PerspektifParadigma kajian KAJIAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PerspektifParadigma kajian

Setiap penelitian memerlukan paradigma teori dan model teori sebagai dasar dalam menyusun kerangka penelitian. Menurut Sandjaya 2007:5 “Paradigma adalah pandangan dalam kepercayaan yang telah diterima dan disepakati bersama oleh masyarakat ilmuwan berkaitan dengan suatu keilmuan”. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya Sukmadinata, 2006:72. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Menurut pandangan Furchan 2004:447 menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pada umumnya tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini metode penelitian deskriptif banyak digunakan oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Di samping kedua alasan tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik bagi para peneliti, karena bentuknya sangat sederhana dengan mudah dipahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penelitian deskriptif kualitatif yang mengarah pada pendekatan humanistik, yang menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam peristiwa sosial dan budaya. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial yang di alami. Terdapat sejumlah aliran filsafat yang mendasari penelitian deskriptif kualitatif, seperti Fenomenologi, Interaksionisme simbolik, dan Etnometodologi. Harus diakui bahwa aliran-aliran tersebut memiliki perbedaan-perbedaan, namun demikian ada satu benang merah yang mempertemukan mereka, yaitu pandangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang sama tentang hakikat manusia sebagai subjek yang mempunyai kebebasan menentukan pilihan atas dasar sistem makna yang membudaya dalam diri masing- masing pelaku. Bertolak dari proposisi di atas, secara ontologis, penelitian kualitatif berpandangan bahwa fenomena sosial, budaya dan tingkah laku manusia tidak cukup dengan merekam hal-hal yang tampak secara nyata, melainkan juga harus mencermati secara keseluruhan dalam totalitas konteksnya. Sebab tingkah laku sebagai fakta tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan begitu saja dari setiap konteks yang melatarbelakanginya. Berikut aliran filsafat yang mendasari penelitian kualitatif dalam paradigmanya. Fenomologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal serta suatu studi tentang kesadaran dari perpektif pokok dari seseorang. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Para pakar fenomenologi berasumsi bahwa kesadaran bukanlah dibentuk karena kebutulan. Dalam Interaksionisme simbolis, sebagai salah satu rujukan penelitian kualitatif, lebih dipertegas lagi tentang batasan tingkah laku manusia sebagai objek studi. Disini di tekankan perspektif pandangan sosio-psikologis, yang sasaran utamanya adalah pada individu ‘dengan kepribadian diri pribadi’ dan pada interaksi antara pendapat intern dan emosi seseorang dengan tingkah laku sosialnya. Penelitian kualitatif meyakini bahwa di dalam masyarakat terdapat keteraturan. Keteraturan itu terbentuk secara natural, karena itu tugas peneliti Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara adalah menemukan keteraturan itu, bukan menciptakan atau membuat sendiri batasan-batasannya berdasarkan teori yang ada. Atas dasar itu, pada hakikatnya penelitian kualitatif adalah satu kegiatan sistematis untuk menemukan teori dari kancah–bukan untuk menguji teori atau hipotesis. Karenanya, secara Epistemologis, paradigma kualitatif tetap mengakui fakta empiris sebagai sumber pengetahuan tetapi tidak menggunakan teori yang ada sebagai bahan dasar untuk melakukan verifikasi. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara secara terbuka untuk menelaah dan pandangan, perasaan dan prilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian ini menafsirkan dan melihat serta menggambarkan fenomena yang terjadi disekitar lingkungan sosial dalam individu. Dalam penelitian ini melihat dari salah satu filsafat penelitian kualitatif yaitu Interaksionisme simbolis, dan Interaksionisme simbolis adalah salah satu model penelitian tindakan yang berusaha mengungkap realitas perilaku dan tingkah laku manusia dan sekarang telah berhubungan dengan aspek masyarakat dan kelompok. Penelitian ini menggunakan Interaksionisme simbolis dalam melihat sebuah perubahan sikap yang dasari dari prilaku seseorang. Didalam pandangan presfektif Interaksionisme simbolisnya berusaha memahami tindakan lewat perilaku manusia yang terpantul dan tercermin dalam komunikasi yang sering terjadi. Di dalam penelitian ini Interaksionisme simbolis digunakan untuk melihat interaksi komunikasinya dalam memahami dan mempelajari tindakan seseorang, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara seseorang tersebut adalah para narapidana. Interaksi komunikasi yang dilakukan oleh para petugas sesuai dengan aturan-aturan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan terhadap warga binaannya agar mencapai hasil yang diinginkan seperti dapat merubah sikap dan kembali di lingkungan masyarakat.

2.2 Kajian Pustaka

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Penarik Becak Wanita Di Kampus Universitas Sumatera Utara)

0 52 117

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Pembentukan Perilaku Narapidana (Studi Korelasional Mengenai Efektivitas Komunikasi AntarPribadi Terhadap Pembentukan Perilaku Narapida di LP Kelas II A Kotamadya Binjai)

2 41 123

Perilaku Komunikasi Narapidana Wanita (Studi Deskriptif perilaku Komunkasi Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Subang)

1 11 119

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PEMBINAAN PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM MEMBENTUK SIKAP POSITIF NARAPIDANA (Studi Pada Narapidana Narkoba Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas IIA Way Hui Bandar Lampung)

6 42 87

Komunikasi Antarpribadi Pasien Danperawat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Komunikasi Antarpribadi Pasienrawat Inap Dan Perawat (Terapeutik) Di Rumah Sakit Setiabudi Medan)

1 19 111

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Komunikasi Antarpribadi Antara Fisioterapis Dan Pasien (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioter

5 10 13

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR TERHADAP ODHA (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Konselor terhadap ODHA di Klinik Vol

0 2 14

Pengembangan Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi Mantan Narapidana Perempuan Bugis-Makassar

0 0 13

Komunikasi Antarpribadi Dan Perubahan Sikap Narapidana (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Komunikasi Antarpribadi Petugas Lembaga Pemasyarakatan Dalam Merubah Sikap Narapidana Di Cabang RUTAN Aceh Singkil)

1 1 21

Komunikasi Antarpribadi Dan Perubahan Sikap Narapidana (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Komunikasi Antarpribadi Petugas Lembaga Pemasyarakatan Dalam Merubah Sikap Narapidana Di Cabang RUTAN Aceh Singkil)

0 0 11