Dampak Positif : Dampak Negatif :

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan pada KPP Pratama Lubuk Pakam terhadap perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil PNS pada tahun 2011 seperti yang tercantum pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa dari total penghasilan bruto sebesar Rp. 8,233,381,839 yang dibebankan kepada keuangan negara dalam tahun 2011, sebesar 7,06 dari penghasilan tersebut dikembalikan kepada negara dalam bentuk PPh pasal 21. PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Bendahara KPP Pratama Lubuk Pakam tersebut sangat berperan dalam penerimaan negara dari sektor pajak.

F. Dampak-dampak atas Prosedur yang Digunakan

Meskipun dari pihak KPP Pratama Lubuk Pakam menganggap prosedur pengenaan PPh Pasal 21 yang terutang atas gaji pegawainya sudah cukup efisien tetapi tetap saja mempunyai kekurangan dan kelebihan, dan ini mengakibatkan adanya dampak positif dan negative atas prosedur yang digunakan, antara lain :

1. Dampak Positif :

a. Pegawai yang telah dipotong PPh Pasal 21 tidak mengalami penunggakan atas PPh Pasal 21 terutang, karena adanya rutinitas pemotongan gaji setiap bulan. b. Pegawai tidak direpotkan dengan segala urusan yang menyangkut kewajiban perpajakan, karena semuanya telah ditangani oleh pihak KPP Pratama Lubuk Pakam. Universitas Sumatera Utara c. Semakin kecilnya kemungkinan bagi para WP dalam hal ini pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam untuk melakukan penghindaran diri dari kewajiban perpajakannya.

2. Dampak Negatif :

a. Pegawai menjadi semakin acuh terhadap hal-hal yang menyangkut urusan perpajakan khusunya PPh Pasal 21 karena adanya pemotongan langsung oleh bendaharawan. b. Walaupun KPP Pratama Lubuk Pakam telah menggunakan sistem komputerisasi dalam hal perhitungan PPh Pasal 21-nya tetap masih saja terdapat perbedaan perhitungan yang dikarenakan sistem komputerisasi yang digunakan dalam perhitungan tersebut tidak adanya sistem pembulatan ketika melakukan perhitungan PPh Pasal 21. G. Kendala-kendala dalam Pemotongan PPh Pasal 21 Kendala-kendala dalam pemotongan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh Bendaharawan KPP Pratama Lubuk Pakam adalah : 1. Perubahan PTKP Pegawai Negeri Sipil PNS tahun berjalan. Perubahan PTKP tersebut sangat berpengaruh dengan perhitungan PPh Pasal 21 yang juga secara otomatis berhubungan dengan pemotongan yang dilakukan oleh Bendaharawan. Perubahan PTKP tersebut harus disertai dengan surat pernyataan yang berisi bertambahnya tanggungan dan dalam hali ini harus disertai dengan lampiran berupa Akte Kelahiran. Universitas Sumatera Utara 2. Waktu yang diberikan kepada Bendaharawan untuk melakukan pemotongan PPh Pasal 21 kurang lama karena bulan Februari semua pemotongan yang dilakukan oleh Bendaharawan tersebut harus sudah dilaporkan. Sementara pada instansi lain, pelaporan tersebut dilakukan pada bulan Maret. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil riset yang telah dilakukan oleh penulis, maka ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Diantaranya adalah : 1. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa : a. Semua pegawai yang berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil dan PNS pada KPP Pratama Lubuk Pakam adalah Wajib Pajak. b. Semua pegawai pada KPP Pratama Lubuk Pakam sudah memiliki NPWP. c. Semua pegawai telah mengetahui hak dan kewajiban perpajakannya berkaitan dengan pemotongan PPh Pasal 21. 2. Bendahara KPP Pratama Lubuk Pakam telah melakukan kewajibannya dalam hal pemotongan PPh Pasal 21. Perhitungan PPh Pasal 21 tersebut juga telah menggunakan peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku yaitu Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang PPh. Sehingga tidak terdapat perbedaan antara perhitungan yang dilakukan oleh Bendaharawan KPP Pratama Lubuk Pakam dengan penulis. 3. Melalui hasil riset yang dilakukan, terdapat perbedaan jumlah pemotongan PPh Pasal 21 perbulan yang dilakukan oleh Bendaharawan KPP Pratama Lubuk Pakam, dengan perhitungan penulis secara manual. Perhitungan pada program Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2