Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

(1)

INFORMAN 1

Karakteristik pasien

1. Nama : ST

2. Alamat : Dusun Ujung Teran

3. Usia : 31 tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki

5. Suku : Batak

6. Pendidikan : SMA

7. Pendapatan : 2.000.000/bulan

8. Masa perawatan : 10 hari

9. Kelas perawatan : Kelas III

10. Jenis penyakit : Patah tulang kaki

Alasan memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan 11. Berapa lama saudara dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• 4 hari

12. Bagaimana saudara bisa sampai dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• Saya mengalami kecelakaan motor di Jalan Gatot Subroto Medan trus dibawa ke klinik bandung karena dekat situ, tapi setelah beberapa jam disitu, keluarga saya bawa saya pindah ke sini.

13. Mengapa saudara memilih Rumah Sakit Setiabudi?

• Waktu itu saudara saya yang nyaranin sama keluarga saya untuk dirawat disini.

14. Padahal rumah sakit ini jauh dari rumah saudara ya?

• Jauh kali

15. Apakah sebelumnya saudara pernah dirawat di rumah sakit lain?

• Saya cuma berobat jalan dek, ga pernah sampe opname kayak gini


(2)

• Mungkin karena waktu itu cuma berobat biasa gak bisa bandingin ya, tp kalau disini semua ramah-ramah.

17. Menurut saudara seberapa pentingkah komunikasi yang dilakukan perawat terhadap pasien?

• Pentinglah, saya suka sama perawat yang ramah, yang perhatian, kalau cerewet saya pun males.

18. Jadi, kalau diberi pilihan memilih rumah sakit yang murah tapi pelayanannya mengecewakan atau lebih mahal tapi memuaskan?

• Sebenarnya, mau yang murah tapi memuaskan.tapi kalau disuru milih bagusan yang lebih mahal tapi memuaskan, kayak rumah sakit ini juga swasta ga nerima bpjs ataupun jamkesmas, tapi saya milih disini.

Hubungan Komunikasi Antarpribadi

19. Bagaimana pertama kali saudara bertemu dengan perawat?dan siapa perawat tersebut?

• Pas datang trus dianterin perawat yang dibawah ke kamar di atas, trus saya ketemu sama perawat M mungkin perawat senior.

20. Bagaimana sikap perawat tersebut apakah ia memperkenalkan diri dan menanyakan saudara?

• Perawatnya ramah kok, dia ngenalin diri namanya perawat M trus nanya apa yang saya rasain, ya saya cuma ceritain sekilas trus dia dengerin saya ngomong.

21. Apakah perawat tersebut memakai pakaian putih seperti perawat pada umumnya? Bagaimana menurut anda, apakah penampilan tersebut lebih baik daripada perawat dengan pakaian warna putih?

• Engga, saya lupa warna apa, cuma ga pake baju putih gitu,menurut saya lebih bagus gini jadi ga ngeri liatnya. 22. Lalu apa yang saudara rasakan saat perawat menemui anda?

• Awalnya ada perasaan cemas, ketemu perawat rumah sakit lagi, saya juga belom pernah kesini, bingung apa yang mau ditanyakan perawat tersebut, tapi lama kelamaan ga takut


(3)

lagi karena saya ceritakan semua keluhan saya jadi sedikit tenang.

23. Apakah perawat tersebut bertanya bagaimana bisa saudara dirawat di rumah sakit ini?

• Iya, perawat itu tau saya kecelakaan, dia juga nanya gimana kejadiannya.

24. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit ini, berapa orang perawat yang saudara kenal?

• Nama-namanya? Perawat M itu lah, perawat R, perawat T sama perawat D, yang lain saya ga inget namanya.

25. Seberapa sering saudara berbicara dengan perawat dan apakah saudara hanya membicarakan masalah kesehatan?

• Sering lah, gak selalu masalah keluhan saya, kadang tentang keluarga, pekerjaan saya, pekerjaan dia gimana sebagai perawat, apa aja lah saya sering cerita sama perawat D

26. Berikan alasan mengapa saudara sering berbicara kepada perawat D?

• Kenapa ya, mungkin karena ternyata satu kampung sama dia, jadi nyambung trus sering cerita soal kampung halaman.

27. Pernahkah perawat di Rumah Sakit Setiabudi memberikan saudara dukungan? perawat yang mana saja?

• Sering dek, apalagi sewaktu saya mau operasi, perawat jaga waktu itu ngasi semangat supaya ga takut, karena saya takut kali.

28. Bagaimana sikap perawat dalam melayani saudara? Apakah mereka tanggap ketika saudara panggil?

• Terkadang kurang tanggap kalau dipanggil, lama mencet bel baru dateng tapi yah masi bisa dimaklumi, mereka kan bukan cuma ngurus saya aja.


(4)

perawat? pernahkah terjadi perdebatan antara saudara dan perawat?

• Iya, tentu. Saya percaya dengan apapun yang dikatakan dan dilakukan perawat, kalau berdebat ga pernahlah komunikasi saya dekat sama perawat, jadi ya percaya-percaya aja.

30. Ketika saudara meninggalkan rumah sakit, bagaimana sikap perawat dan siapa perawat yang bertugas mengantarkan anda keluar ruangan?

• Masih perhatian dek, perawat T yang nganterin kebawah, dia bilang cepat sembuh dan cepat pulih bekas operasinya. 31. Bagaimana menurut saudara tentang pelayanan di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Cukup puas, perawatnya juga ga beda-bedain pasien padahal saya di ruangan kelas III, pelayanan dokternya juga bagus, ga mengecewakan.


(5)

INFORMAN 2

Karakteristik pasien

1. Nama : Z

2. Alamat : Jalan Ismaliyah II

3. Usia : 56 tahun

4. Jenis kelamin : Wanita

5. Suku : Minang

6. Pendidikan : SMA

7. Pendapatan : 3.000.000/bulan

8. Masa perawatan : 8 hari

9. Kelas perawatan : VIP

10. Jenis penyakit : Kanker Payudara

Alasan memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan 11. Berapa lama saudara dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• 3 hari

12. Bagaimana saudara bisa sampai dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• Saya terkena penyakit kanker payudara sudah beberapa mtahun trus berobat ke salah satu dokter Onkologi, dokter itu yang menyarankan saya berobat kesini

13. Mengapa saudara memilih Rumah Sakit Setiabudi?

• Ya itu, karena rekomendasi dari dokter itu. 14. Rumah sakit ini jauh dari rumah anda?

• Ya lumayan jauh

15. Apakah sebelumnya saudara pernah dirawat di rumah sakit lain?

• Pernah, opname di rumah sakit lain.

16. Bagaimana perbedaan rumah sakit ini dengan rumah sakit tersebut?

• Disini perawatnya semua ramah, perhatian, kalau disana saya jarang ngomong-ngomong sama perawat,


(6)

perawat terhadap pasien?

• Menurut saya sih sangat penting, kalau perawatnya ramah banyak nanya, pasien nya pun senang bisa cerita-cerita. Kalau udah cerita-cerita gitu jadi bekurang sakitnya.

18. Jadi, kalau diberi pilihan memilih rumah sakit yang murah tapi pelayanannya mengecewakan atau lebih mahal tapi memuaskan?

• kalau saya sih takut sembarangan kalau untuk berobat, jadi tidak apa-apa ngeluarin biaya yang lebih mahal tapi pelayanannya bagus dan bisa sembuh.

Hubungan Komunikasi AntarPribadi

19. Bagaimana pertama kali saudara bertemu dengan perawat?dan siapa perawat tersebut?

• Setelah saya masuk keruangan rawat inap, saya bertemu dua orang perawat, perempuan dan laki-laki saya ga inget namanya.

20. Bagaimana penampilan dan sikap perawat tersebut apakah ia memperkenalkan diri dan menanyakan saudara?

• Mereka rapi-rapi, perawat itu ngucapin salam dan nanyain keluhan saya, tapi ga nyebutin nama, jadi saya pun ga tau namanya siapa sampe sekarang.

21. Apakah perawat tersebut memakai baju seragam putih seperti biasanya?

• Engga, mereka gak pake baju putih.

22. Bagaimana menurut anda tentang penampilan mereka?

• Bagus, biasanya perawat kan pake baju putih ini jadi beda dari yang lain

23. Lalu apa yang saudara rasakan saat itu saat bertemu dengan perawat?

• Takut deg-degan, ditanyain kayak gitu.

24. Setelah ia bertanya dan saudara menceritakan keluhan saudara apakah saudara masi merasa takut?


(7)

• Berkurang sih, mereka ramah-ramah, trus ngomong sama anak saya juga, sama keluarga saya, nanya dimana kami tinggal, sudah berobat kemana saja.

25. Mereka mendengarkan saudara berbicara?

• Iya, mereka dengerin saya ngomong dan yang satu sambil memegang pundak saya.

26. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit ini, berapa orang perawat yang saudara kenal?

• Yang saya inget namanya perawat A, L dan B

27. Seberapa sering saudara berbicara dengan perawat dan apakah saudara hanya membicarakan masalah kesehatan?

• Engga juga, kadang kami ngomongin keluarga saya, anak saya, keluarga dia, pekerjaannya macem-macem lah

28. Siapa perawat yang anda sering ajak berbicara dan berikan alasannya mengapa perawat tersebut?

• Saya sering ngomong sama perawat A dan L klo alasannya apa ya, perawat A itu ramah, yang lain juga ramah sih, tapi saya juga gak tau kenapa, perawat A itu sering menanyai saya, bercanda, mungkin karena sama-sama ibu-ibu ya, saya pun tau kami seumur dari ngobrol-ngobrol gitu.

29. Pernahkah perawat di Rumah Sakit Setiabudi memberikan saudara dukungan? perawat yang mana saja dan dukungan apa yang diberikan?

• Sering, misalnya sewaktu saya mau operasi, perawat pas saat itu perawat A, ia yang memberikan semangat, trus setelah operasi juga, sampai sudah beberapa hari disini mereka ngasi saya semangat, mengingatkan saya untuk selalu makan dan makan obat yang teratur.

30. Bagaimana sikap perawat dalam melayani saudara?

• Baik, kalau saya pencet bel cepat datang


(8)

• Ga pernah lah sampe berdebat, saya percaya yang mereka buat kan untuk kebaikan saya.

32. Ketika saudara meninggalkan rumah sakit, bagaimana sikap perawat dan siapa perawat yang bertugas mengantarkan anda keluar ruangan?

• Saya diantar sama perawat L dan B, bahkan pada saat mau keluar rumah sakit, perawat masih tetap memberikan motivasi agar keadaan saya cepat membaik

33. Bagaimana menurut saudara tentang pelayanan di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Sangat puas, pelayanan yang saya terima sangat baik, perawatnya ramah, sehingga saya merasa nyaman.


(9)

INFORMAN 3

Karakteristik pasien

1. Nama : N

2. Alamat : Jalan Ismaliyah II

3. Usia : 56 tahun

4. Jenis kelamin : Wanita

5. Suku : Minang

6. Pendidikan : SMA

7. Pendapatan : 3.000.000/bulan

8. Masa perawatan : 8 hari

9. Kelas perawatan : VIP

10. Jenis penyakit : Operasi pergantian

tempurung lutut

Alasan memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan

11. Berapa lama saudara dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• 5 hari

12. Bagaimana saudara bisa sampai dirawat di Rumah Sakit Setiabudi?

• Saya sakit Osteoarthritis uda bertahun-tahun, cairan pada sendi lutut saya menipis trus tulangnya bergesekan jadi sakit.

