16
cenderung lemah, maka ada kecendrungan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur perusahaan untuk kepentingannya melalui
pemilikan perkiraan-perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen laba . Perusahaan yang menyelenggarakan sistem corporate governance diyakini
akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Oleh sebab itu, semakin tinggi kualitas audit, semakin tinggi proporsi komisaris independen, kepemilikan
manajerial, semakin kecil kemungkinan earnings management dilakukan. Hubungan negatif antara corporate governanace dan earnings management
ini dapat memperlemah pengaruh antara earnings management dan nilai perusahaan
2.1.6 Komite Audit
Keberadaan komite audit diatur melalui surat edaran Bapepam Nomor SE03PM2002. Dalam pelaksanaan tugasnya komite audit mempunyai fungsi
membantu dewan komisaris untuk : 1. meningkatkan kualitas laporan keuangan,
2. menciptakan kedisplinan dan pengendalian yang dapat mengurangsi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan,
3. meningkatkan efektivitas fungsi internal audit maupun eksternal audit, 4. mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris.
Tanggung jawab komite audit dalam bidang good corporate governance adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai undang-
undang dan peraturan yang berlaku, melaksanakan usahanya dengan beretika,
Universitas Sumatera Utara
17
melaksanakan pengawasannya secara efektif, terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan. Tugas komite audit
dalam bidang ini adalah sebagai berikut: a menilai kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan kepatuhan
terhadap undang-undang dan peraturan, etika, benturan kepentingan dan penyelidikan terhadap perbuatan yang merugikan perusahaan,
b memonitor proses peradilan yang sedang terjadi ataupun yang ditunda serta yang mengangkut masalah good corporate governance,
c memeriksa kasus-kasus penting yang berhubungan dengan benturan kepentingan, perbuatan yang merugikan perusahaan dan kecurangan.
d keharusan auditor internal untuk melaporkan hasil pemeriksaan good corporate governance dan temuan-temuan penting lainnya.
2.1.7 Manajemen Laba Earning Management
Scott 1997 mendefinisikan manajemen laba sebagai berikut “Given that managers can choose accounting policies from a set for example, GAAP,
it is natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility andor the market value of the firm”. Dari definisi tersebut manajemen
laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka
dan atau nilai pasar perusahaan. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang
Universitas Sumatera Utara
18
berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Princisp GAAP.
Definisi manajemen laba yang hampir sama dinyatakan pada pernyataan dibawah ini.
• Manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa
keuntungan privat sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut. Manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan
dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles GAAP untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
• Manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak
mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
• Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan
keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan
kontrak yang tergantung pada angka akuntansi. • Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan
keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan
Universitas Sumatera Utara
19
dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.
• Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu
upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba.
• Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan
pemilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap
manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba
untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya. Motivasi untuk melakukan manajemen laba menurut Stice, Stice Skousen
2004:421 antara lain: 1 memenuhi target internal target laba, target penjualan; 2 memenuhi harapan eksternal stakeholder; 3 meratakan atau
memuluskan laba income smoothing; 4 mendandani angka laporan keuangan window dressing untuk penjualan saham perdana IPO atau memperoleh
pinjaman. Scoot dalam Restie 2010 mengemukakan beberapa motivasi terjadinya
manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
20
1. Bonus Purpose Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan
bertindak secara opportunistic untuk mengatur laba bersih tersebut sehingga dapat memaksimalkan bonus mereka berdasarkan compensation plans
perusahaan. 2. Political Motivations
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan
karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan aturan yang lebih kuat.
3. Taxation Motivation Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang
paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.
4. Pergantian CEO CEO yang mendekati masa pensiun cenderung akan menaikkan laba untuk
meningkatkan bonus mereka. Demikian juga dengan CEO yang kurang berhasil memperbaiki kinerja perusahaan, mereka akan memaksimalkan laba
agar tidak diberhentikan. 5. Initial Public Offering IPO
Perusahaan yang akan go public belum memilki harga pasar sehingga menetapkan nilai saham yang akan ditawarkan. Hal ini menyebabkan manajer
Universitas Sumatera Utara
21
perusahaan yang go public melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga yang lebih tinggi atas sahamnya.
6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor Informasi mengenai kinerja perusahaan harus
disampaikan kepada investor sehingga laba perlu disajikan agar investor dapat menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun ringkasan penelitian terdahulu disajikan pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Tahun
Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Penelitian Hasil penelitian
1. Girsang
2010 Variabel
Independen: kepemilikan
manajerial, proporsi
dewan komisaris dan
komite audit. Variabel
Dependen: manajemen
laba dan kinerja
perusahaan Analisis
regresi linier
berganda multiple
regression, Dalam GCG,
hanya kepemilikan
manajerial yang berpengaruh
terhadap manajemen laba,
proporsi dewan komisaris dan komite audit
tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba
dan GCG juga tidak
berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
2. Novalina
2011 Variabel
Independen: kepemilikan
institusional, komisaris
independen,dan Analisis
regresi linier
berganda multiple
regression, Dalam GCG,
Hanya dewan komisari independen yang berpengaruh
terhadap manajemen laba, dan komite audit
tidak
Universitas Sumatera Utara