6
lebih sering mengeluh batuk dibanding dengan gangguan kesehatan yang lain. PT. Sabarita Perkasa Abadi belum menerapkan Sistem Manajemen K3
SMK3 diperusahannya, sehingga para pekerja tidak pernah diperiksa kesehatannya secara berkala. Dari uraian di atas penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik dan kapasitas vital paksa paru pekerja bagian produksi aspal hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi tahun 2014.
1.2. Rumusan Masalah
Kapasitas Vital Paksa Paru seseorang yang buruk tidak hanya disebabkan oleh konsentrasi debu yang tinggi saja, melainkan juga dipengaruhi oleh
karakteristik pekerja seperti umur, riwayat penyakit, kebiasaan merokok, kebiasaan penggunaan ADP, status gizi, masa kerja dan kebiasaan olahraga
Karbella, 2011. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran karakteristik dan Kapasitas Vital Paksa Paru pekerja bagian
produksi aspal hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran karakteristik pekerja umur, riwayat penyakit, kebiasaan merokok, kebiasaan
penggunaan APD, masa kerja, status gizi dan kebiasaan olahraga dan Kapasitas
Universitas Sumatera Utara
7
Vital Paksa Paru FVC pada pekerja bagian produksi aspal hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi tahun 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Diketahuinya gambaran karakteristik para pekerja umur, riwayat
penyakit, kebiasaan merokok, kebiasaan penggunaan APD, masa kerja, status gizi dan kebiasaan olahraga bagian produksi aspal hotmix PT.
Sabaritha Perkasa Abadi tahun 2014. b. Diketahuinya gambaran kapasitas vital paksa paru pekerja pada bagian
produksi aspal hotmix PT. Sabaritha Perkasa Abadi Tahun 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan wawasan pengetahuan dan pengalaman sehingga hasil penelitian ini dapat di jalankan dalam praktik yang sesesungguhnya.
2. Memberikan informasi dan manfaat untuk program kesehatan terutama keselamatan dan kesehatan kerja PT. Sabaritha Perkasa Abadi.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pernapasan Manusia
2.1.1. Pengertian Pernapasan
Pernapasan adalah saluran proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan pernapasan dalam, yang terjadi di di dalam paru-paru disebut
pernapasan luar. Pada pernapsan melalui paru-paru atau respirasi eksternal, oksigen O2 dihisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen
masuk melalui batang tenggorok atau trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulomonaris Kus Irianto, 2008.
2.1.2. Fungsi Pernapasan
Fungsi utama pernapasan adalah untuk pertukaran gas yakni untuk memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeleminasi
karbondioksida yang dihasilkan oleh sel. Fungsi pernapasan secara rinci adalah sebagai berikut:
a. Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh sel-selnya untuk mengadakan pembakaran.
b. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena tidak
berguna lagi oleh tubuh. c. Melembabkan udara Syaifuddin, 1996.
Universitas Sumatera Utara
9
Sumber: Dorce M Ga
2.1.3. Proses Pertukar
Fungsi paru-par pernapasan melalui paru
bernapas, oksigen masu alveoli, dan erat hubunga
lapis membran yaitu mem dan di bawa ke jantung.
bagian tubuh. Darah me pada tingkat ini hemoglo
Di dalam paru-pa menembus membran alve
pipa bronkial dan trak berhubungan erat dengan
9
e Mengkidi, 2006 Gambar 2. 1 : Saluran Pernapasan
aran Gas dalam Paru-Paru
paru ialah pertukaran gen dan gas karbondi aru-paru oksigen dihirup melalui rongga hidung
asuk melalui batang tenggorok trakea dan pipa hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonari
embran alveoli kapiler, memisahkan oksigen dar ung. Dari sini di pompa di dalam pembuluh nadi art
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 oglobinnya 95 jenuh oksigen Pearce,2002.