13. Mengapa saudara memilih Rumah Sakit Setiabudi?

• Awalnya saya berobat ke luar negeri, disana dokter menyuntik lutut saya, setelah itu saya baikan, tetapi 4 bulan kemudian sakit itu timbul lagi dan makin parah trus saudara saya menyarankan untuk berobat disini karena pelayanannya memuaskan, pelayanan dokter maupun fasilitasnya.

14. Rumah sakit ini jauh dari rumah anda?


(10)

15. Apakah sebelumnya saudara pernah dirawat di rumah sakit lain?

• Pernah

16. Rumah sakit tersebut berada di kota Medan ini juga?

• Iya, saya pernah opname juga beberapa hari

17. Bagaimana perbedaan rumah sakit ini dengan rumah sakit tersebut?

• Bedanya mungkin kualitas kali ya. Disana kurang bersih, pelayanannya juga kurang.

18. Menurut saudara, seberapa pentingkah komunikasi yang dilakukan perawat terhadap pasien?

• Penting kali, apalagi kayak saya dek, ga bisa diem, ngomong terus, jadi ya sering ngomongnya sama perawat kalau disini.

19. Jadi, kalau diberi pilihan memilih rumah sakit yang murah tapi pelayanannya mengecewakan atau lebih mahal tapi memuaskan?

• Kalau saya rasa rumah sakit yang lebih mahal tapi tidak mengecewakan ya, daripada murah tapi ga nyaman.

Hubungan Komunikasi Antarpribadi

20. Bagaimana pertama kali saudara bertemu dengan perawat dan siapa perawat tersebut?

• Pas saya dateng, dan keluarga siap pendaftaran administrasinya saya diantar ke ruangan rawat inap oleh dua orang perawat perempuan.

21. Bagaimana penampilan dan sikap perawat tersebut apakah mereka memperkenalkan diri dan menanyakan saudara?

• Mereka rapi-rapi, bajunya bukan baju putih perawat biasa trus mereka manggil nama saya, ngucapin salam tapi tidak memperkenalkan nama dan nanyain keluhan saya.

22. Bagaimana menurut saudara tentang penampilan perawat yang tidak memakai baju putih seperti perawat biasa?


(11)

• Ya bagus-bagus aja.

23. Lalu setelah itu apa yang saudara rasakan?

• Ada rasa cemas, tapi karena mereka baik-baik, ramah, saya jadi biasa saja.

24. Jadi, setelah perkenalan itu, rasa cemas saudara berkurang?

• Iya.

25. Lalu apa pembicaraan saudara berikutnya?

• Ya karena mereka menanyakan keluhan dan tentang penyakit saya, saya ceritain, mereka pun nanya dimana saya tinggal, trus udah berobat kemana aja.

26. Mereka mendengarkan saudara berbicara?

• Iya, mereka dengerin kok saya ngomong, malah terkadang saya bawa becanda mereka nanya-nanya.

27. Setelah beberapa hari di rumah sakit, berapa perawat yang saudara kenal?

• Banyak ya, perawat M, D, T, A, R, H dan L itu yang saya ingat.

28. Seberapa sering saudara berbicara dengan perawat dan apakah saudara hanya membicarakan masalah kesehatan?

• Sering kali lah dek, asal perawat masuk ruangan saya ajak cerita, mungkin karna saya suka ngobrol dan kadang suka banyak nanyak sampe kadang sungkan sendiri, tidak selalu masalah kesehatan, mereka kadang nanya keluarga saya, saya juga nanya keluarga mereka, pekerjaan mereka malahan mereka sering ngomong juga ma keluarga saya yang kebetulan menjaga saya disini.

29. Dari sekian banyak perawat yang saudara kenal, siapa perawat yang paling sering saudara ajak berbicara? Dan berikan alasan mengapa perawat tersebut?

• Sama semuanya sih saya sering, tapi yang paling sering sama perawat R dan H, R karena rupanya dia tetangga saya,


(12)

lagian anak saya ada yang mau masuk sekolah keperawatan, jadi sering nanya-nanya sama dia lah, kalau perawat H kebetulan ibunya sakitnya sama seperti saya, jadi dia banyak nanya juga.

30. Pernahkah perawat di Rumah Sakit Setiabudi memberikan saudara dukungan?perawat yang mana saja dan dukungan apa yang diberikan?

• Pernah dek, sering pun, semua perawat lah kayak gitu, waktu saya mau operasi, saya inget kebetulan perawat T waktu itu, dia nyemangatin saya karena saya takut, dia bilang saya ga usa takut, berdoa aja, karena banyak yang operasi disini kayak saya dan berjalan lancar.

31. Bagaimana sikap perawat dalam melayani saudara?

• Kebanyakan ya ramah, tapi saya beberapa kali dilayani kurang bersahabat.

32. Contohnya?

• Ada satu orang perawat yang bersikap cuek jadi terkesan tidak ramah pas dia masuk dan saya ajak ngobrol, ya besok-besoknya kalau dia yang ngelayanin saya diem aja.

33. Jadi, mulai sejak itu saudara tidak mengajaknya berbicara lagi?

• Enggak, kecuali nanya yang penting.

34. Apakah saudara percaya dan mematuhi semua perkataan perawat termasuk perawat yang bersikap kurang bersahabat? pernahkah terjadi perdebatan antara saudara dan perawat?

• Ya kalau soal percaya, saya percaya, ga ada prasangka buruk apalagi sampe berdebat.

35. Ketika saudara meninggalkan rumah sakit, bagaimana sikap perawat dan siapa perawat yang bertugas mengantarkan anda keluar ruangan?

• Saya diantar sama perawat L dan M, sampai mau keluar rumah sakit pun, mereka masih memberikan perhatian,


(13)

memberikan semangat dan berkata semoga saya cepat sembuh.

36. Bagaimana menurut saudara tentang pelayanan di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Saya merasa cukup puas dirawat di rumah sakit ini, harapan saya rumah sakit ini lebih meningkatkan kualitas pelayanannya, walaupun untuk saat ini sudah cukup bagus.


(14)

INFORMAN 4

Karakteristik pasien

1. Nama : S

2. Alamat : Jalan Budi Mulia

3. Usia : 25 tahun

4. Jenis kelamin : Laki-laki

5. Suku : Jawa

6. Pendidikan : S1

7. Pendapatan : 3.000.000/bulan

8. Masa perawatan : 7 hari

9. Kelas perawatan : VIP

10. Jenis penyakit : Kanker Payudara

Alasan memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan

11. Berapa lama saudara dirawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• 3 hari

12. Bagaimana saudara bisa sampai dirawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Beberapa bulan yang lalu saya kecelakaan di Palembang, tulang paha saya patah, dibawa la ke rumah sakit deket situ, dioperasi, tapi kok lama kelamaan makin bengkak sampe ga bisa jalan.

13. Mengapa saudara memilih Rumah Sakit Setiabudi?

• Trus sodara saya nyaranin dibawa ke Medan aja ke rumah sakit ini, katanya rumah sakitnya bagus, pelayanannya juga bagus, ternyata bener.

14. Saudara bertempat tinggal di Medan atau Palembang?

• Sebenernya saya tinggal di Medan tapi pas kecelakaan itu saya lagi di Palembang.

15. Rumah sakit ini jauh dari rumah saudara?

• Jauh


(15)

lain?

• Pernah, pas di Palembang itu lah abis kecelakaan saya langsung dibawa ke rumah sakit.

17. Bagaimana perbedaan rumah sakit ini dengan rumah sakit tersebut?

• Apa ya, mungkin kebersihannya, disini bersih kali, rumah sakitnya cantik, ga kayak rumah sakit lain.

18. Menurut saudara seberapa pentingkah komunikasi yang dilakukan perawat terhadap pasien?

• Penting lah, soalnya disini cerita- cerita ma perawat. Apa- apa juga manggil perawat, paling sering juga cerita sama perawat daripada dokter.

19. Jadi kalau diberi pilihan memilih rumah sakit yang murah tapi pelayanannya mengecewakan atau lebih mahal tapi memuaskan?

• Lebih milih yang pelayanannya bagus lah.

Hubungan Komunikasi Antarpribadi

20. Bagaimana pertama kali saudara bertemu dengan perawat dan siapa perawat tersebut?

• Ini ketiga kalinya saya dirawat disini, pas saya masuk kesini semalem itu, saya jumpa sama perawat H dan perawat I. 21. Bagaimanakah sikap perawat tersebut apakah mereka memperkenalkan diri dan menanyakan saudara?

• Engga, memang uda kenal kok, tapi kalau nanya iya, perawat itu nanya apa sakitnya masi kayak dulu trus nanya apa saya masih sering latihan dirumah untuk pemulihannya. 22. Lalu apa yang saudara rasakan saat itu?

• Pas ditanya? biasa aja

23. Setelah itu apa yang saudara bicarakan?

• Ya cerita-cerita, karna memang udah kenal kan, mereka juga ngomong-ngomong sama keluarga saya, malah saya


(16)

24. Setelah beberapa hari di rumah sakit dan sudah ketiga kalinya saudara dirawat disini ada berapa perawat yang saudara kenal?

• Yang saya inget perawat B, perawat H, perawat I, perawat T sama perawat A

25. Seberapa sering saudara berbicara dengan perawat dan apakah saudara hanya membicarakan masalah kesehatan?

• Sering, tiap perawat masuk, pasti saya ajak ngomong, tapi ya ngomong gitu-gitu aja ga ada yang soal pribadi.

26. Dari sekian banyak perawat yang saudara kenal, siapa perawat yang paling sering saudara ajak berbicara? Dan berikan alasan mengapa perawat tersebut?

• Kalau lebih sering, saya lebih sering ngomong sama perawat B, dari awal masuk rumah sakit, sampe uda keluar rumah sakit pas saya opname pertama kali disinipun kami beberapa kali komunikasi lewat handphone.

27. Apa yang saudara ketahui tentang perawat B?

• Saya tau rumah dia dimana, pas saya di rumah sakit, kami sering cerita soal keluarga, keluarga saya, keluarga dia, hobi kami pun sama, klub sepakbola kesukaan kami pun sama, AC milan dan ternyata kami seumuran.

28. Pernahkah perawat di rumah sakit ini memberikan saudara dukungan? Perawat mana saja? Dan dukungan apa yang diberikan?

• Pernah, sering pun, mereka nanya saya gimana sakitnya hari ni uda berkurang? Trus ngingetin saya untuk ga banyak bergerak setelah operasi.

29. Bagaimana sikap perawat dalam melayani saudara?

• Inisiatif ya, mereka suka masuk ke kamar saya padahal saya ga ad manggil sekedar nanya perlu bantuan gak.

30. Apakah saudara mematuhi dan percaya terhadap semua perkataan perawat? pernahkah terjadi perdebatan antara saudara dan perawat?


(17)

• Saya selalu ikutin, dibilang jangan banyak gerak, saya ga banyak gerak, dibilang minum obat ya saya minum, percaya aja.

31. Ketika saudara meninggalkan rumah sakit, bagaimana sikap perawat dan siapa perawat yang bertugas mengantarkan anda keluar ruangan?

