13
b. Volume Cadangan Inspirasi Inspiratory Reserve Volume = IRV, volume udara yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inpirasi biasa, besarnya
IRV pada orang dewasa adalah sekitar 3100 ml. c. Volume Cadangan Ekspirasi Expiratory Reserve Volume = ERV, adalah
volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya ERV pada orang dewasa sekitar 1000-1200 ml.
d. Volume Residu Residual Volume = RV, udara yang masih tersisa didalam paru sesudah ekspirasi maksimal sekitar 1100ml. TV, IRV, ERV dapat
langsung diukur dengan spirometer, sedangkan RV = TLC – VC
2.3. Kapasitas Paru
Menurut Syaifuddin 1996, kapasitas paru-paru adalah kesanggupan paru- paru dalam menampung udara di dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan
sebagai berikut: a.
Kapasitas total, adalah jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung beberapa hal:
kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang. b.
Kapasitas vital, adalah jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.
Dalam keadaan yang normal, kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak -5 liter. Waktu ekspirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal ±3 liter
udara. Pada saat kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paruparu 2.600 cm3 2
1 2
liter.
Universitas Sumatera Utara
14
Menurut Hood 1992, ada dua macam kapasitas vital berdasarkan cara pengukurannya:
a. Vital Capacity VC: pada pengukuran jenis ini individu tidak perlu melakukan aktivitas pernapasan dengan kekuatan penuh.
b. Forced Vital Capacity FVC: pada pengukuran ini pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan maksimal.
Pada orang normal tidak ada perbedaan antara kapasitas vital dan kapasitas vital paksa, tetapi pada keadaan ada gangguan obstruktif terdapat perbedaan antara
kapasitas vital dan kapasitas vital paksa. Vital Capacity merupakan refleks dari kemampuan elastisitas jaringan paru, atau kekakuan pergerakan dinding toraks. VC
yang menurun dapat diartikan adanya kekakuan jaringan paru atau dinding toraks, dengan kata lain VC mempunyai korelasi yang baik dengan “compliance” paru
atau dinding toraks. Pada kelainan obstruksi yang ringan VC hanya mengalami penurunan sedikit atau mungkin normal.
2.4. Indikasi Pemeriksaan Faal Pru
Beberapa indikasi pemeriksaan faal paru menurut Hood 1992, adalah sebagai berikut:
a. Perokok yang berumur lebih dari 40 tahun
Merokok dapat menimbulkan berbagai kelainan paru, antara lain bronkitis kronis, kanker paru dan sebagainya. Penyakit paru obstruksi menahun PPOM
sering kali dapat diidiagnosis hanya dengan pemeriksaan jasmani dan foto toraks. Sedangkan anamnesa juga sering kali tidak informatif. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
15
faal paru disini memegang peranan yang penting sebelum terjadinya enfisema yang irreversibel. Dalam satu penelitian dikatakan bahwa 5-10 tahun sebelum
terjadinya hiperinflasi, sudah didapatkan gangguan faal paru. Pada perokok yang berumur lebih dari 40 tahun, apabila pada pemeriksaan
pertama telah diketahui adanya faal paru yang abnormal, maka sebaiknya diulang secara rutin setiap tahun. Apabila pemeriksaan pertama tidak
menunjukkan adanya faal paru yang abnormal, maka pemeriksaan ulang dapat dilakukan tiga tahun sekali.
b. Sesak napas
Banyak penyakit, baik dari paru maupun yang di luar paru, dapat menimbulkan sesak napas. Pemeriksaan yang tidak invasif tetapi cukup
informatif untuk membedakan apakah dari paru atau dari organ lain adalah dengan pemeriksaan faal paru. oleh karena itu pada penderita dengan sesak
napas rutin dilakukan pemeriksaan faal paru. c.
Batuk kronis Penyakit yang dapat menimbulkan batuk kronis antara lain, tuberkulosa paru,
bronkitis kronis, bronkietasis, asma bronkial, tumor paru dan masih banyak lagi baik yang dari paru maupun yang dari luar paru. pada asma bronkial diluar
serangan seringkali sukar untuk mendeteksinya. d.
Pekerja-pekerja di lingkungan udara tidak bersih. Deteksi dini kelompok orang-orang tersebut harus diprogram agar tidak
berlanjut menjadi PPOM yang irriversibel. Terutama pada pekerja-pekerja di tempat yang terpapar dengan debu dan gas dianjurkan untuk memeriksa faal
Universitas Sumatera Utara
16
paru setiap tahun, pada mereka yang abnormal, jangka waktu pemeriksaan ulangan dapat diperpendek.
2.5. Inhalasi Zat Toksik Di Tempat Kerja