga dapat dipertanggung-jawabkan dan dapat menghasilkan data yang akurat.

3.7. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian mencakup uraian tentang keterbatasan dan hambatan yang ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan teknik penulisan yang digunakan, maupun keterbatasan peneliti sendiri. 1. Dalam penelitian ini dilakukan ke setiap runggun yaitu 32 runggun dan penelitian yang maksimal hanya bisa dilakukan di Hari Minggu karena pada hari tersebut semua responden berkumpul. 2. Kendala yang dihadapi lainnya adalah keterbatasan waktu responden sehingga kuisioner di bawa pulang oleh responden namun banyak kuisioner yang hilang dan tidak dibawa kembali. Hal tersebut menyebabkan peneliti harus mengulang penelitian dari awal lagi. 3. Keterbatasan lain yang ditemukan dalam penelitian tersebut adalah jarak antara masing-masing runggun yang berjauhan sehingga peneliti kurang mampu untuk membagi waktu dalam penyebaran kuisioner. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Tahun 1906 Pdt. G. Smith dan membuka Kweekschool Sekolah Guru di Berastagi. Sekolah ini kemudian dipindahkan dipindahkan ke Raya, tapi tahun 1920 sekolah tersebut ditutup. Guru-guru sekolah yang telah terdidik ditempatkan di desa- desa menjadi guru untuk mengabarkan Injil. Prof. Dr. H. Kraemer meninjau ke tempat-tempat zending Karo pada tahun 1939 dan ia menekankan agar dalam waktu sesingkat-singkatnya Jemaat Karo dipersiapkan berdiri sendiri dengan pengiriman tenaga pribumi ke sekolah pendeta dan mengangkat majelis Jemaat yang sudah mampu untuk itu. Tahun 1940 dua Guru Injil Palem Sitepu dan Thomas Sibero dikirim ke sekolah pendeta di seminari HKBP, Sipoholon. Pada tanggal 23 Juli 1941, diadakan Sidang Sinode Pertama di Sibolangit dan menghasilkan beberapa keputusan penting, yaitu menyusun dan menetapkan Tata Gereja GBKP, menyusun dan menetapkan Tata Liturgi Kebaktian dan Liturgi tatalayanan lainnya, menahbiskan dua orang pendeta pertama dari putra Karo yaitu Pdt. Palem Sitepu dan Pdt. Thomas Sibero, serta berhasil memilih kepengurusan Moderamen GBKP dan 2 klasis pertama dalam sejarah GBKP yaitu Klasis Karo Jahe Sibolangit dan klasis Karo Gugung Kabanjahe. Ketua Moderamen yang terpilih untuk Pertama kali ialah Pdt. J. van Muylwijk. Pada saat itu juga disahkan nama Gereja Batak Karo Protestan disingkat GBKP, sehingga tanggal 23 Juli 1941 Universitas Sumatera Utara