• Saya dianter sama perawat A, dia trus-trusan ngingetin saya untuk selalu latihan kalau sudah satu bulan operasi ini. 32. Bagaimana menurut saudara tentang pelayanan di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Saya sangat puas dirawat disini, keramahan sama perhatian mereka berpengaruh besar, saya jadi terpacu untuk cepat pulih.


(18)

INFORMAN TAMBAHAN

1. Karakteristik perawat

1. Nama : M

2. Alamat : Jalan Krakatau

3. Usia : 35 tahun

4. Jenis kelamin : Wanita

5. Suku : Batak

6. Pendidikan : Sekolah keperawatan 2. Hubungan Komunikasi Antarpribadi

7. Sudah berapa lama saudara bekerja menjadi perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan?

• Sejak berdirinya rumah sakit ini sekitar 3 tahunan 8. Mengapa saudara memilih profesi sebagai perawat?

• Dari dulu saya memang ingin jadi perawat, senang bisa bantuin orang lain, akhirnya saya sekolah keperawatan terus bisa jadi seperti ini

9. Saat pasien baru datang dan masuk ke ruang rawat inap, apakah saudara telah mempersiapkan diri sebelum menangani pasien?

• Sudah pasti mempersiapkan diri 10. Persiapannya seperti apa?

• Ketika pasien baru masuk dan datang, kita biasa menyambut dan membaca status pasien terlebih dahulu agar kita tahu kondisi dan status pasien. kalau untuk ruangan tentunya sudah dipersiapkan lebih dahulu.

11. Menurut saudara bagaimana dengan seragam batik yang dikenakan di rumah sakit ini yang berbeda dengan seragam perawat rumah sakit lainnya?

• Menurut saya sih bagus, selain memang ketentuan rumah sakit, batik itu kan ciri khas Indonesia ya.

12. Pertama kali bertemu dengan pasien baru, apakah saudara sering mengalami perbedaan? Misalnya perbedaan bahasa?


(19)

• Terkadang, pasien menjawab dengan bahasa daerahnya, tapi untung ada keluarga yang merngartikan.

13. Selama awal perkenalan, apa yang biasa saudara katakan ketika pertama kali bertemu dengan pasien?

• Tentunya mengucapkan salam, selamat pagi pak/ibu. 14. Apakah saudara memperkenalkan diri pada saat itu?

• Iya, ketika pasien baru masuk ke ruangan biasanya saya sambut dan disitu kita mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.

15. Misalnya?

• Selamat pagi pak/ibu, saya suster Melva yang dinas pagi hari ini

16. Setelah perkenalan itu, apa yang biasanya saudara tanyakan?

• Biasanya yang saya tanyakan keluhan si pasien, penyakitnya, sampai keluarganya, walaupun saya sudah mengetahui dari membaca status pasien, tapi saya banyak bertanya lagi agar pasien terbuka dengan keluhannya dan nyaman bercerita kepada saya.

17. Apakah saudara menanyakan rasa sakit yang pasien rasakan?

• Ya, pasti kalau itu

18. Selain masalah kesehatan, masalah apa saja yang biasa saudara bicarakan dengan pasien?

• Banyak sekali ya, menanyakan tempat tinggal, keluarga, anak, sampai pekerjaan sehari-hari, ya supaya pasien merasa nyaman dan terbuka

19. Apa langkah-langkah saudara untuk memberikan pengertian dan meyakinkan pasien bahwa apa yang saudara lakukan adalah prosedur yang benar dalam menangani pasien?

• Biasanya saya selalu menjelaskan kepada pasien apa yang mau saya lakukan. Misalnya: ketika memberikan injeksi, saya katakan ini injeksi untuk antibiotik ya pak/ibu.


(20)

20. Apakah saudara pernah menawarkan bantuan kepada pasien?misalnya?

• Iya, pasti. Walaupun tidak dipanggil, saya sering mengecek ke ruangan pasien hanya untuk mengontrol.

21. Apakah pernah terjadi salah pengertian antara saudara dan pasien karena perbedaan persepsi tentang suatu penyakit dan cara menangani pasien tersebut?

• Pernah, tetapi setelah diberi sedikit penjelasan, pasien langsung mengerti.

22. Apakah saudara pernah memberikan nasihat kepada pasien? apa contoh nasihat yang saudara berikan?

• Iya, pernah. Misalnya: Setelah habis operasi spinal si pasien dianjurkan tidak boleh angkat kepala dan duduk selama 24 jam. Jadi, sesering mungkin untuk mengingatkan.

23. Apakah saudara pernah memberikan motivasi kepada pasien? Contohnya?

• Sering sekali, memberikan semangat kepada pasien supaya kuat dan cepat sembuh.

24. Apakah pasien mengikuti semua nasihat dan pengarahan saudara?

• Sejauh ini iya.

25. Apakah saudara memberi perhatian saat pasien akan meninggalkan rumah sakit.

• Iya, biasanya saya selalu mengingatkan untuk selalu rajin terapi di rumah bagi pasien yang diharuskan untuk terapi secara rutin.

26. Menurut saudara, bagaimana proses komunikasi terapeutik yang selama ini saudara terapkan?

• Sudah terlaksana dengan baik.

27. Apakah terdapat hambatan atau kesulitan apa yang saudara rasakan dalam melaksanakan komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Setiabudi Medan dalam upaya memberikan yang terbaik


(21)

kepada pasien?

• Ya, terkadang perawat dan pasien berbeda pendapat, tapi sejauh ini sih masi bisa diatasi.


(22)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

============================================================= =====

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Gita Ellanda

NIM : 100922017

PEMBIMBING : Dr. Nurbani, M.Si

NO. TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN PARAF

PEMBIMBING 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

31 Oktober 2012 19 Desember 2012 15 Januari 2013 23 Desember 2013 17 Januari 2014 20 Juni 2014 3 Juli 2014

1 November 2014 25 November 2014 15 Desember 2014

ACC Seminar

Penyerahan bab I dan II Penyerahan bab III dan pedoman wawancara Bimbingan

Bimbingan

Penyerahan revisi Bimbingan

Penyerahan revisi bab IV dan V Revisi bab IV dan V

ACC Sidang

Catatan

Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap pembimbing :


(23)

BIODATA PENELITI

DATA PRIBADI

Nama lengkap : Gita Ellanda

Tempat & Tanggal lahir : Medan, 28 Desember 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Alamat : Kompleks waikiki/villa setiabudi flamboyan blok H no : 25 Medan

Nama Orang Tua : Indrasyah (Alm) Irene Chandra PENDIDIKAN FORMAL

2010- : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Strata-1 Ekstensi Departemen Ilmu Komunikasi-Universitas Sumatera Utara

2006-2009 : Fakultas Sastra, Program Studi D-3 Pariwisata

Jurusan Manajemen Usaha Wisata Universitas Sumatera Utara

2003-2006 : SMA Negeri 2 Medan 2000-2003 : SMP Pertiwi Medan 1996-2000 : SD Pertiwi Medan


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Arwani. 2002. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Amri. 2013. Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma dan Diskursus Cangara, Hafied. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rajawali Perss Devito, Joseph. 1986. The Interpersonal Communication Book

Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

Elizabeth C. Arnold, Kathleen Underman Boggs. 2007. Interpersonal Relationships : Professional Elsevier Inc

Fauzi. 2009. Komunikasi Terapeutik

Indrawati. 2003.Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

Kopeuw. 2009. Hakikat Penelitian Kualitatif-Kuantitaif dan Tindakan

Kotler, Philip, 2000. Marketing Management : Edisi Milenium, International Edition. Prentice Hall. International, Inc, New Jersey.

Lasmawati, 2011. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication) Machfoedz, Mahmud. 2009. Komunikasi Keperawatan (Komunikasi Terapeutik).

Yogyakarta :Ganbika

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

Morissan. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Nasir, Abdul. 2009. Komunikasi dalam keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi komunikasi


(25)

Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sidi, Indrajati. 2001. Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta : Kerjasama Yayasan Paramadina dengan Logos Wacana Ilmu

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Wayne, R. Pace dan Don F.Faules. 2005. Komunikasi Organisasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

West, Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, Buku 1. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika

Wiryanto, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Gramedia Widiastama Indonesia

Zubair, Agustina. 2006. Prinsip-Prinsip Komunikasi Sumber Lain :

Diakses tanggal 7 Januari 2013:

Surani, Prahesti. 2011. Subyek dan Obyek Penelitian. Makalah

Myopera.com/miftakhul13/blog/2013/03/02perawat-indonesia-letscaring Robinkarim.blogspot.com/2008/07/perawat-ramah-pasien-senang.html Kompasiana.com/perawat-empati-teknis


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, merupakan penelitian yang termasuk dalam j fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan / lebih, hubungan antarvariabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu kondisi, dan lain-lain(Sugiyono,2004).

Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif(Amri,2013).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya(Kopeuw,2009).

3.2Objek Penelitian

Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya. Data kualitatif tentang objeknya dinyatakan dalam kalimat, yang pengolahannya


(27)

dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik, analitik/sintetik dan tuntas.Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian.

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.Syarat permasalahan dijadikan obyek:

a. Permasalahannya baru.

b. Menarik minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).

c. Mempunyai relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat. d. Mungkin dikembangkan bagi peneliti berikutnya.

e. Mungkin dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah hubungan komunikasi antarpribadi pasien Rawat Inap dengan perawat di RS Setiabudi Medan

3.3Subjek Penelitian

Narasumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita. Dalam penelitian survai sosial, subjek penelitian ini adalah manusia sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi yang bersifat eksperimental seringkali digunakan pula hewan sebagai subjek, di samping manusia. Dalam proses pelaksanaan eksperimen, hewan atau manusia sebagai subjek penelitian ini ada yang berpartisipasi secara aktif dan ada yang berpartisipasi hanya secara pasif.(Surani, 2011).

Ada persyaratan tertentu yang harus mereka miliki untuk layak ditetapkan sebagai informan penelitian. Moleong menyebutkan bahwa ada lima persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang agar layak dijadikan informan (Moleong, 2006) :

1. Orang tersebut harus jujur dan bisa dipercaya. 2. Orang tersebut memiliki kepatuhan pada peraturan.

3. Orangnya suka berbicara, bukan orang yang sukar berbicara, apalagi pendiam.

4. Orang tersebut bukan termasuk anggota salah satu kelompok yang bertikai dalam latar penelitian.


(28)

Metode ataupun cara peneliti dalam memperoleh subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Purposive sampling dalam (Sugiyono, 2012:85) yakni teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu. Purposive sampling memilih informan dengan cara memberi kriteria-kriteria tertentu yang menjadikan ukuran seseorang layak menjadi informan dalam penelitian ini.Adapun kriteria informan yaitu :

a. Pasien rawat inap lebih dari dua hari di RS. Setiabudi Medan. b. Berusia > 17 tahun.

3.4Kerangka Analisis

Kerangka analisis disini, peneliti mencoba menggambarkan skema dalam bagaimana nantinya membahas dan menganalisis hasil yang diharapkan dan yang ditemukan didalam penelitian. Perawat yang melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien yang berbeda-beda karakteristik sebagaimana dalam salah satu tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien. dengan melakukan wawancara mendalam akan diketahui bagaimana hubungan antara pasien rawat inap dan perawat yang merupakan tujuan penelitian ini juga.

