13
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders,
2. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value,
3. mengembalikan kepercayaan diri investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,
4. pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden.
2.1.3 Leverage
Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dengan total ekuitas. Semakin besar rasio leverage, berarti semakin tinggi nilai utang perusahaan.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Watts dan Zimmerman dalam Sulistyanto, 2008. Dalam hipotesis debt covenant bahwa motivasi debt
covenant disebabkan oleh munculnya perjanjian kontrak antara manajer dengan perusahaan yang berbasis kompensasi manajerial.
Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi modal akan cenderung
melakukan manipulasi dalam bentuk manajemen laba. Kebijakan hutang merupakan salah satu alternatif pendanaan perusahaan selain menjual saham di
pasar modal. Hutang yang dipergunakan secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
14
2.1.4 Kepemilikan institusional
Konsentrasi kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi dan kepemilikan institusi lain. Masalah keagenan utama dalam perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan seperti ini adalah konflik antara
pemegang saham pengendali dengan pemegang saham minoritas. Apabila tidak terdapat perlindungan hukum yang memadai, pemegang saham pengendali
dapat melakukan aktifitas yang menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan pemegang saham minoritas.
Investor institusional yang sering sebut sebagai investor yang canggih sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode sekarang
dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusional. Hubungan yang negatif antar discretionary accrual yang tidak diekspektasi
dengan imbal hasil di sekitar tanggal pengumuman karena investor institusional mempunyai akses atas sumber informasi yang lebih tepat waktu
dan relevan yang dapat mengetahui keberadaan pengelolaan laba lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan investor individual.
Hasil penelitian Jiambavo et al 1996 menemukan bahwa nilai absolut diskresioner berhubungan negatif dengan kepemilikan institusional. Hasil-hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari kepemilikan instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan.
Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
15
perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi earnings management.
2.1.5 Proporsi Dewan Komisaris Independen