memadai memberikan suatu habitat yang ideal untuk nyamuk dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit DBD McKenzie, 2007.
2.2. Cara Penularan DBD
Menurut Depkes RI 2007, cara penularan penyakit DBD adalah sebagai berikut : 1DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Ada berbagai
macam jenis nyamuk, tetapi yang dapat menularkan DBD adalah nyamuk Aedes Aegypti; 2Nyamuk Aedes Aegypti mendapatkan virus dengue sewaktu
menggigitmenghisap darah orang yang sakit DBD, tidak sakit DBD tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue; 3 Virus dengue yang terhisap akan berkembang
biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk, termasuk kelenjar liurnya; 4Bila nyamuk tersebut menggigitmenghisap darah orang lain, virus itu akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk; 5 Bila orang yang tertular itu tidak memiliki kekebalan umumnya anak-anak maka virus itu akan menyerang sel
pembeku darah dan merusak dinding pembuluh darah kecil kapiler. Akibatnya terjadi pendarahan dan kekurangan cairan yang ada dalam pembuluh darah orang
itu; 6 Bila orang yang tertular mempunyai zat anti kekebalan yang cukup maka virus tersebut dibuat tidak berdaya, sehingga orang tersebut tidak sakit; 7 Dalam
darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang satu minggu.
2.3. Patofisiologi DBD
Patofisiologi primer DBD adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20 pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan post-
mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi. Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa
perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi
dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostatis pada DBD melibatkan 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopeni, dan kelainan
koagulasi. Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopenia, dan banyak diantaranya penderita menunjukkan
koagulogram yang abnormal Soegijanto, 2004.
2.4. Tanda-tanda DBD