Alur penelitian dalam kerangka analisis penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 Kerangka Analisis

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan yang dilakukan penelitian kepada informan untuk memperoleh data yang umumnya dilakukan dengan tradisi kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Pasien Perawat

Hubungan Komunikasi Antarpribadi

- Keterbukaan - Empati - Dukungan - Rasa positif - Kesamaan


(29)

a. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian melalui buku-buku, jurnal, internet dan lainnya yang sesuai dengan masalah yang dibahas.

b. Penelitian lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data di lapangan. Dalam hal ini peneliti berencana melakukan teknik observasi dan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian (informan). Wawancara mendalam yang dimaksudkan adalah percakapan yang sifatnya luwes, terbuka dan tidak baku. Intinya adalah peneliti mengadakan pertemuan berulang kali secara langsung dengan informan atau data yang diharapkan dengan sendirinya (Bungin, 2008:108). Sedangkan untuk observasi, peneliti mengamati langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada penelitian untuk dijadikan sebagai data pendukung hasil wawancara.

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di RS. Setiabudi Medan Medan pada bulan Februari 2014.

3.6 Teknik analisis data

Menurut Setyowati, dkk(2010), dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu :

1. Reduksi Data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat melakukan penelitian untuk menghasilkan data sebanyak mungkin. 2. Penyajian Data, yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam

suatu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Dengan proses penyajian data ini peneliti telah siap dengan data yang telah disederhanakan dan menghasilkan informasi yang sistematis.


(30)

3. Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari observasi, interview, dan dokumentasi. Dengan adanya kesimpulan peneliti akan terasa sempurna karena data yang dihasilkan benar-benar valid atau maksimal. Dengan melalui langkah-langkah tersebut diatas diharapkan penelitian ini dapat memberi bobot tersendiri terhadap hasil penelitian yang peneliti sajikan.


(31)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan terhadap empat informan. Empat informan pasien Rumah Sakit Setiabudi Medan sedangkan satu informan sebagai informan tambahan yaitu perawat Rumah Sakit Setiabudi Medan. Peneliti berhenti pada informan keempat, dikarenakan peneliti merasa telah cukup mendapatkan data yang diinginkan untuk menjawab semua pertanyaan penelitian yang berpedoman kepada tujuan penelitian. Hal ini dianggap sudah cukup dan memiliki data jenuh yang artinya penambahan infoman lagi, tidak memberikan informasi yang baru dan berarti bagi penelitian yang dilakukan.

Peneliti memilih informan Rumah Sakit Setiabudi Medan sebagai informan dalam penelitian karena pasien rawat inap yang paling lama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menggambarkan petunjuk dan memperjelas letak, posisi dan kondisi mengenai tempat penelitian. Melalui deskripsi lokasi, peneliti akan dapat menganalisa beberapa faktor tertentu yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan fokus penelitian.

Lokasi penelitian diadakan di Rumah Sakit Setiabudi yang beralamat di jalan mesjid No.3 Tanjung Rejo Medan. Rumah sakit ini berdiri 4 Juli 2010 didirikan atas prakarsa dr.Otman Siregar, SpOT dan dr. Chairiandi Siregar, SpOT. Tingginya tingkat kecelakaan menjadi latar belakang didirikannya rumah sakit ini. Konsep awal berdirinya rumah sakit ini dikhususkan untuk kasus-kasus spesialis bedah tulang. Seiring berjalannya waktu, rumah sakit ini berkembang menjadi rumah sakit khusus bedah dan sampai saat ini selain menangani pasien dengan kasus bedah tulang juga menangani pasien dengan kasus bedah digestive (bedah perut), bedah anak, bedah syaraf, bedah plastik dan kecantikan.

Rumah sakit yang terdiri dari empat lantai ini mengusung konsep home hospital atau pelayanan rumah sakit seperti di rumah. Rumah sakit yang di design dengan interior seperti di hotel ini membuat rumah sakit ini berbeda dengan


(32)

biasanya perawat menggunakan pakaian serba putih, di Rumah Sakit ini perawat menggunakan pakaian batik khas Indonesia.

Perawat di rumah sakit ini berjumlah 38 orang. Tetapi perawat yang bertugas di bagian rawat inap berjumlah 10 orang dengan jadwal 3x shift perhari. Sehingga pasien rawat inap mempunyai frekuensi bertemu yang lebih sering dengan perawat karena jumlah perawat yang sedikit.

Dengan jumlah ruangan rawat inap yang juga tidak banyak, pendiri rumah sakit ini mengharapkan dapat memberikan pelayanan yang benar-benar berkualitas.

Instalasi dan Ruangan :

1. Ruangan poliklinik (praktek) : empat ruangan 2. Apotik

3. Ruang rontgen

4. Ruang administrasi umum 5. Ruang obat

6. Ruang laundry 7. ICU

8. Ruang operasi : dua ruangan 9. Ruang perawatan

10. Ruang fisioterapi 11. Ruang dexa scan

12. Ruang perawat : dua ruangan 4.1.2 Proses Penelitian

Pada saat pra penelitian, peneliti sudah melihat langsung dan memperhatikan komunikasi pasien dan perawat di Rumah Sakit Setiabudi, tentunya terlebih dahulu meminta izin kepada pihak rumah sakit. Kemudian mengawali pelaksanaan penelitian ini dengan mengambil data berupa identitas informan sebagai pasien rawat inap di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Peneliti melihat dan mencari informan yang dianggap memenuhi kriteria seperti yang telah ditetapkan oleh peneliti dalam penelitian, kemudian peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada informan pertama tersebut berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh perawat Rumah


(33)

Sakit Setiabudi. Dengan sedikit menunggu, karena memang terdapat sedikit kesulitan untuk bertemu atau berbincang dengan pasien rumah sakit, Akhirnya peneliti diantar perawat ke ruangan rawat inap informan pertama yaitu ruangan kelas III Rumah Sakit Setiabudi Medan, peneliti melakukan perkenalan dan menanyakan maksud peneliti, apakah informan ST bersedia dan sanggup untuk diwawancarai. Peneliti bertemu dengan ST dan keluarganya. Setelah peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti,informan ST ternyata bersedia untuk diwawancarai. Waktu yang ditentukan untuk melakukan wawancara yaitu keesokan harinya. Setelah berbincang dengan ST dan keluarganya serta menentukan waktu untuk melakukan wawancara, peneliti pun pamit dan keluar ruangan tersebut.

Peneliti kemudian mencari perawat yang sebelumnya membantu peneliti. Peneliti pun menunggu dan memerlukan waktu untuk menemui informan kedua, dikarenakan perawat sedang bekerja. Setelah menunggu beberapa saat, peneliti pun diantar perawat ke ruangan informan kedua yang bernama Z di ruangan VIP tempat ia dirawat. Setelah peneliti masuk, peneliti bertemu dengan Z dan keluarga yang sedang menjaganya. Z dan keluarganya menyambut peneliti dengan baik, peneliti pun berkenalan dan berbincang menanyakan sakit informan Z ini dan menanyakan bagaimana ia bisa sampai dirawat disini. Peneliti juga menanyakan sedikit tentang diri si informan kedua ini serta meminta persetujuannya untuk diwawancara peneliti lebih lanjut. Seperti informan pertama, informan kedua ini juga setuju untuk peneliti wawancara keesokan harinya. Setelah menentukan waktu untuk wawancara lanjutan, peneliti pun keluar dari ruangan tersebut.

Peneliti pun kembali meminta data informan ketiga kepada perawat. Tetapi peneliti memutuskan untuk dua saja pasien yang diwawancara keesokan harinya. Akhirnya wawancara pertama dilakukan keesokan harinya yaitu tanggal 3 Februari 2014 pukul 13.00 peneliti datang dan meminta bantuan perawat untuk mengantarkan peneliti ke ruangan III dimana informan pertama dirawat. Informan ini sedang didampingi istrinya. Wawancara berlangsung cukup akrab walaupun pasien dalam keadaan sakit. Tentunya, istrinya juga sangat membantu peneliti dalam hal ini. tak jarang juga istrinya menanyakan balik hal-hal tentang peneliti.


(34)

Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendekatkan diri kepada informan yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Setelah sekitar satu jam peneliti berbincang dengan informan S ini, peneliti kemudian pamit dan menemui perawat.

Setelah bertemu dengan perawat, peneliti menuju ruangan VIP tempat informan kedua dirawat. Tetapi, setelah peneliti masuk, informan itu sedang tidur. Informan Z itu didampingi anaknya, kemudian peneliti pun memutuskan untuk menunggu dan meminta anaknya untuk memberitahukan kepada peneliti sampai ia terbangun. Sekitar setengah jam peneliti menunggu akhirnya anak dari informan Z memberitahu bahwa peneliti sudah dapat berbicara dengan ibunya. Dengan didampingi oleh anaknya tersebut, peneliti mewawancara informan Z. Wawancara yang berlangsung sekitar pukul 14.30 berjalan lancar. Bahkan anaknya juga balik bertanya hal-hal tentang peneliti. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan informan ini melalui telepon, hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mendekatkan diri kepada informan yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Wawancara juga berlangsung sekitar satu jam, setelah peneliti selesai dan pamit, peneliti pun keluar dari ruangan VIP tersebut.

Peneliti kemudian menemui perawat untuk meminta kembali data informan ketiga untuk melakukan perkenalan dan persetujuan untuk diwawancara. Setelah mendapatkan data, peneliti dengan diantar perawat menemui informan ketiga bernama N di ruangan VIP tempat ia dirawat. Informan N didampingi oleh keluarganya. Informan ini juga sangat ramah dan ceria walaupun dalam kondisi sakit, setelah perkenalan dan menjelaskan maksud peneliti, informan ini juga bersedia untuk peneliti wawancara keesokan harinya, dikarenakan waktu itu juga sudah terlalu sore.

Setelah menentukan waktu untuk wawancara informan ketiga, peneliti menemui informan keempat yang bernama S di ruangan kelas II tempat ia dirawat. S juga ditemani oleh keluarganya. Peneliti pun berkenalan sembari mengamati langsung kebetulan perawat sedang mengganti infus nya. Setelah menjelaskan maksud kedatangan peneliti. S bersedia untuk peneliti wawancarai keesokan harinya juga. Perkenalan itu berlangsung lancar.


(35)

Keesokan harinya yaitu tanggal 4 Februari 2014 peneliti pun datang kembali ke Rumah Sakit Setiabudi Medan. Peneliti meminta bantuan perawat untuk mengantarkan peneliti. Kemudian peneliti mendatangi informan ketiga untuk melakukan wawancara. Wawancara dilakukan pukul 13.00 sesuai dengan perjanjian peneliti dengan informan N. Informan ketiga ini sangat ramah dengan menceritakan semua tentang dirinya bahkan untuk hal yang belum peneliti tanyakan. Informan N ini didampingi juga oleh keluarganya. Wawancara berlangsung sekitar satu jam.

