menimbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma menurun lebih dari 20 pada kasus-kasus berat, hal ini didukung penemuan post-
mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemi. Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa
perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diabsorbsi
dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostatis pada DBD melibatkan 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopeni, dan kelainan
koagulasi. Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopenia, dan banyak diantaranya penderita menunjukkan
koagulogram yang abnormal Soegijanto, 2004.
2.4. Tanda-tanda DBD
Menurut Dinkes Kabupaten Deli Serdang 2005, tanda-tanda demam berdarah adalah sebagai berikut : 1 Mendadak panas tinggi suhu badan antara
38° sampai 40° atau lebih selama 2 sampai 7 hari; 2 Tampak bintik-bintik merah pada kulit disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler. Untuk membedakan
dengan bintik merah bekas gigitan nyamuk: regangkan kulit, bila bintik merah itu hilang, itu bukan tanpa demam berdarah; 3 Pecahnya pembuluh darah ini antara
lain bisa tampak pada pendarahan di hidung mimisan; 4Kadang-kadang penderita muntah atau berak darah. Beraknya berwarna hitam dan berbau amis
bau darah disebabkan perdarahan di lambung; 5 Perdarahan di lambung juga membuat penderita merasa nyeri di ulu hati; 6Merembesnya cairan plasma dari
pembuluh darah mengakibatkan turunnya tekanan darah dan denyut nadi menjadi
Universitas Sumatera Utara
cepat dan lemah. Penderita gelisah. Ujung tangan dan kakinya dingin. Keadaan ini disebut “pre shock”. Bila keadaan ini berlanjut, penderita akan mengalami
“shock” yaitu menjadi lemah sekali, badannya dingin, denyut nadi sukar diraba dan bila tidak segera ditolong di rumah sakit, dalam 2-3 hari bisa meninggal
dunia. Menurut Soegijanto 2006, tanda dan gejala klinis yaitu : 1Demam tinggi
mendadak yang berlangsung selama 2-7 hari; 2 Manifestasi perdarahan: aUji tourniquet positif; b Perdarahan spontan berbentuk pteki, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena; 3 Hepatomegali; 4Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun 20 mmHg atau nadi tak teraba,
kulit dingin, dan anak gelisah; 5Laboratorium: Trombositopeni 100.000 selml dan hemokonsentrasi kenaikan Ht 20 dibandingkan fase konvalesen.
2.5. Derajat penyakit DBD
Depkes RI 2003 mengelompokkan derajat penyakit DBD ke dalam empat stadium yaitu :
Derajat I : Demam yang disertai dengan gejala klinis tidak khas, satu- satunya gejala perdarahan adalah hasil uji tourniquet yang positif.
Derajat II : Gejala yang timbul pada DBD derajat I, ditambah perdarahan spontan, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit danatau bentuk perdarahan
lainnya. Derajat III : Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang
cepat dan lemah, menyempitnya tekanan nadi 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah.
Universitas Sumatera Utara
Derajat IV : Syok berat dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah.
2.6. Gambaran Klinis