-paru, karbondioksida, salah satu hasil buangan alveolar kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan se
akea, dinapaskan melalui hidung. Ada empat gan paru-paru, yaitu:
9
bondioksida. Pada dung. Pada waktu
pipa bronkial ke onaris. Hanya satu
ari darah merah arteri ke semua
n 100 mmhg dan
ngan metabolisme, n setelah melalui
pat proses yang
Universitas Sumatera Utara
10
a. Ventilasi pulmoner, yaitu gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru. c. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat
dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh. d. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler.
Karbondioksida lebih mudah daripada oksigen. Semua proses ini
diatur sedemikian rupa sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat karbondioksida dan oksigen. Pada
waktu olahraga lebih banyak darah datang dari paru-paru membawa terlalu banyak karbondioksida dan terlampau sedikit oksigen. Jumlah karbondioksida itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam pembuluh nadi bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan karbondioksida dan menghirup lebih banyak oksigen. Sebenarnya
udara yang masuk ke paru-paru bukan hanya oksigen saja tetapi juga gas-gas lain Kus Irianto, 2008.
2.1.4. Proses Pernapasan
Menurut Kus Irianto 2008, udara dapat masuk atau keluar paru-paru karena adanya tekanan antara udara luar dan udara dalam paur-paru. perbedaan
tekanan ini terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan besar-kecilnya rongga dada, rongga perut, dan rongga alveolus. Perubahan besarnya rongga ini terjadi
Universitas Sumatera Utara
11
karena pekerjaan otot-otot pernapasan, yaitu otot antara tulang rusuk dan otot pernapasan tersebut, maka pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang menggunakan gerakan-gerakan otot antartulang rusuk. Rongga dada membesar karena tulang dada dan tulang
rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot yang terdapat di antara tulang-tulang rusuk. Paru-paru turut mengembang, volumenya menjadi besar, sedangkan
tekanannya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Dalam keadaan demikian udara luar dapat masuk melalui batang tenggorok trakea ke paru-
paru pulmonum. b.
Pernapasan perut Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot
diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-paru dapat
mengembang ke arah perut abdomen. Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan udara terhirup masuk.
2.1.5. Mekanisme Kerja Sistem Pernapasan
Menurut Kus Irianto 2008, mekanisme terjadinya pernapasan terbagi dua yaitu:
1. Inspirasi menarik napas
Sebelum menarik napas inspirasi kedudukan diafragma melengkung ke arah rongga dada, dan otot-otot dalam keadaan mengendur. Bila otot diafragma
berkontraksi, maka diafragma akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum,
Universitas Sumatera Utara
12
otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan
terangkatnya tulang rusuk, menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-paru, sehingga udara luar melalui hidung, melalui
batang tenggorok bronkus, kemudian masuk ke paru-paru. 2.
Ekspirasi menghembus napas Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka
diafragma akan melengkung ke arah rongga dada lagi, dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut menyebabkan rongga dada
mengecil, akibatnya udara dalam paru-paru terdorong ke luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi.
2.2. Volume Paru
Menurut Dorce 2006, volume paru akan berubah-ubah saat pernapasan berlangsung. Saat inspirasi akan mengembang dan saat ekspirasi akan mengempis.
Pada keadaan normal, pernapasan terjadi secara pasif dan berlangsung tanpa disadari.
Beberapa parameter yang menggambarkan volume paru adalah : a. Volume tidal Tidal Volume = TV, adalah volume udara paru yang masuk dan
keluar paru pada pernapasan biasa. Besarnya TV pada orang dewasa sekitar 500 ml.
Universitas Sumatera Utara
13
b. Volume Cadangan Inspirasi Inspiratory Reserve Volume = IRV, volume udara yang masih dapat dihirup kedalam paru sesudah inpirasi biasa, besarnya
IRV pada orang dewasa adalah sekitar 3100 ml. c. Volume Cadangan Ekspirasi Expiratory Reserve Volume = ERV, adalah
volume udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa, besarnya ERV pada orang dewasa sekitar 1000-1200 ml.
d. Volume Residu Residual Volume = RV, udara yang masih tersisa didalam paru sesudah ekspirasi maksimal sekitar 1100ml. TV, IRV, ERV dapat
langsung diukur dengan spirometer, sedangkan RV = TLC – VC
2.3. Kapasitas Paru