Setelah mewawancarai informan ketiga, peneliti menemui informan keempat bernama S di ruangan rawat inapnya di kelas II, wawancara dilakukan sekitar pukul 14.00. Keluarga S juga sangat membantu peneliti dalam menjawab semua pertanyaan peneliti. Setelah mewawancarai dan sambil observasi, kebetulan ketika sedang wawancara, perawat Rumah Sakit Setiabudi sedang bertukar shift, sehingga peneliti melihat langsung bagaimana komunikasi yang terjalin. Setelah wawancara itu selesai, peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan peneliti melalui telepon, guna menjawab hal-hal yang dibutuhkan peneliti dalam mendapatkan data. S menjadi informan pasien terakhir dalam penelitian ini, penelitian ini dihentikan pada informan keempat karena dianggap data sudah jenuh, data jenuh disini dimaksudkan jika peneliti melakukan penambahan informan dianggap tidak akan mendapatkan tambahan data yang berbeda.

Peneliti juga mewawancarai salah satu perawat senior Rumah Sakit Setiabudi, hanya untuk mendapatkan data dari segi perawat rumah sakit ini, tetapi dikarenakan perawat senior itu tidak pada saat jam kerjanya pada hari yang sama, peneliti pun melakukan perjanjian dengan beliau keesokan harinya. Kemudian pada tanggal 5 Februari 2014 peneliti mendatangi perawat senior itu di ruangan perawat. Peneliti harus menunggu beberapa saat dikarenakan perawat itu sedang bekerja. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya perawat selesai dan wawancara pun dilakukan di ruangan perawat sekitar pukul 15.00. Perawat M sangat terbuka dalam menjawab semua pertanyaan peneliti. Wawancara ini berlangsung sekitar dua jam, dan berjalan sangat lancar dan akrab. Peneliti hanya


(36)

mendapatkan jawaban yang dibutuhkan untuk data. Peneliti juga melakukan wawancara lanjutan dengan perawat ini.

Pendekatan dengan semua informan dilakukan dengan wawancara antara peneliti dan informan yang berpedoman pada pedoman wawancara. Pada tahap awal wawancara kelima informan masih sedikit kaku untuk memberikan informasi tentang dirinya, setelah peneliti sering bertemu langsung dan berinteraksi dengan informan sampai melalui telepon, membuat para informan lebih terbuka dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Setelah wawancara selesai dilakukan, maka peneliti melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini, peneliti menguraikan hasil wawancara terhadap informan penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap jawaban tersebut berdasarkan penutuan informan yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan.

4.1.3 Karakteristik Informan Penelitian 4.1.3.1 Karakteristik Informan Satu (S.T)

Informan yang pertama kali peneliti wawancara ini bernama ST. Pria berusia 31 tahun ini seorang karyawan pada perusahaan swasta di Medan. Ia bersuku Batak dan sudah menjalani rawat inap selama 4 hari di rumah sakit ini. Pada saat wawancara, ia ditemani oleh istrinya. Pria berkulit sawo matang ini mengaku baru pertama kali melakukan pengobatan di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Ia mengalami kecelakaan motor di Jalan Gatot Subroto Medan. Menurut ST, setelah kecelakaan ia dibawa ke klinik bandung yang berdekatan dengan lokasi kecelakaannya. Setelah dirawat beberapa jam, keluarganya memutuskan untuk membawanya pindah ke Rumah Sakit Setiabudi berdasarkan saran dari salah satu saudaranya.

Setelah dibawa ke Rumah Sakit Setiabudi Medan, ia langsung melakukan operasi pemasangan pen pada kakinya. Pria yang melakukan rawat inap di kelas III ini mengaku belum pernah menjalani rawat inap di rumah sakit sebelumnya, apalagi sampai dioperasi. Perkenalan ia dengan perawat menurutnya terjadi pada hari pertama ia masuk ke rumah sakit ini. Menurut S.T pada saat ia datang ia bertemu dengan perawat yang telah menunggu di lantai bawah rumah sakit tersebut. Setelah ia dipindahkan ke ruang atas atau ruangan rawat inap, ia bertemu


(37)

dengan perawat lainnya yang terlihat seperti perawat senior. Beliau juga menuturkan perawat menyambutnya dengan penampilan yang rapi dan ramah. Perawat juga menyebut namanya, mengucapkan salam dan banyak bertanya mengenai keluhan yang dirasakan S.T.

Pria lulusan salah satu SLTA di Medan ini mengaku banyak mengenal perawat selama dirawat di rumah sakit ini. Menurut pria bertubuh besar ini, ia sering berbicara dan berbincang dengan perawat, terutama perawat yang lebih senior bernama M. Semua perawat dirasakannya bersikap baik dan tidak membeda-bedakan walaupun ia berada di ruangan rawat inap kelas III. Tetapi ia mengaku tidak mengingat semua nama-nama perawat tersebut. Beliau mengaku hanya mengingat nama perawat M, R, T dan D. Dari pembicaraan tersebut S.T mengatakan D berasal dari kampung yang sama dengannya, dari situlah ia lebih sering berkomunikasi dengan perawat D daripada yang lain.

Pria ini juga mengaku pembicaraan dengan perawat tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga diluar masalah kesehatannya. Menurutnya banyak perawat yang sering menanyakan soal keluarganya atau apapun diluar kesehatannya, dan tentunya sangat membantu yang membuat ia terkadang lupa akan sakitnya. Informan ini mendapatkan perawatan selama sembilan hari.

4.1.3.2 Karakteristik Informan Dua (Z)

Informan kedua yang peneliti wawancara adalah seorang ibu rumah tangga bernama Z. Ibu berusia 56 tahun ini menderita kanker payudara. Informan yang paling pendiam dibandingkan informan lainnya ini bertempat tinggal di Jalan Ismaliyah, ia mempunyai anak dua yang salah satunya seorang dokter yang terus menjaganya dari awal masuk rumah sakit, dan kebetulan pada saat wawancara, anaknya juga berada disampingnya. Ibu Z ini menderita kanker sudah bertahun-tahun hingga melakukan pengobatan keluar negeri. Pada akhirnya ia berobat ke Dr. Deny Rifsal, Spb (Onk). Dokter inilah yang memberikan saran untuk dilakukan operasi di Rumah Sakit Setiabudi ini. Sebelumnya, ibu ini tidak mengetahui adanya rumah sakit ini, jikalau tidak diberitahu oleh dokter yang menanganinya.


(38)

terkena kanker tersebut. Ibu berdarah minang ini mengaku sempat putus asa atas penyakitnya, tetapi dorongan keluarga membuat ia bersemangat dan terus berdoa agar kesembuhan penyakitnya. Karena penyakit kanker payudara merupakan penyakit serius dan jenis kanker paling umum yang paling banyak diderita kaum wanita.

Selama bertahun-tahun Ibu ini menahan sakitnya dan harus berhenti dari pekerjaannya. Segala macam cara ia tempuh untuk mengobati penyakitnya sampai dengan cara tradisional, tetapi itupun tidak mendapatkan hasil. Sehingga, ia menempuh jalan operasi. Ibu Z ini mengaku cukup mengenal perawat-perawat yang sudah 3 hari ini berkomunikasi dengannya. Ia bahkan mempunyai perawat favorit bernama perawat A, menurutnya perawat ini sopan, ramah dan lembut, sehingga ia tidak terlalu merasakan sakit jika disuntik oleh perawat A.

Awal ia bertemu dengan perawat ia disambut dengan dua orang perawat, satu orang perempuan dan satu laki-laki, informan ini menuturkan perawat mengucapkan salam dan menanyakan keluhan dan rasa sakit yang dirasakan informan Z. Ibu Z ini tidak mengingat nama-nama perawat yang melayaninya dan berkomunikasi dengannya. Menurutnya, ia tidak memperhatikan nama yang ada di baju perawat tersebut, perawat pun tidak menyebutkan namanya ketika berbicara. Ibu ini juga mengaku hanya sering berbicara kepada dua perawat saja yaitu perawat A yang sering menanyainya diluar masalah kesehatan, karena perawat yang lain hanya menanyakan apa yang dia butuhkan atau seperlunya saja. 4.1.3.3 Karakteristik Informan Tiga (N)

Informan ketiga yang peneliti wawancara ialah Ibu N. Ibu yang suka bercanda ini sangat ramah dan terbuka dalam menjawab pertanyaan peneliti. Ia terkena penyakit osteoarthritis yaitu cairan yang menipis pada sendi lututnya sehingga membuat tulang pada lututnya bergesekan sehingga menimbulkan rasa sakit. Ibu yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga ini sudah bertahun-tahun terkena penyakit ini. Awalnya penyakitnya tidak terlalu parah dan ia pun berobat samapai ke luar negeri. Disana dokter itu memberikan suntikan di lututnya, ia pun merasa baikan. Setelah empat bulan keluhan itu datang rupanya suntikan itu hanya bersifat sementara bahkan tidak tertahankan lagi. Oleh saudaranya, ia diberitahu untuk berobat ke Rumah Sakit Setiabudi Medan.


(39)

Ibu berusia 49 tahun yang bertubuh berisi ini kemudian menuruti saran saudaranya untuk melakukan pengobatan di rumah sakit ini. Ia menuturkan awal ia datang kerumah sakit ini ia bertemu dengan dua orang perawat perempuan dan mengantarkannya keruang rawat inap, setelah masuk ke ruangan rawat inap perawat mengucapkan salam, memperkenalkan nama dan menanyakan keluhan yang dirasakan informan Z dan menanyakan singkat mengenai penyakit beliau.

Kemudian setelah bertemu dokter yang menanganinya, dokter menyarankan untuk dilakukannya operasi pergantian tempurung lutut. Ia pun melakukan operasi itu sudah empat hari yang lalu. Awalnya ia merasa takut tapi sejak awal ia dirawat dan perawat selalu menenangkan, Ibu N pun merasa tenang dan semangat. Selama ia disini Ibu N banyak mengenal perawat yang melayaninya. Ibu N pun menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat selama dirawat disini sebanyak tujuh orang, yaitu M, D, T, A, R, H dan L. Sedangkan yang lain ia tidak begitu ingat namanya.

Ibu yang bertempat tinggal di Jalan Prona ini menuturkan ia sering berkomunikasi dengan perawat saat perawat masuk ke ruangannya, mungkin karena ia suka mengobrol dan suka bertanya. Terkadang ia merasa sungkan karena terlalu banyak bertanya, tetapi perawat tetap melayaninya dengan baik dan sopan.

Selama peneliti mewawancarai, ibu yang sangat ramah dan penuh canda tawa ini sangat bersahabat, Ibu N menuturkan ia sering bertukar pikiran dengan perawat. Perawat juga sering bertanya kepadanya, diluar masalah kesehatannya. Begitu juga beliau, sering menanyakan kembali mengenai perawat yang diajaknya berbicara. Seperti dengan perawat R yang ternyata rumahnya berdekatan dengan tempat tinggal ibu N.

Ibu N ini mempunyai seorang anak yang baru menyelesaikan Sekolah Menengah Atas dan ingin melanjutkan pendidikan ke sekolah keperawatan, sehingga informan N sangat sering menanyakan bagaimana mengenai sekolah keperawatan kepada perawat di Rumah Sakit Setiabudi.

4.1.3.4 Karakteristik Informan Empat (S)


(40)

yang mendapatkan perawatan rawat inap, karena ini ketiga kalinya ia melakukan operasi di Rumah Sakit Setiabudi Medan. Pria yang berasal dari Medan dan kerja di Kota Palembang ini mengalami kecelakaan di Palembang beberapa tahun yang lalu sehingga tulang pada pahanya patah. Ia kemudian dibawa ke salah satu rumah sakit di Palembang dan mendapatkan perawatan. Ternyata kakinya bukan membaik, justru terjadi pembengkakan sehingga semakin susah berjalan.

