49
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali 2005:105 Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas. Cara untuk
menentukan ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot pada gambar 4.3. Dasar pengambilan keputusannya
menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut:
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas,
2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka o dan sumbu y, maka tidak terjadi heterokedasitas.
Berikut ini peneliti menampilkan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada gambar 4.3.
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 4.3 Uji Heteroskedisitas
Pada gambar 4.3 pada grafik Scatterplot diatas dapat terlihat bahwa titik data menyebar secara acak dan tidak terlihat suatu pola tertentu, dan pada
grafik scatterplot diatas juga dapat terlihat bahwa tidak tersebar diatas maupun dibawah sumbu y dan angka 0. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heterokedastisitas di dalam penelitian ini, dan model regresi ini layak dipakai dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
51
1.2.1.4 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson DW. Menurut Sugiyono
2001:76 mengemukakan bahwa terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin-
Watson DW memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson DW 5.
Berikut ini peneliti menampilkan hasil Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 :
Tabel 4.4 UjiAutokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1
.486
a
.236 .183
.22242 1.205
a. Predictors: Constant, Komite audit, Proporsi Dewan Komisaris Independen, leverage, Kepemilikan instutisional
b. Dependent Variable: Manajemen laba
Bedasarkan Tabel 4.4 tentang Uji Autokorelasi memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson DW adalah 1.205
5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa tidak terjadi Autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2.Analisis Regresi
Analisis regresi linier berganda yang terdaftar analisis pengaruh penerapan good corporaete governance terhadap manajemen laba memiliki hasil berikut:
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.033 .222
-.148 .883
leverage -.029
.011 -.300 -2.502
.015 Kepemilikan instutisional
.555 .171
.390 3.244 .002
Proporsi Dewan Komisaris Independen
.229 .261
.101 .877
.384 Komite audit
-.013 .144
-.011 -.092 .927
a. Dependent Variable: Manajemen laba
Berdasarkan data di atas, dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk manajemen laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009-2011 adalah sebagai berikut: Y = - 0,033 – 0,029 X
1
+ 0,555 X
2
+ 0,229 X
3
- 0,013 X
4
+ e Keterangan:
1. Konstanta α sebesar - 0,033 menunjukkan bahwa apabila nilai variabel
independen sama dengan nol leverage=0, Kepemilikan Instutisional =0, Proporsi Dewan Komisaris independen =0, Komite Audit =0 maka
manajemen laba bernilai negatif sebesar -0,033. 2. Koefisien regresi leverage
β1 sebesar -0,029 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari leverage sebesar 1 satuan akan diikuti oleh penurunan
manajemen laba sebesar -0,029 dengan asumsi variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
53
3. Koefisien regresi Kepemilikan Instutisional β2 sebesar 0,555
menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari Kepemilikan Instutisional sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 0,555
dengan asumsi variabel lain tetap. 4. Koefisien regresi Proporsi Dewan Komisaris independen
β3 sebesar 0,229 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dari Proporsi Dewan
Komisaris independen sebesar 1 satuan akan diikuti oleh kenaikan manajemen laba sebesar 0,229 dengan asumsi variabel lain tetap.
5. Koefisien regresi Komite Audit β4 sebesar -0,013 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan dari Komite Audit sebesar 1 satuan akan diikuti oleh penurunan manajemen laba sebesar -0,013 dengan asumsi variabel lain
tetap.
4.2.3 Pengujian Hipotesis