Chemical Oxygen Demand COD

Tahun 2001 Tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kegiatan perikanan yaitu masih berada pada kisaran 6 mgl.

4. Chemical Oxygen Demand COD

Banyak zat organik yang tidak mengalami penurunan biologi secara cepat berdasarkan pengujian BOD 5 tetapi senyawa-senyawa organik itu tetap menurunkan kualitas air, karena itu perlu diketahui konsentrasi organik dalam limbah dan setelah dan setelah masuk dalam perariran sungai atau danau, untuk itulah dikembangkan uji COD. Pada pengamatan nilai Chemical Oxygen Demand COD di stasiun I berkisar antara 5,12-6,32 mgl dan di stasiun II berkisar antara 0,77-4,54 mgl. Sedangkan nilai rata-rata tiap stasiun yang terdapat KJA yaitu 5,68 mgl dan tidak terdapat KJA yaitu 4,85 mgl. Nilai COD pada masing- masing stasiun pengamatan dapat dilihat pada Tabel 12. Nilai COD tertinggi terdapat di stasiun I titik sampel 2 yaitu 6,32 mgl. Nilai COD yang tinggi diduga disebabkan adanya penumpukan bahan organik yang berasal dari kegiatan KJA yang padat di daerah tersebut. Sesuai dengan pernyataan Octaviana 2007, nilai COD yang tinggi menunjukkan kandungan organik yang tinggi. Nilai COD yang diperoleh pada saat penelitian lebih besar dari nilai BOD 5 . Menurut Marganof 2007, hal ini disebabkan karena bahan organik yang dapat diuraikan secara kimia lebih besar dibandingkan penguraian secara biologi. Nilai COD pada kedua stasiun masih di bawah baku mutu menurut UNESCO 1992 diacu oleh Effendi 2003, yaitu nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mgl, sedangkan pada perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mgl dan pada limbah industi mencapai 60.000 mgl. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Nilai COD yang terukur setiap stasiun penelitian dapat disimpulkan masih memenuhi standar baku mutu perairan kelas III yang tercantum pada PP No. 82 Tahun 2001 Tentang pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air untuk kegiatan perikanan yaitu masih berada pada kisaran 400 mgl.

5. Ammonia NH