Pria berdarah Jawa ini kemudian diberitahu oleh saudaranya bahwa ada rumah sakit ortopedi yang bagus di Medan. Sehingga ia pun dibawa ke rumah sakit ini dan melakukan perawatan, ternyata setelah melakukan pemeriksaan tulang pada pahanya yang sebelumnya mendapatkan perawatan di rumah sakit di Palembang malah terkena infeksi. Informan yang peneliti wawancara di ruangan kelas II tempat ia dirawat ini sangat mengenal perawat di rumah sakit setiabudi ini, bahkan setelah ia melakukan operasi pertamanya ia selalu berkomunikasi via telepon kepada salah satu perawat laki laki di rumah sakit ini yang bernama B untuk memberikan kabar tentang perkembangan kesehatannya.

Operasi pertama yang ia lakukan di Rumah Sakit Setiabudi Medan ini pada bulan Juni dan operasi keduanya pada bulan September. Sedangkan pada saat ini merupakan operasi ketiganya. Sehingga pria ini sangat banyak mengenal perawat di rumah sakit ini. Menurutnya, komunikasi yang dilakukan perawat terhadapnya sangat baik, lebih baik dari rumah sakit lain yang ia pernah rasakan.

S mengatakan awal ia datang untuk melakukan operasi ketiganya, ia disambut oleh perawat H dan perawat I yang memang sudah kenal sejak awal ia operasi pertama kali di rumah sakit tersebut. Setelah masuk ke ruangan rawat inap perawat tersebut menanyakan perkembangan kakinya dan menanyakan apakah informan ini rajin melakukan terapi dirumah.

S merasa sangat dekat hubungannya dengan perawat karena sering bertemu. Ia juga menyebutkan nama-nama perawat yang ia ingat. S menyebutkan lima nama perawat dengan ciri-cirinya. Ia menuturkan sering berbicara dengan perawat, terkadang perawat menanyakan soal kerjaannya, keluarganya, ia pun balik bertanya mengenai diri si perawat sampai terkadang membahas masalah apa saja yang sedang menjadi berita di televisi. Tetapi menurutnya, Ia paling sering berkomunikasi dengan perawat B, mungkin karena sesama laki-laki dan sudah


(41)

mengenal sejak ia operasi pertama kali di rumah sakit ini. Bahkan sampai diluar rumah sakit ia tetap menjalin baik hubungan itu melalui telepon. Ia juga menuturkan perawat-perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan sangat ramah, bahkan tidak ada yang bersifat buruk atau kasar dalam berkomunikasi dengan pasien.

4.1.3.5 Karakteristik Informan Lima(M)

Informan kelima yang peneliti wawancara adalah informan tambahan yaitu perawat senior Rumah Sakit Setiabudi Medan.Peneliti melakukan wawancara di ruang perawat dan perawat yang lain menyambut dengan sangat ramah dan terbuka. Ia bekerja sejak awal berdirinya rumah sakit ini, sehingga ia termasuk perawat senior. Meskipun begitu, ia tidak keberatan untuk selalu berdiskusi dengan perawat lainnya terutama dengan perawat baru untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

Sebelum bekerja di rumah sakit ini, M bekerja di salah satu rumah sakit swasta lain. Sudah lebih 10 tahun ia bekerja menjadi seorang perawat. Menurutnya, menjadi perawat merupakan cita citanya sejak awal, sehingga setelah lulus SMA ia pun melanjutkan ke sekolah khusus keperawatan.

Menurutnya, menjadi perawat adalah profesi yang mulia dan menyenangkan, setiap hari berinteraksi dengan orang lain, serta membantu dan menolong mereka. Banyak sekali pengalaman ia menghadapi pasien-pasien di rumah sakit selama 10 tahun. Menurutnya, terkadang terdapat perbedaan pendapat antara dirinya dan pasien. Misalnya ketika perawat menyarankan untuk makan udang ataupun telur setelah operasi. Kebanyakan dari pasien tidak mau dan selama ini berpikiran kalau setelah operasi tidak boleh makan makanan tersebut, padahal anggapan pasien ini salah. Disaat itulah perawat menjelaskan dengan baik dan sopan agar pasien mengerti.

Perawat M yang berdarah Batak ini sangat mengerti bahwa komunikasi perawat sangat penting dalam pelayanan di rumah sakit dimulai dari masuknya pasien ke rumah sakit ini dan bertemu dengan perawat. Pada awal pertemuan ini perawat mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu membaca status dan riwayat kesehatan pasien dan memperhatikan penampilan perawat.


(42)

penting dilakukan agar pasien terbuka dan mengenal perawat yang berbicara dengannya sehingga dapat mengungkapkan keluhannya penyakitnya. Menurut wanita berambut panjang ini, komunikasi tidak hanya masalah kesehatan saja tetapi juga bisa menyangkut apa saja agar pasien mau merespon dan senang berbicara dengan perawat. Komunikasi dengan pasien bisa menanyakan keluarga, tempat tinggal, pekerjaan atau apapun yang berkaitan dengan diri si pasien.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai profil informan diatas, maka peneliti mencoba mengklasifikasikannya ke dalam tabel untuk mempermudah membandingkan karakteristik dari setiap informan. Berikut ini merupakan tabel karakteristik setiap informan :

No. Keterangan ST Z N S M 1. Jenis

kelamin

Pria Wanita Wanita Pria Wanita

2. Umur 31 tahun 56 tahun 49 tahun 25 tahun 35 tahun 3. Suku Batak Minang Jawa Batak Batak 4. Pendidikan SMA SMA SMA Sarjana Sarjana 5. Pekerjaan Karyawan Ibu

Rumah Tangga

Ibu Rumah Tangga

Karyawan Perawat

6. Masa perawatan

10 hari delapan hari

delapan hari

enam hari

7. Kelas perawatan

Kelas III VIP VIP Kelas II

8. Jenis Penyakit Patah Tulang Kaki Kanker Payudara Operasi Tempurung Lutut Operasi Pasang Pen Tabel 4.1 Karakteristik Informan

4.1.4 Hubungan Komunikasi Antarpribadi Pasien dengan Perawat 4.1.4.1 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan S.T

S.T dirawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan sejak tanggal 31 Januari 2014. Ia dirawat selama sembilan hari. Alasan S.T masuk dan melakukan


(43)

pengobatan di rumah sakit ini dikarenakan saran dari saudaranya yang pernah dirawat di rumah sakit ini. S.T mengatakan saudaranya tersebut memberitahukan bahwa rumah sakit ini mempunyai pelayanan yang baik serta bersih dan nyaman. Sebelumnya, ia tidak pernah berobat ke rumah sakit ini. Menurut S.T komunikasinya dengan perawat dimulai sejak ia masuk ke rumah sakit ini dan bertemu dengan perawat. Kemudian perawat itu mengantarkannya ke ruangan rawat inap. Setelah ia dipindahkan ke ruang atas atau ruangan rawat inap, ia bertemu dengan perawat lainnya yang terlihat seperti perawat senior. S.T menuturkan perawat menyambutnya dengan penampilan yang rapi dan ramah. Perawat itu menyebutkan namanya sendiri yaitu perawat M, menanyakan keluhan yang dirasakan S.T dengan ramah.

Awalnya S.T merasa takut bertemu dengan perawat tersebut, ia hanya menjawab singkat pertanyaan dari perawat, tapi setelah perawat memperkenalkan diri dan menanyakan keluhan dengan ramah, S.T pun menceritakan kepada perawat bagaimana peristiwa kecelakaan yang menimpanya sehingga ia bisa sampai dirawat di rumah sakit tersebut, bagaimana keluhan yang ia rasakan, menurutnya perawat tersebut mendengarkan ia berbicara. Hal tersebut membuat S.T merasa nyaman dan merasa tenang. Beberapa jam ia dirawat, dokter memutuskan untuk melakukan operasi. Sebelum melakukan operasi, menurut S.T perawat yang saat itu bertugas jaga selain memeriksa kondisi fisik S.T juga memberikannya semangat untuk tidak takut dan semangat untuk operasi. Karena memang S.T sangat takut untuk dioperasi. S.T juga menuturkan perawat juga mengajaknya berbicara dan sedikit bercanda dengan S.T dan keluarganya. Tetapi menurut S.T ia tidak mengingat siapa nama perawat pada waktu itu.

Setelah ia dioperasi ia merasa baikan dengan kondisi kakinya daripada sebelum dioperasi. S.T mengaku banyak mengenal perawat di rumah sakit ini selama disini, karena memang perawat yang bertugas jaga di ruangan rawat inap memang berjumlah sedikit dan ia dirawat sudah cukup lama. S.T memberitahukan nama-nama perawat yang ia ingat seperti M seorang perawat senior, R, T dan D yang ternyata sekampung dengan S.T sehingga S.T lebih sering berkomunikasi dengan D. Menurut S.T dengan perawat lain ia sering juga berbicara tetapi tidak


(44)

Pelayanan dan komunikasi dengan perawat sangat baik, S.T selalu menceritakan keluhan dan apa yang dirasakannya dengan perawat, hanya saja terkadang perawat kurang tanggap ketika dipanggil. Pembicaraan S.T dengan perawat juga sering dilakukan, perawat menanyakan kepada S.T tentang keluarganya, pekerjaannya, dan diluar masalah kesehatannya. Sebaliknya, S.T juga sering menanyakan kepada perawat mengenai keluarga, tempat tinggal bahkan menceritakan soal apa saja yang dirasa bisa menjadi bahan pembicaraan. Tetapi menurut S.T itu masih dibatas kewajaran. S.T pun merasa komunikasi yang ia rasakan dengan perawat perawat di Rumah Sakit Setiabudi sangat dekat. Sehingga ia percaya dengan apapun yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat.

S.T merasa perawat tidak membeda-bedakan pasiennya walaupun ia berada di ruangan kelas III. Karena terkadang pelayanan rumah sakit dirasa berbeda kepada tiap pasien, tetapi S.T tidak merasakannya disini. Motivasi yang diberikan perawat juga diterima ST sampai ia keluar rumah sakit pada tanggal 8 Februari 2014, hingga ia keluar rumah sakit perawat masi bersikap ramah dan memberikan semangat seperti berkata cepat sembuh dan cepat pulih bekas operasinya. Perawat T yang mengantarkannya sampai ke pintu keluar rumah sakit. 4.1.4.2Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan Z

Z dirawat di rumah sakit ini sejak tanggal 31 Januari. Ia dirawat selama delapan hari. Z seorang ibu rumah tangga. Alasan ia melakukan pengobatan di rumah sakit ini atas rekomendasi dokter yang menanganinya yaitu Dr. Deny Rifsal, Spb (Onk). Sebelumnya informan Z ini tidak mengetahui adanya rumah sakit ini. Z menuturkan awal ia berkomunikasi dengan perawat ketika bertemu dengan perawat dan diantar ke ruangan rawat inap, ia berkata pertama kali bertemu dengan dua orang perawat, perawat perempuan dan perawat laki-laki. Perawat itu berpakaian rapi, informan ini jg menuturkan perawat tersebut mengucapkan salam dan menanyakan keluhan yang dirasakannya. Tetapi perawat tersebut tidak menyebut nama mereka dan informan Z juga tidak melihat nama yang ada di seragam mereka.

