Novi Nur Andrayani, 2015 Pengaruh Strategi Problem Solving Menurut Wankat Dan Oreovicz Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan analisis reliabilitas uji soal kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada tabel di atas, diperoleh reliabilitas sebesar 0,8. Bila
diinterprestasikan dalam kriteria di atas, maka tes r tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Dengan kata lain soal memiliki kekonsistenan yang sedang atau akan
memberikan hasil yang relatif sama bila diberikan kepada subjek yang sama meskipun pada waktu yang berbeda, serta tempat dan kondisi yang berbeda pula.
c. Analisis Daya Pembeda
Dalam bukunya Arikunto 2009, hlm. 214 menyatakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa
yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang berkemampuan rendah. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik bilamana
memang siswa yang pandai dapat menyelesaikan soal dengan baik, dan siswa yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan soal tersebut dengan baik. Daya
pembeda dihitung dengan membagi testee ke dalam dua kelompok, yang pertama kelompok atas the higher group, yaitu kelompok testee yang tergolong pandai
dan kelompok bawah the lower group, yaitu kelompok yang tergolong rendah. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus Suherman, 2003, hlm. 160 ,
yaitu:
Keterangan DP
= daya pembeda
= jumlah benar untuk kelompok atas = jumlah benar untuk kelompok bawah
= jumlah siswa kelompok atas Hasil perhitungan daya pembeda kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi
yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah 1990, hlm. 202
Novi Nur Andrayani, 2015 Pengaruh Strategi Problem Solving Menurut Wankat Dan Oreovicz Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda
Besarnya Daya Pembeda DP Instrumen Validitas
DP ≤ 0,00
Sangat jelek 0,00 DP
≤ 0,20 Jelek
0,20 DP ≤ 0,40
Cukup 0,40 DP
≤ 0,70 Baik
0,70 DP ≤ 1,00
Sangat Baik
Tabel di atas menunjukkan klasifikasi daya pembeda butir soal, jika daya pembeda butir soal berada pada nilai 0,00 maka daya pembeda butir soal tersebut
dinyatakan sangat jelek, jika daya pembedanya lebih dari 0,00 dan kurang dari atau sama dengan 0,20 maka daya pembeda butir soal tersebut dinyatakan jelek,
jika daya pembedanya lebih dari 0,20 dan kurang dari atau sama dengan 0,40 maka daya pembeda soal tersebut dinyatakan cukup, jika daya pembedanya lebih
dari 0,40 dan kurang dari atau sama dengan 0,70 maka daya pembeda soal tersebut dinyatakan baik, jika daya pembedanya lebih dari 0,70 dan kurang dari
atau sama dengan 1,00 maka daya pembeda soal dapat dinyatakan sangat baik. Jika DP sama dengan 1,00 akan diperoleh kesamaan 1,00 =
sehingga =
= Kondisi ini hanya dapat dipenuhi jika
= 0 sehingga =
. Hal ini berarti semua siswa kelas atas pandai dapat menjawab benar dan semua siswa
kelas bawah kurang pandai menjawab dengan salah. Demikain dengan soal yang mempunyai daya pembeda = 1,00 dapat membedakan kemampuan siswa pandai
dan kurang pandai dengan sempurna, sehingga kategori daya pembeda soal tersebut sangat baik.
Adapun hasil analisisi daya pembeda instrumen tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat dilihat pada lampiran C2, secara ringkasnya
disajikan dalam tabel 3.7 di bawah ini:
Novi Nur Andrayani, 2015 Pengaruh Strategi Problem Solving Menurut Wankat Dan Oreovicz Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Dan Self-Regulated Learning Siswa Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Data Daya Pembeda
Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa No. Soal
Daya Pembeda Interprestasi
1 0,42
Baik 2
0,31 Cukup
3 0,44
Baik 4
0,60 Baik
5 0,27
Cukup 6
0,10 Jelek
7 0,73
Sangat Baik 8
0,27 Cukup
9 0,25
Cukup 10
0,56 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa daya pembeda dengan klasifiaksi jelek sebanyak satu yaitu soal nomor enam dengan daya pembeda 0,01. Untuk
mengatasi hal yang demikian ini peneliti mengkonsultasikan soal nomor enam tersebut kepada guru kelas, sehingga didapatkan solusi dengan melakukan
perbaikan konteksketerbacaan pada soal tersebut agar lebih dimengerti oleh siswa. Dari sepuluh soal terdapat daya pembeda dengan klasifikasi cukup
sebanyak empat butir soal dengan masing-masing besarnya daya pembeda sebagai berikut soal nomor dua besarnya daya pembeda yaitu 0,31, soal nomor lima dan
nomor delapan memilki daya pembeda yang sama yaitu 0,27, soal nomor sembilan dengan daya pembeda sebesar 0,25.
Dari tabel di atas dapat kita lihat ada empat kategori baik daya pembeda soal yang masing
–masing yaitu soal nomor satu dengan besar daya pembeda 0,42, soal nomor tiga dengan daya pembeda sebesar 0,44, soal nomor empat dengan daya
pembeda sebesar 0,60. Hanya terdapat satu daya pembeda dengan kategori sangat baik, yaitu terdapat pada soal nomor tujuh dengan daya pembeda sebesar 0,73.
d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal