Baran dan Nalcaci 2009 serta Amjad dkk 2010 menemukan bahwa pasien perempuan lebih banyak memakai gigitiruan yang bersih dibandingkan dengan pasien
laki-laki.
16,19
Hal ini disebabkan pasien perempuan lebih mementingkan estetis dan cenderung memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih baik.
16
Dalam Third National Health and Nutrition Examination Survey NHANES III, etnis dan ras berhubungan
dengan kehilangan gigi selain usia dan jenis kelamin, dimana pasien non-Hispanic yang berkulit gelap merupakan yang paling banyak mengalami kehilangan gigi
dibandingkan pasien yang berkulit terang, karena tidak menjaga kesehatan rongga mulutnya.
42
Pasien yang bertempat tinggal di daerah pedesaan mengalami lebih banyak kerusakan pada gigi seperti lesi karies Jamieson dkk cit. Willershausen dkk,
2010. Pasien dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah memiliki
kesehatan rongga mulut yang lebih buruk daripada pasien dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang tinggi Chavers dkk cit. Willershausen dkk, 2010. Pasien
dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih peduli terhadap kebersihan rongga mulut, dimana mereka lebih sering pergi ke dokter gigi untuk melakukan kontrol
berkala. Penelitian yang dilakukan pada pasien dewasa berusia 35-44 dan 64-75 tahun, pasien dengan latar belakang pendidikan yang rendah lebih sering menderita
penyakit periodontal daripada pasien dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi Krustrup dan Petersen cit. Willershausen dkk, 2010.
2.4.1 Frekuensi Pembersihan
Setiap satu kali sehari sebelum tidur, sangat penting untuk melepas gigitiruan dari rongga mulut dan merendamnya dalam larutan pembersih untuk membunuh
Universitas Sumatera Utara
mikroorganisme pada gigitiruan dan membersihkan stein yang ada, yang diikuti menyikat dengan pasta gigi setiap selesai makan.
14,24
Hasil penelitian Barbosa dkk 2008 menyatakan bahwa 98 pasien membersihkan gigitiruannya setiap hari
dan 62,6 pasien melakukannya 3 kali sehari atau lebih, dimana hal ini cukup memuaskan. Frekuensi tidak mengindikasikan prosedur pembersihan yang efisien.
Nevalainen dkk cit. Barbosa dkk, 2008. Kualitas dari pembersihan jauh lebih penting daripada frekuensi pembersihan dalam usaha menjaga kesehatan dan
kebersihan rongga mulut Bellini dkk cit. Watt dan Roy, 1984.
2.4.2 Waktu Pembersihan
Gigitiruan dan rongga mulut harus dibersihkan setiap setelah makan. Pada malam hari, gigitiruan harus dilepas dan direndam dalam larutan pembersih
gigitiruan.
4,5,13
Perendaman gigitiruan dalam larutan pembersih dapat dilakukan sepanjang malam, 2 jam, 1 jam atau 30 menit tergantung dari bahan pembersih yang
digunakan.
34
2.4.3 Cara Pembersihan
Cara pembersihan yang tepat harus dilakukan untuk kebersihan gigitiruan itu sendiri dan mencegah kerusakan bahan basis gigitiruan.
12
Gigitiruan sebagian lepasan dapat dibersihkan secara mekanis, kemis, atau gabungan keduanya.
13
Cara yang sering dilakukan untuk pembersihan gigitiruan, yaitu cara mekanis dilakukan dengan
sikat gigi atau alat pembersih ultrasonik. Pembersihan dengan cara mekanis menggunakan sikat gigi dengan atau tanpa bahan abrasif bersifat efektif dalam
menghilangkan plak, tetapi jika dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
keausan pada plat gigitiruan sebagian lepasan resin akrilik yang nantinya dapat menyebabkan gigitiruan menjadi tidak retentif.
34
Pembersihan dengan cara ini mudah dilakukan, efektif jika digunakan dengan keahlian yang tepat dan tidak mahal, namun
teknik penyikatan dengan penuh antusias dan kasar dapat menyebabkan kerusakan basis gigitiruan. Kerugian lainnya adalah cara ini tidak dapat dilakukan oleh orang-
orang dengan ketidakmampuan manual, misalnya cacat, dimana pembersih ultrasonik atau pembersih kemis merupakan pilihan yang tepat.
15
Pembersihan dengan energi ultrasonik merupakan salah satu cara pembersihan secara mekanis yang jarang
digunakan karena masih sedikitnya pengetahuan tentang cara ini dan biayanya yang relatif mahal.
22
Pembersih ultrasonik ini dapat membersihkan bagian-bagian gigitiruan yang tidak terjangkau oleh sikat biasa dan dapat membersihkan gigitiruan
hanya dalam waktu beberapa menit saja.
43
Gambar 1. Pembersih Ultrasonik http:www.valplast.ca
Cara pembersihan kemis adalah perendaman dengan larutan pembersih, pemaparan oksigen dengan air-drying, dan radiasi microwave.
22
Bahan pembersih kimia dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok yaitu alkalin peroksida, alkalin
Universitas Sumatera Utara
hipoklorit, asam, desinfektan, dan enzim.
15
Pemaparan oksigen dengan air-drying jarang digunakan oleh pemakai gigitiruan sebagian lepasan karena dua alasan, yang
pertama karena gigitiruan yang kotor jika dibiarkan terpapar dengan udara akan membuat deposit yang melekat menjadi lebih lengket sehingga akan sangat susah
membersihkan antigen mikrobial yang ada di permukaan gigitiruan, dan alasan yang kedua adalah karena pemaparan terhadap udara akan merusak kontur gigitiruan
tersebut. Desinfeksi gigitiruan lepasan menggunakan radiasi microwave merupakan
cara yang efektif, cepat, mudah, dan biayanya tidak mahal serta dapat dilakukan oleh dokter gigi, tekniker, dan pasien untuk membunuh mikroorganisme yang tidak aktif.
Radiasi microwave bekerja efektif untuk menurunkan jumlah organisme pada permukaan gigitiruan Webb dkk cit. Garg, 2010. Pembersihan secara kemis
memiliki keuntungan yaitu sangat mudah digunakan, tetapi kerugiannya pembersih kemis ini harganya relatif mahal dan dapat menyebabkan korosi pada gigitiruan
lepasan basis logam dan juga bleaching pada gigitiruan lepasan basis resin akrilik.
6
Idealnya, cara pembersihan mekanis dan kemis harus dilakukan bersamaan untuk kontrol plak yang lebih baik.
10
Cara pembersihan gigitiruan lepasan secara gabungan mekanis dan kemis lebih efektif. Contohnya adalah menyikat gigitiruan
lebih dulu kemudian direndam dalam larutan kimia sebagai pembersih gigitiruan.
44
Menurut penelitian Silva dkk 2009, penyikatan yang diikuti dengan perendaman cukup efektif dan efisien untuk membunuh bakteri dan jamur.
40
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah masyarakat pemakai gigitiruan sebagian lepasan di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal.
3.3 Sampel Penelitian 3.3.1 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus :
45
n
dimana : n = besar sampel minimum
= nilai distribusi normal baku tabel Z pada tertentu = 1,96
= nilai distribusi normal baku tabel Z pada tertentu = 1,281
P
o
= proporsi di populasi = 25 = 0,25 P
a
= perkiraan proporsi di populasi = 45 = 0,45 P
a
- P
o
= perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi = 20 = 0,2
Universitas Sumatera Utara