Z mengatakan semua yang dirasakannya, penyakitnya, gejalanya, keluhannya dan menceritakan ia sudah melakukan pengobatan kemana saja. Z mengaku merasa takut dan deg-degan tetapi karena perawat itu mendengarkan ia


(45)

berbicara dan menyambut pembicaraannya, bahkan sesekali perawat itu memegang pundak Z, rasa takutnya jadi berkurang. Mereka juga sesekali berbicara kepada anaknya tentang penyakitnya. Sehari setelah ia dirawat di rumah sakit ini, dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan payudara kepadanya. Menurut Z saat itu yang ia rasakan sangat takut, tetapi salah satu perawat yang bertugas jaga pada saat itu yang bernama A sangat memberikan semangat dan kata-kata yang membuatnya menjadi sedikit bersemangat dan mengurangi rasa takutnya.

Setelah melakukan operasi, menurut Z perawat sangat memberikan dukungan dan tanggap atas dirinya. Informan Z mengatakan ia mengenal dan sering berkomunikasi dengan perawat sampai diluar masalah kesehatannya. Tetapi diantara semua perawat ia lebih sering berbicara dengan perawat A dan perawat L. Z juga menuturkan perawat yang bernama A selalu memberikan dukungan dan bersikap lembut, sampai terkadang ia merasa tidak merasakan sakit jika disuntik oleh beliau. Sehingga ia sangat mempercayai apapun yang dilakukan oleh A. Ia juga sering menanyakan tentang keluarga A, suami A, pekerjaan suami A serta anaknya A. Menurut Z ia merasa nyaman jika dirawat oleh perawat A tersebut, dan dari pembicaraan itu ternyata usia mereka terpaut dekat atau sebaya sehingga pembicaraannya dinilai nyambung oleh informan. Informan ini juga banyak mengungkapkan tentang keluarganya, bercerita tentang anaknya dengan perawat A tersebut.

Z merasa perawat-perawat di rumah sakit ini sangat baik dan ramah, tidak membeda-bedakan, sehingga ia tidak pernah melawan apapun yang dilakukan perawat apalagi sampai harus berdebat, karna ia percaya yang dilakukan perawat adalah untuk kebaikannya. Z keluar rumah sakit pada tanggal 8 Februari 2014, sampai ia mau keluar rumah sakit perawat tetap memberikan motivasinya, pada saat keluar rumah sakit tersebut ia diantar oleh dua orang perawat L dan B, mereka memberikan semangat dan mengatakan semoga keadaannya cepat pulih. 4.1.4.3 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan N

N dirawat di Rumah Sakit Setiabudi ini pada tanggal 30 Januari 2014, N dirawat selama sembilan hari. Alasan ia melakukan pengobatan di Rumah Sakit


(46)

sakit ini. Saudaranya tersebut merasa puas atas fasilitas, pelayanan dokter sampai pelayanan perawatnya, sehingga N mengikuti saran dari saudaranya tersebut.

Pertama kali ia bertemu dengan perawat, ia bertemu dengan dua orang perawat yang dari penampilannya ia mengira perawat itu masih sangat muda, keduanya berjilbab dan penampilannya rapi dengan baju yang bukan seragam putih biasa dan pada saat itu perawat tidak memperkenalkan namanya. Mereka sangat baik dan ramah, tetapi N mengaku merasa takut. Setelah ia diantarkan masuk keruangan rawat inap, perawat yang satu menanyakan bagaimana keluhan yang dirasakan N, sudah berapa lama merasakan sakit ini hingga tempat tinggalnya dimana, dan perawat tersebut berkata banyak yang sudah melakukan operasi seperti N disini.

N pun kemudian menceritakan bagaimana ia bisa dirawat di rumah sakit ini, menceritakan keluhannya, menceritakan apa yang dirasakannya. Menurutnya perawat pada saat itu sangat mendengarkan dan terkadang menimpali serta bertanya kembali mengenai apa yang ditanyakan N. N juga ingat perawat itu berkata bahwa banyak dirumah sakit ini yang sudah melakukan operasi pergantian tempurung lutut dirumah sakit ini, sehingga ia merasa sedikit tenang.

Setelah tiga hari dirumah sakit ini, N mengaku banyak mengenal perawat di rumah sakit ini. N mengaku sering berbicara dengan perawat-perawat bahkan N menyebutkan mengenal tujuh orang perawat di rumah sakit ini M, D, T, A, R, H dan L. N merupakan sosok yang ramah sehingga perawat yang masuk keruangannya selalu berkomunikasi dengannya, terkadang N merasa sungkan karena merasa terlalu banyak bertanya. Selain masalah kesehatan, perawat juga menanyakan mengenai N. N juga sering menanyakan kembali kepada perawat diluar masalah kesehatannya, bahkan dari pembicaraan itu N mengetahui bahwa salah satu perawat yang bernama R bertempat tinggal dekat dengannya. Topik yang sering dibicarakan N dengan perawat seperti menanyakan keluarga R, sudah berapa lama bekerja sebagai perawat sampai membicarakan tempat makan yang berada di sekitar rumah mereka.

Salah satu perawat yang bernama H bercerita kepada N bahwasanya ibunya juga mengalami sakit yang sama seperti N, hingga berobat ke luar negeri juga dan disarankan untuk melakukan operasi pergantian tempurung lutut, tetapi


(47)

ibunya tersebut masih belum berani untuk melakukan operasi. H mengatakan ia akan menghubungi N ketika sudah operasi dan pulih dan meminta pertolongan untuk berbicara dengan ibunya sekedar untuk menyemangati dan menceritakan pengalaman.

Setelah empat hari dirawat di rumah sakit ini N melakukan operasi pergantian tempurung lututnya tersebut, menurut beliau setiap hari perawat memberikannya semangat dari awal ia mau melaksanakan operasi sampai dilaksanakannya operasi tersebut. Sebelum operasi, perawat yang saat itu bertugas bernama T, ia mengatakan bahwasanya operasi akan berjalan baik-baik saja, dan N harus kuat, pasti merasakan sakit sedikit setelah itu dan bercerita banyak pasien yang melakukan operasi yang sama di rumah sakit ini dan berjalan baik.

N juga mengatakan perawat selalu memberitahukan obat apa saja yang diberikan kepadanya baik melalui infus ataupun suntikan serta kegunaannya. Perawat selalu terbuka mengenai hal tersebut sehingga pasien merasa mengerti dan tahu apa saja yang diberikan. Informan N mengaku salah satu anaknya ingin masuk sekolah keperawatan, itu juga membuat ia sering bertanya kepada perawat mengenai tes masuk dan bagaimana cara agar anaknya masuk sekolah keperawatan tersebut.

N keluar Rumah Sakit Setiabudi pada tanggal 8 Februari 2014. Pada saat ia keluar rumah sakit, ia dianter oleh dua orang perawat yang bernama M dan L. Sampai ia keluar dari rumah sakit, perawat masih memberikan perhatian dengan memberikan semangat dan berkata semoga cepat sembuh. N merasa cukup puas dirawat di rumah sakit ini. Harapan N agar rumah sakit ini meningkatkan kualitas pelayanannya, walaupun untuk saat ini sudah cukup bagus.

4.1.4.4 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan S

Informan S masuk ke Rumah Sakit Setiabudi Medan pada tanggal 1 Februari 2014, Ia dirawat selama tujuh hari. Ia merupakan pasien yang terlama yang mendapatkan perawatan yang peneliti wawancarai di Rumah Sakit Setiabudi ini. S melakukan pengobatan di rumah sakit ini awalnya karena mendapatkan kecelakaan di Palembang sehingga tulang pada pahanya patah dan ia melakukan pengobatan di sebuah rumah sakit di kota tersebut. Tetapi setelah dirawat ternyata


(48)

saudaranya, S memilih dibawa ke Medan dan dirawat di Rumah Sakit Setiabudi. Saudara S yang menyarankan rumah sakit ini sebelumnya pernah dirawat juga di Rumah Sakit Setiabudi dan merasa puas atas apa yang diterimanya selama dirawat.

Sebagai pasien yang sudah sering dirawat di rumah sakit ini, S ,mengakui ketika ia masuk ke rumah sakit ini, perawat menyambutnya dengan sangat baik. S sudah tiga kali dirawat di rumah sakit ini. pada saat dulu ia dirawat disini, ia tidak mengingat siapa perawat yang pertama kali menemuinya dan melakukan perkenalan dengannya. Pada kali ini ia disambut oleh perawat yang bernama H dan I. Tentunya S sudah lebih dahulu kenal dengan mereka. S mengaku perawat-perawat tersebut tidak lagi memperkenalkan nama mereka. Menurut S mungkin karena mereka memang sudah mengenal.

Setelah masuk ke ruangan rawat inap, menurut S kedua perawat bertanya kepadanya tentang perkembangan kakinya, perawat H dan I tersebut menanyakan apakah S masih merasakan sakit pada kakinya serta menanyakan apakah S sering melakukan latihan dirumah untuk mempercepat pemulihan pada kakinya tersebut. S menuturkan selama ia dirawat ia sering meminta pertolongan kepada perawat dikarenakan ia jarang ditunggui oleh keluarganya. Terkadang perawat secara insiatip datang dan masuk ke ruangannya padahal ia sama sekali tidak memanggil. Hanya untuk memeriksa infus dan menanyakan apakah S ingin meminta bantuan.

Komunikasi dengan perawat juga sering dilakukannya bahkan diluar masalah kesehatan. S mengaku banyak mengenal perawat di rumah sakit ini, ia menyebutkan lima nama perawat yaitu B,H,I,T dan A. Komunikasi sering terjalin pada saat perawat masuk untuk mengganti infus, menyuntikkan obat. Bahkan terkadang pembicaraan itu sampai membahas apa saja yang sedang terjadi saat ini sampai masalah politik. S juga mengaku lebih sering berbicara kepada perawat B, yang ia sudah kenal sejak pertama kali melakukan operasi di rumah sakit ini. B seorang perawat laki-laki yang sudah bekerja di rumah sakit ini sejak rumah sakit ini didirikan. S mengetahui tentang identitas B, tempat tinggal B dan mereka sering melakukan komunikasi bahkan setelah informan keluar dari rumah sakit setelah operasi pertamanya.


(49)

S menuturkan kepada perawat lain ia hanya sekedar berbicara dan menjawab apa yang ditanyakan perawat tersebut, berbeda dengan perawat B. Ia bahkan tak sungkan menceritakan identitas pribadinya, keluarganya dengan perawat B tersebut. Dari pembicaraan tersebut informan mengetahui ternyata umur mereka tidak terpaut jauh sehingga informan merasakan pembicaraannya nyambung. Walaupun hanya sering berbicara dengan perawat B, informan S selalu mempercayai apa yang dikatakan dan dibuat oleh semua perawat. Nasehat dan motivasi yang diterima S dari semua perawat di rumah sakit ini membuatnya terpacu dan semangat untuk cepat sembuh, apalagi setelah S melakukan operasi ketiganya, perawat sangat memberikan perhatian kepadanya. Seringnya intensitas perawat masuk ke ruangannya hanya untuk menanyakan apakah masi terasa sakit yang dirasakannya dan nasihat seperti jangan terlalu banyak bergerak walaupun hanya di tempat tidur.

