Universitas Sumatera Utara
Informan tambahan dari peneltian ini yakni, seorang petugas RUTAN yang bernama Sopiyanto, tetapi kerap di panggil pak Sopiyanto oleh kawan-
kawan petugas, berjeniskan kelamin laki-laki, lahir di Puwordadi, pada tanggal 17 Agustus 1964, sekarang ini bapak Sopiyanto berusia sekitar 49 tahun, bapak
Sopiyanto bertempat tinggal di Desa Gunung Lagan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil, serta beragama Islam, pekerja bapak Sopiyanto adalah
seorang petugas Satuan Pengamanan di cabang Rutan Aceh Singkil dengan pangkat golongan Pengatur Muda Tk-IIb, dan berpendidikan terakhir Sekolah
Menengah Atas paket C tamat pada tahun 2009. Serta latihan jabatan dan penataran yang pernah di ikuti oleh bapak Sopiyanto yakni Prajabatan Tk-I pada
tahun 1989, Kesamaptaan pada tahun 2005.
IV.1.3 Komunikasi Antarpribadi Antara Petugas Dengan Masing-Masing Narapidana
Di dalam komunikasi antarpribadi yang dilakukan petugas dengan narapidana terlihat dalam bentuk teori-teori yang di tuangkan oleh peneliti di
dalam penelitian ini. Seperti halnya di karakteristik komunikasi antarpribadi dalam proses melakukan pembinaan ataupun bimbingan terhadap para narapidana,
hubungan timbal balik yang terjadi pada saat melakukan pembinaan yang terlihat seperti kegiatan petugas pada setiap petugas melakukan pembinaan dan
bimbingan oleh para narapidana dan salah satunya Pak Darwis dan Pak Manurung.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hubungan interaksi petugas dengan narapidana terjalin dengan sangat baik, seperti yang dikutip oleh petugas Pak Harahap dan dari narapidana oleh Pak
Darwis serta dari pengamatan peneliti selama berada di cabang RUTAN Aceh Singkil. Serta para petugas pun memiliki sifat persuasif dalam melakukan
pembinaan seperti kegiatan olah raga dan bimbingan kerohanian, proses pembinaan yang diberikan oleh petugas melibatkan dua orang atau lebih.
Para informan yang dipilih oleh peneliti memiliki ruang pribadi masing- masing seperti di jelaskan dalam self disclosure, yang terlihat dari salah satu
informan, yakni Pak Darwis yang memiliki ruang pribaditerbuka dan memiliki ruang yang sangat ideal untuk komunikasi antarpribadi dengan petugas, serta Pak
Darwis memilki ruang buta yang di ketahui oleh petugas, dan hal ini sangat berguna dalam melakukan pembinaan karena orang yang mengetahui dirinya
sendiri tetapi orang lain banyak tahu tentang dirinya. Di sini petugas banyak melakukan pendekatan untuk mengetahui ruang tersembunyi yang di
sembunyikan oleh bapak Manurung, dan pada ruang tidak di kenal yang di miliki juga oleh informan, menunjukan berbagai keadaan diri sendiri yang tidak
diketahui oleh diri informan dan orang lain, yang menbuat petugas melakukan pendekatan secara terus-menerus. Lain halnya dengan Pak Manurung yang
memiliki ruang tersembunyi, dan selalu menyembunyikan banyak hal tentang dirinya dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya.
Efek negatif dari self disclosure dalam teori penetrasi social ini adalah narapidana mengalami penurunan keawasan diri para informan, karena adanya
informasi pribadi yang dibagikan oleh para petugas. Aspek-aspek yang berada dalam hal ini adalah nilai penghargaan yang selalu di berikan oleh petugas, berupa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
sanjungan dan pujian kepada para informan yang telah melakukan pembinaan kebugaran jasmani dengan memenangkan permain olah raga yang diberikan oleh
petugas seperti bermain bola voli dan tenis meja. Kesediaan informasi di dalam penetrasi sosial di dalam penelitian ini tidak
begitu terlihat pada diri para informan, hanya terlihat Aksesibilitas informan pada petugas, seperti bapak Darwis telah mengenal sebagian petugas, serta informan
sering juga melakukan komunikasi antarpribadi dengan petugas dalam konsultasi hukum dan kasus yang dialaminya, sehingga informan memahami sedikit tentang
hukum yang melanggar peraturan yang dibuat oleh penegakhukum. Sedangkan bapak Manurung menpunyai semangat yang tinggi untuk
merubah sikapnya, setalah keluar dari penjara, informan mampu menghadapi segala macam tantangan dan rintangan untuk merubah sikapnya di dalam
RUTAN. Ketika informan ingin berubah, informan pun mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh petugas, dan belajar tentang hukum dengan cara berinteraksi
dan berkomunikasi sesama petugas. Aksesibilitas juga didapatkan dengan mudah oleh bapak Darwis dan bapak
Manurung seperti kemudahan mendapatkan informasi dari petugas atau orang- orang terdekat dengan mereka. Terlihat dalam para narapidana dengan mudah
bertukar pendapat dengan petugas pada waktu jam istirahat. Sejauh peneliti mengamati intensitas kunjungan keluarga dan orang dekat bapak Darwis sangat
sering terlihat yakni setiap hari, sedangkan bapak Manurung tidak mendapatkan intensitas kunjungan keluarga yang sama seperti bapak Darwis, disebabkan oleh
jarak yang cukup jauh keluarga, yang bertempat tinggal di sibolga. Meski pun
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kemudahan didapatkan para narapidana, dalam hal ini, kunjungan keluarga tetaplah harus mengikuti peraturan berkunjung di RUTAN, yakni dari jam 09.00
sampai dengan jam 17.00 wib. Kejujuran didapat oleh para petugas dari Interaksi antar pihak keluarga
narapidana dengan petugas menciptakan suatu pesan yang sangat membantu tugas para petugas, dalam mengetahui kepribadian para narapidana dari pihak keluarga
sehingga nantinya dapat proses pembinaan dapat terlaksana dengan lancar dan baik.
