8Pencahayaan dan ventilasi memadai; 9 Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah; 10 Tidur menggunakan kelambu, dan 11 Gunakan obat nyamuk
bakar, gosok dan lain-lain untuk mencegah gigitan nyamuk. Larvasidasi abatisasi. Larvasidasi adalah menaburkan bubuk pembunuh
jentik ke dalam tempat-tempat penampungan air,. Bila menggunakan abate disebut abatisasi. Cara melakukan larvasidasi: 1Menggunakan bubuk Abate 1 g
bahan aktif: temephos 1; 2Menggunakan Altosid 1,3 g bahan aktif: metopren 1,3; 3 Menggunakan Sumilarv 0,5 g DBD bahan aktif: piriproksifen 0,5.
2.8. Perawatan penderita DBD di rumah
Menurut Nasronudin 2007, untuk perawatan penderita DBD di rumah dilakukan sebagai berikut : 1 Minum yang cukup, diselingi minuman sari buah-
buahan tidak harus jus jambu; 2 Diukur jumlah cairan yang diminum serta jumlah urine yang keluar; 3 Diupayakan mau makan; 4Istirahat yang cukup;
5Selama panas suhu 38°C atau lebih dapat dikompres dingin, diberi obat penurun panas misalnya: parasetamol dengan takaran 10 mgkg berat badan.kali
dapat diberikan 4-5 kali per hari tablet berisi 500 mgtablet, sirup 125 mgsendok obat6 Tidak boleh diberikan asetosal, aspirin, antiinflamasi non steroid karena
potensial mendorong terjadinya perdarahan; 7Apabila penderita tidak bersedia opname, sebaiknya kontrol ke dokter setiap hari serta diperiksa darah untuk
pemeriksaan hematokrit, trombosit serta faal pembekuan darah bila dipandang perlu; 8 Dirawat di rumah sakit terutama pada DBD derajat II, III, dan IV, atau
derajat I tetapi penderita terus muntah, terdapat tanda-tanda kekurangan cairan sehingga tidak memungkinkan perawatan di rumah; Membawa ke rumah sakit
Universitas Sumatera Utara
dengan kesadaran menurun, kulit kaki-tangan dingin, kencing berkurang atau tidak keluar, kejang, keluar perdarahan-perdarahan hidung, kulit, mulut, anus
pada kondisi ini terlalu tinggi resikonya sehingga dianjurkan lebih awal dibawa ke rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam pencegahan DBD yaitu faktor
predisposisi predisposing, faktor pemungkin enabling, dan faktor pendorong reinforcing Notoatmodjo, 2007. Menurut Benyamin Bloom 2001 bahwa
faktor-faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong akan merubah pengambilan keputusan masyarakat sehingga merubah perilakunya Notoatmodjo, 2007.
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Tentang Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pelaksanaan
Pencegahan DBD
Faktor Masyarakat dalam pencegahan DBD :
1. Predisposisi Predisposing : - Pengetahuan
- Sikap
2. Pemungkin Enabling: - Tersedianya alat
- Tersedianya bahan kimiawi
3. Pendorong reinforcing: - Dukungan tokoh masyarakat
- Dukungan tenaga kesehatan Kategori Perilaku:
- Baik - Cukup
- Kurang
Universitas Sumatera Utara