S mengaku sangat puas atas komunikasi perawat yang selama ini terjalin. Menurutnya, beberapa kali ia dirawat di rumah sakit lain, tetapi tidak pernah mendapatkan pelayanan yang paling baik selain disini. Keramahan serta perhatian dari perawat menurutnya sangat penting dalam memacu semangatnya untuk cepat pulih. Inisiatif dari perawat juga dirasakan informan sangat baik di rumah sakit ini seperti masuk ke ruangan walaupun tidak dipanggil sekedar menanyakan perlu bantuan atau tidak, bahkan selalu mengingatkan untuk jangan terlalu banyak bergerak setelah operasi.

S keluar dari Rumah Sakit Setiabudi pada tanggal 8 Februari 2014. Saat ia keluar rumah sakit, ia diantar oleh seorang perawat wanita yang bernama A. A berkali-kali mengingatkan S untuk selalu latihan pada kakinya setelah satu bulan pasca operasi seperti yang diajarkan terapisnya. Menurut S, ia merasa sangat puas atas perawatan yang ia dapatkan di rumah sakit ini. Menurutnya, keramahan serta perhatian dari perawat sangat penting dalam memacu semangatnya untuk cepat pulih. Harapan S agar rumah sakit ini mempertahankan kualitasnya agar tidak kalah saing dengan rumah sakit lain.

4.1.4.5 Komunikasi Antarpribadi yang dilakukan M


(50)

yang perawat lakukan dengan pasien sudah terjalin sejak pasien itu masuk ke rumah sakit ini. Ketika pasien rawat inap masuk dan terkadang prosedurnya harus masuk ke ruangan unit gawat darurat dahulu biasanya perawat langsung menjemput dan mengantarkannya ke ruangan, ketika itu pula proses komunikasi antarpribadi dimulai. Dimulai dari perawat mempersiapkan diri dan penampilan, karena penampilan yang pertama kali dilihat oleh pasien dan pastinya perawat selalu terlebih dahulu membaca riwayat pasien tersebut.

Setelah membaca riwayat pasien, menurut M perawat memperkenalkan diri untuk memberikan kenyamanan sehingga pasien merasa terbuka ketika perawat menanyakan keluhannya. Misalnya dengan menyebut selamat pagi pak/ibu saya suster M yang dinas pagi hari ini. Setelah proses perkenalan, perawat biasanya menanyakan keluhan yang dirasakan pasien. Mengucapkan salam dan perkenalan diri sangat penting dilakukan perawat seperti yang dikatakan M, karena setelah itu perawat akan menanyakan keluhan pasien, dengan lebih mengenal perawat dan siapa yang diajaknya berbicara, pasien lebih terbuka menceritakan tentang keluhan penyakitnya,

Perawat biasanya menanyakan sudah berapa lama mengidap penyakit tersebut, melakukan pengobatan kemana dan menanyakan apa saja yang membuat pasien merasa dekat dengannya. Perawat merupakan orang yang paling sering berinteraksi dengan pasien rawat inap. Selama pasien dirawat, kepada perawatlah pasien meminta pertolongan dan bantuan. Menurut M, perawat sebisa mungkin untuk selalu cepat tanggap dalam menangani pasien, dan mendengarkan keluh kesah pasien. walaupun terkadang pasien memanggil secara bersamaan.

Seperti yang peneliti lihat di rumah sakit setiabudi ini perawat selalu cepat datang ketika pasien memanggilnya. Perawat biasanya terlebih dahulu menanyakan apa yang bisa mereka bantu ketika pasien memanggil secara bersamaan, kemudian mendahulukan yang lebih darurat dan penting. Perawat juga sering mendatangi kamar pasien hanya untuk menanyakan dan berkomunikasi dengan pasien hal apa saja serta menjadi pendengar yang baik.

Terkadang menurut M setelah dua kali bertemu biasanya pasien lebih terbuka dan banyak berbicara, bahkan topik yang dibicarakan di luar masalah kesehatan ,bisa berupa pekerjaan, profesi, dan lebih sering membahas tentang


(51)

keluarga dan anak. Terkadang dalam pembicaraan itu terdapat suatu kesamaan antara si perawat dan pasien. sehingga pembicaraan juga semakin nyaman dirasakan. Perawat juga selalu memberikan motivasi dan nasihat kepada pasien, motivasi dilakukan untuk memberikan semangat kepada si pasien agar cepat pulih, sedangkan nasihat berguna untuk mengingatkan pasien untuk tidak melakukan hal tertentu yang dapat menghambat kesembuhannya.

Motivasi yang sering diberikan kepada pasien berupa kata-kata yang dapat memacunya untuk cepat sembuh, semangat, karena terkadang pasien merasa putus asa atas sakit yang dideritanya. Nasihat juga sering diberikan kepada pasien, salah satunya seperti yang peneliti dengar ketika perawat M masuk ke salah satu ruangan rawat inap, pasien tersebut baru sehari melakukan operasi dengan bius spinal, perawat M mengingatkan untuk tidak mengangkat kepalanya selama beberapa hari, kecuali untuk operasi di kaki yang dinjurkan untuk sesering mungkin menggerakkan bagian atas agar tidak kaku.

Menurut M terkadang terdapat perbedaan pendapat antara dirinya dan pasien. misalnya ketika dia menyarankan untuk makan udang ataupun telur setelah operasi. Kebanyakan pasien tidak mau dan selama ini berpikiran kalau setelah operasi tidak boleh makan-makanan tersebut, padahal anggapan pasien ini salah. Disaat inilah perawat menjelaskan dengan baik dan sopan.

Dalam menangani pasien, perawat M juga menjelaskan apa saja yang diberikannya kepada pasien, misalnya dalam hal memberikan obat, perawat M memberitahukan obat apa yang diberikan dan kegunaannya, begitu juga dengan suntikan, apakah antibiotik atau suntikan jenis apa, agar pasien mengerti dan percaya kepada apapun yang dilakukan perawat terhadapnya.

Motivasi serta nasehat yang diberikan perawat bahkan sampai pasien dinyatakan sembuh dan meninggalkan rumah sakit. Pada tahap ini perawat mengantarkan pasien sampai ke pintu lobi dan memberikan pesan agar si pasien rutin melakukan latihan dirumah, karena sebagian besar dari pasien rumah sakit ini sakit pada bagian tulangnya, dan memberikan nasihat seperti untuk tidak banyak berjalan kepada pasien yang melakukan operasi pada kakinya.


(52)

mengklasifikasikan jawaban berdasarkan tujuan penelitian, berikut uraiannya :

Keterangan ST Z N S

Rawat inap di Rumah Sakit Setiabudi selama

sembilan hari delapan hari sembilan hari tujuh hari

Alasan Memillih Rumah Sakit Setiabudi Dekat dengan rumah Rekomendasi kerabat √ √ √ Rekomendasi dokter √ Harga Murah Pelayanan rumah sakit √ √ √

Hubungan Komunikasi antara Pasien dan Perawat

Keterangan ST Z N S

Pertama kali bertemu dengan perawat

Cemas,takut Cemas,takut Cemas,takut Biasa saja

Topik yang dibicarakan dengan perawat Keluarga, pekerjaan keduanya Keluarga, anak, pekerjaan perawat Keluarga, pekerjaan perawat Keluarga,peker jaan keduanya hingga membahas hal yang sedang terjadi saat ini. Sikap perawat terhadap pasien Empati tinggi dan sangat mendukung tetapi kurang tanggap. Memberikan semangat serta dukungan. Memberikan semangat walaupun ada satu perawat yang bersikap kurang ramah. Inisiatif dan motivasi yang tinggi.


(1)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gita Ellanda NIM : 100922017 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusif Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PASIEN DAN PERAWAT

(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Komunikasi Antarpribadi Pasien Rawat Inap dan Perawat (terapeutik) di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :

Yang Menyatakan,


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Pasien dan Perawat (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Komunikasi Antarpribadi Pasien Rawat Inap dan Perawat di Rumah Sakit Setiabudi Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien serta alasan mereka memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan dan mengetahui hubungan komunikasi antarpribadi pasien tersebut dengan perawat. Penelitian ini menggunakan teori komunikasi antarpribadi, komunikasi terapeutik, teori pengurangan ketidakpastian, penetrasi sosial dan pengungkapan diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif untuk memahami situasi, menafsirkan, serta menggambarkan suatu peristiwa objek penelitian yang menjadi sarana pengungkapan diri mahasiswa/i. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme sebagai pendekatan. Melalui pendekatan kualitatif, data yang diperoleh dari lapangan diambil lalu penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Miles and Huberman yaitu peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian yang diperoleh ialah informan sebagai pasien memiliki karakteristik latar belakang keluarga dan suku yang berbeda, setiap pasien memiliki alasan untuk memilih Rumah Sakit Setiabudi Medan sebagai tempat ia melakukan pengobatan. Kebanyakan dari pasien memiiki alasan bahwa mereka memilih rumah sakit ini dikarenakan saran dari kerabat yang lebih dulu pernah dirawat dan menyatakan rumah sakit ini memiliki pelayanan yang bagus. Komunikasi antarpribadi yang terjalin antara pasien dengan perawat juga sudah cukup baik terbukti dari jawaban informan. Pasien merasa lebih terbuka dengan perawat yang memiliki kesamaan dengannya dan yang bersikap ramah sedangkan jika perawat bersikap tidak ramah dan terkesan cuek, pasien hanya membicarakan hal sekedarnya saja. Pasien juga mendapatkan empati, dukungan dan semangat sampai tahap dimana mereka keluar dari rumah sakit.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

LEMBAR PENGESAHAN ……….. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ………. iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………. iv

KATA PENGANTAR ……….. v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………… vii

ABSTRAK ……… viii

ABSTRACT……… ix

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR GAMBAR ……… xii

DAFTAR TABEL ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ……….. 1

1.2 Fokus Masalah……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perspektif/Paradigma Kajian ... 10

2.2 Kajian Pustaka……… 11

2.2.1 Komunikasi Antar Pribadi ………. 11

2.2.2 Komunikasi Terapeutik ………..………. 19

2.2.3 Teori Pengurangan Ketidakpastian ………. 26

2.2.4 Penetrasi Sosial……… 29

2.2.5 Pengungkapan Diri ……….. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ………. 35

3.2 Objek Penelitian………. 35

3.3 Subjek Penelitian……… 36

3.4 Kerangka Analisis ………. 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 38

3.6 Teknik Analisis Data ………. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil……… 40

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 40

4.1.2 Proses Penelitian ...……….. 41

4.1.3 Karakteristik Informan Penelitian………. 45

4.1.4Hubungan Komunikasi Antarpribadi Pasien dengan Perawat ... 52

4.2 Kesimpulan ………... 62


(4)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………. 73 5.2 Saran ……….. 74

DAFTAR PUSTAKA ………. 75

LAMPIRAN

- Surat izin pra penelitian Rumah Sakit Setiabudi Medan - Transkrip Wawancara

- Dokumentasi - Biodata Peneliti


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Jendela Johari 32 3.1 Kerangka analisis 36


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Tabel Karakteristik Informan 50 4.2 Klasifikasi Data 61


Dokumen yang terkait

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Dan Rumah Sakit Umum Hkbp Balige

36 254 83

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

3 61 149

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis Untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (St

0 3 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap ODHA di Klinik Vol

0 2 14

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 1 11

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 1

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 9

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

0 1 23