Kegiatan yang dilakukan oleh bapak Darwis dan bapak Manurung dilakukan secara sukarela, dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh
para petugas, dengan harapan hal ini dapat mengurangi masa tahanan para narapidana tersebut. Antara lain seperti berkebun yang di lakukan bapak
Manurung dan mengikuti pengajian yang dilakukan yang dilakukan bapak Darwis.
Norma sosial yang berlaku di RUTAN turut mempengaruhi para narapidana dalam mengambil keputusan, untuk mengubah kebiasaannya terdahulu
menjadi terarah agar lebih baik lagi dari sebelumnya, yakni terlihat dari sikap bapak Darwis dan bapak Manurung sekarang ini. Sedangkan efektifitas dalam
penyampaian informasi dapat dilihat atau diamati dari adanya hubungan yang dibangun atas dasar keakraban petugas dan para narapidana seperti timbulnya
motivasi dalam diri para narapidana di RUTAN. Proses penerapan dari ketujuh ponit yang disebutkan tadi, dapat ditandai
dengan tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap yaitu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Kesedian yang terlihat dari bapak Darwis dan bapak Manurung dalam menerima pengaruh di karenakan mereka berharap
untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari petugas seperti pujian, dukungan, simpati, motivasi dan keringanan masa hukuman sembari menghindari
hal-hal yang dianggap negatif. Oleh karena itu kesedian adalah perubahan prilaku bukan perubahan sikap mendasarinya.
Identifikasi yang terlihat dari bapak Darwis dan bapak Manurung dalam meniru perilaku atau sikap seseorang petugas dikarenakan sikap tersebut sesuai
dengan apa sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara mereka dan petugas. Jelas bahwa identifikasi dapat terjadi sekalipun sikap yang ditiru itu
belum tentu sesuai dan memuaskan bagi individu yang bersangkutan akan tetapi dikarenakan sikap itu membawa kepada kepuasan hubungan dengan orang lain.
Misalnya bapak Darwis akan menjalan kan perannya sebagai seseorang yang menjalani hukuman di RUTAN dan akan kembali sebagai ayah dari bagian
keluarganya, begitu juga dengan bapak Manurung. Internalisasi yang terlihat dari bapak Darwis dan bapak Manurung yakni
terjadinya proses yang menerima dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang mereka percayai sebelumnya serta dianggap sebagai suatu hal memuaskan.
Proses inilah yang paling tidak mudah untuk berubah selama adanya kepercayaan dalam diri meraka terhadap petugas. Lebih lanjut, dalam teori ini kelman
menerangkan bahwa proses mana yang akan terjadi banyak bergantung pada sumber kekuatan pihak yang mempengaruhi, berbagai kondisi yang
mengendalikan masing-masing proses terjadi pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4Tabel Komunikasi Antarpribadi dan Perubahan Sikap
Berdasarkan data yang di peroleh diatas, untuk mempermudah menganalisi data yang telah didapat, maka peneliti mengaklasifikasikan seluruh data para
informan berdasarkan tujuan penelitian yang diberikan ketika proses penelitian berlangsung, berikut uraiannya :
No INFORMAN TUJUAN PENELITIAN SIKAP LAMA
SIKAP BARU 1.
Bapak Darwis
a. Proses komunikasi
antarpribadi dalam perubahan sikap
Terbuka terhadap orang lain
Terbuka,dalam arti tidak ada
hambatan dalam
berinteraksi dengan orang
lain serta sikapnya lebih
hati-hati terhadap
arahan orang lain.
b. Peranan komunikasi
antarpribadi dalam merubah sikap para
narapidana Terbuka terhadap
orang lain. Lebih berhati-
hati terhadap orang
didekatnya.
c. Perkembang sikap
para narapidana dengan cara
komunikasiantarpriba disesama petugas
dalam merubah sikap para narapidana
Terbuka terhadap orang lain.
Terbuka dan lebih berhati-
hati sikapnya terhadap orang
lain.
2. Bapak
Manurung a.
Proses komunikasi antarpribadi dalam
perubahan sikap Tertutup
terhadap orang lain.
Sangat susah melakukan
komunikasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dengan orang lain.
b. Peranan komunikasi
antarpribadi dalam merubah sikap para
narapidana Tertutup
terhadap orang lain.
Bapak Manurung
mulai perlahan-lahan
membuka diri terhadap orang
lain.
c. Perkembang sikap
para narapidana dengan cara
komunikasiantarpriba disesama petugas
dalam merubah sikap para narapidana
tertutup terhadap orang lain.
Membuka diri terhadap orang
lain.
IV.2.1 Pembahasan