Agregat Identifikasi Bahaya Aspal Hotmix dengan Paparan Terhirup

27 Proporsi dari asphaltenes, resins, oils berbeda tergantung dari banyak faktor seperti kemungkinan beroksidasi, proses pembuatan dan ketebalan aspal dalam campuran Rian, 2006.

2.9. Aspal

Hotmix Aspal hotmix campuran beraspal panas adalah campuran yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal. Pencampuran dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka kedua-duanya harus dipanaskan masing-masing pada temperatur tertentu Departemen Pekerjaan Umum – Direktorat Jendral Bina Marga. 2007.

2.9.1. Agregat

Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya berupa hasil alam atau buatan Departemen Pekerjaan Umum – Direktorat Jendral Bina Marga. 2007. Beberapa tipikal ketentuan penggunaan dalam penggambaran agregat adalah sebagai berikut : 1. Fine Aggregate sand sizeukuran pasir : Sebagian besar partikel agregat berukuran antara 4,75mm no.4 sieve test dan 75μ m no.200 sieve test. 2. Coarse Aggregate gravel sizeukuran kerikil : Sebagian besar agregat berukuran lebih besar dari 4,75mm no.4 sieve test. 3. Pit run : agregat yang berasal dari pasir atau gravel pit biji kerikil yang terjadi tanpa melewati suatu proses atau secara alami. Universitas Sumatera Utara 28 4. Crushed gravel : pit gravel kerikil dengan pasir atau batu bulat yang mana telah didapatkan dari salah satu alat pemecah untuk menghancurkan banyak partikel batu yang berbentuk bulat untuk menjadikan ukuran yang lebih kecil atau untuk memproduk lapisan kasar rougher surfaces. 5. Crushed rock : agregat dari pemecahan batuan. Semua bentuk partikel tersebut bersiku-sikutajam angular, tidak ada bulatan dalam material tersebut. 6. Screenings : kepingan-kepingan dan debu atau bubuk yang merupakan produksi dalam pemecahan dari batuan bedrock untuk agregat. 7. Concrete sand : pasir yang biasanya telah dibersihkan untuk menghilangkan debu dan kotoran. 8. Fines : endapan lumpur silt, lempung clay atau partikel debu lebih kecil dari 75μ m no.200 sieve test, biasanya terdapat kotoran atau benda asing yang tidak diperlukan dalam agregat. Sifat dan kualitas agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas karena dibutuhkan untuk lapisan permukaan yang langsung memikul beban di atasnya dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya Rian, 2006.

2.9.2. Identifikasi Bahaya Aspal Hotmix dengan Paparan Terhirup

Emisi dari aspal minyak yang dipanaskan mungkin mengeluarkan bau yang tidak enak, dan dapat menyebabkan mual dan iritasi pada saluran pernapasan bagian atas. Uap komponen naptha aspal panas pada konsentrasi tinggi di ruang tertutup dapat menyebabkan gejala euforia, iritasi pernapasan dan edema, sakit Universitas Sumatera Utara 29 kepala, pusing, mengantuk, koma, sianosis dan depresi umum. Hidrogen sulfida menyebabkan iritasi pernapasan pada konsentrasi 4-100 ppm. Pada konsentrasi rendah H 2 S memiliki bau seperti telur busuk. Pada konsentrasi tinggi H 2 S bertindak sebagai racun sistemik, menyebabkan ketidaksadaran dan kematian dengan kelumpuhan pernapasan. Inhalasi kronis emisi aspal minyak dapat menyebabkan iritasi pernapasan MSDS, 1999.

2.10. Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013

4 23 154

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 19

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VITAL PAKSA PADA LAKI-LAKI ANTARA PEKERJA PABRIK DAN BUKAN PEKERJA PABRIK Perbedaan Nilai Kapasitas Vital Paksa pada Laki-Laki antara Pekerja Pabrik dan Bukan Pekerja Pabrik Di Sukoharjo.

0 4 15

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VITAL PAKSA PADA LAKI-LAKI ANTARA PEKERJA PABRIK DAN BUKAN PEKERJA PABRIK Perbedaan Nilai Kapasitas Vital Paksa pada Laki-Laki antara Pekerja Pabrik dan Bukan Pekerja Pabrik Di Sukoharjo.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA KAPASITAS VITAL PAKSA DENGAN Hubungan Antara Kapasitas Vital Paksa dengan Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis.

0 3 10

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PAKSA PARU PADA PEKERJA GARMENT PT. VINSA Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kapasitas Vital Paksa Paru pada Pekerja Garment PT. Vinsa Mandira Utama Sukoharjo.

0 0 13

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN KAPASITAS VITAL PAKSA PARU PADA PEKERJA GARMENT PT. VINSA Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kapasitas Vital Paksa Paru pada Pekerja Garment PT. Vinsa Mandira Utama Sukoharjo.

0 2 22

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1