Pengetahuan knowledge Domain perilaku

tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni bentuk pasif dan bentuk aktif Notoatmodjo, 2007. Bentuk pasif. Adalah respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya: seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke posyandu atau puskesmas untuk diimunisasi. Oleh sebab itu perilaku ibu masih terselubung tertutup. Bentuk aktif. Yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya ibu sudah membawa anaknya ke posyandu puskesmas atau ke fasilitas kesehatan lainnya untuk imunisasi. Oleh karena perilaku ibu tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut perilaku terbuka.

1.4. Domain perilaku

Notoatmodjo 2007, berpendapat bahwa perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga domain ranahkawasan yaitu: pengetahuan knowledge, sikap attitude, praktek atau tindakan yang dilakukan practice.

1.4.1. Pengetahuan knowledge

Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian Universitas Sumatera Utara dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan penglihatan mata Taufik, 2007. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu tahu know, memahami comprehension, aplikasi application. Analisis analysis, sintesis synthesis, evaluation evaluation. Tahu know. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Memahami comprehension. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Aplikasi Application. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya real. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Universitas Sumatera Utara Analisis analysis. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. Sintesis synthesis. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi evaluation. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian itu didasari pada suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. Menurut Notoatmodjo 2010, dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: cara tradisional dan cara modern. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan. Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: cara coba salah trial and error, secara kebetulan, cara kekuasaan atau otoritas, berdasarkan pengalaman pribadi, cara akal sehat common sense, kebenaran melalui wahyu, kebenaran secara intuitif, melalui jalan pikiran. Universitas Sumatera Utara Cara Coba Salah trial and error. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu hingga beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka dicoba dengan kemungkinan yang lain, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Secara kebetulan. Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah ditemukannya kina sebagai obat penyembuhan penyakit malaria. Kina ditemukan sebagai obat malaria adalah secara kebetulan oleh seorang penderita malaria yang sering mengembara. Cara kekuasaan atau otoritas. Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Cara Akal sehat Common sense. Akal sehat atau common sense kadang- kadang dapat menemukan teori atau kebenaran pengetahuan. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman. Sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan anak meskipun bukan yang paling baik. Universitas Sumatera Utara Kebenaran melalui wahyu. Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran secara intuitif. Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Melalui jalan pikiran. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia juga ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan. Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian.

1.4.2. Sikap attitude

Dokumen yang terkait

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

2 6 83

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 29

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 9

Perilaku Pemilih Dalam Pilgubsu 2013 (Studi Kasus: Etnis Jawa Di Desa Muliorejo, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pencegahan DBD di Dusun IX Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2012

0 1 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Perilaku 1.1 Pengertian perilaku - Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pencegahan DBD di Dusun IX Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2012

1 1 20

Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pencegahan DBD di Dusun IX Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang tahun 2012

0 0 10