22
makrofag dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Pengidap PPOM yang merokok mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi 6,9-25 kali dibandingkan
dengan bukan perokok. Risiko PPOM yang diakibatkan oleh rokok empat kali lebih besar daripada bukan perokok.
Adapun untuk mengukur derajat berat merokok biasanya dilakukan dengan menghitung indeks Brinkman, yaitu perkalian antara jumlah rata-rata batang rokok
yang dihisap setiap hari kemudian dikalikan dengan lama merokok dalam tahun. Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan tersebut akan dimasukkan dalam tiga
katergori, yaitu: Ringan : 0-200
Sedang : 200-600 Berat : 600 Karabella, 2011.
2.7.4. Penggunaan Alat Pelindung diri
Budiono 2007, menyatakan pemakaian APD sangat penting sebagai garis pertahanan untuk melindungi pemakai sebagai akibat dari kelalaian atau kondisi
yang tak diperkirakan. Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau kecelakaan. Alat ini digunakan seseorang dalam melakukan pekerjaannya, yang dimaksud untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya
tertentu baik yang berasal dari pekerjaan maupun dari lingkungan kerja. Alat pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubunhya tetapi akan
dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi.
Universitas Sumatera Utara
23
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat, perlatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan, namun, kadang-
kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri. Alat pelindung diri haruslah enak dipakai, tidak
menggangu pekerjaan dan memberikan perlindungan yang efektif Suma’mur, 1996
2.7.5. Status gizi
Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat makanan untuk pemeliharaan tubuh,
perbaikan kerusakan sel jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan untuk bekerja dan meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan Suma’mur,
2009. Orang yang tinggi kurus biasanya mempunyai kapasitas vital lebih besar dari orang yang gemuk pendek, status gizi yang berlebihan dengan
adanya timbunan lemak dapat menurunkan compliance dinding dada dan paru sehingga ventilasi paru akan tergangggu akibatnya kapasitas vital paru akan
menurun Prasetyo, 2010. Manifestasi klinis dan kompikasi yang sering ditemukan pada
seseorang yang obesitas yang berkaitan dengan paru antara lain, sindrom pickwickian dan infeksi saluran pernapasan Misnadiarly, 2007. Adapun status
gizi diukur dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh IMT. IMT=BB kgTB
2
m
Tabel 2.3 Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia Kategori
IMT
Universitas Sumatera Utara
24
Kurus Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB
tingakt rendah
17 17,0-18,5
Normal 18,5-25,00
Gemuk Kelebihan BB tingakt ringan
25,00-27,00 Kelebihan BB tingakt berat
27 Sumber: Supariasa, 2001
2.7.6. Masa kerja