Negeri WPDN sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya. Mardiasmo; 137.
Pajak Penghasilan sangat menentukan peningkatan penerimaan pajak, karena dianggap memiliki peranan dan dapat memberikan sumber penerimaan yang bersifat
elastis khususnya pada karyawanpegawai tetap di sebuah instansi atau perusahaan. Para pegawai tetap tidak dapat mengelak untuk tidak membayar pajak karena data
berupa penghasilan lengkap ada pada badan selaku pemberi kerja. Pajak Penghasilan dapat dilihat dari 2 dua subjek pajak yang berbeda yakni
Orang Pribadi dan Badan. Pajak Penghasilan Badan umumnya lebih mudah teridentifikasi serta pemungutan pajak atas Badan jauh lebih optimal daripada Pajak
Penghasilan Orang Pribadi. Hal ini disebabkan adanya institusi finansial tanpa adanyainformasi transaksi finansial dari tiap orang.
1. Wajib Pajak, Objek Pajak, dan Pemotong Pajak Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
1.1. Wajib Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21
a. Pejabat Negara
b. Pegawai Negeri Sipil PNS
c. Pegawai
d. Pegawai Tetap
e. Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri WPLN
f. Tenaga Lepas
Universitas Sumatera Utara
g. Penerima Pensiun
h. Penerima Honorarium\
i. Penerima Upah Mardiamo,2008; 158
1.2. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21
Objek Pajak Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah
honorarium termasuk honorarium anggota dewan anggota komisaris atau anggota pengawas, premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti
rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun,
tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun. Mardiasmo, 2008; 160
1.3. Pemotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
a. Pemberi kerja yang terdiri dari Orang Pribadi danatau Badan.
b. Bendaharawan pemerintah pusat maupun daerah menyangkut
Pegawai Negeri. c.
Dana Pensiun PT. Jamsostek, PT. Taspen. d.
Perusahaan Badan, Bentuk Usaha Tetap. Mardiasmo, 2008; 164
Universitas Sumatera Utara
Namun dalam kenyataannya kendala-kendala masih muncul terutama akibat informasi yang diberikan dalam bentuk buku panduan perpajakan dan pembaca tidak
selamanya mengerti, dimana pihak perusahaan atau disebut juga juga sebagai pemotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 masih salah dalam melakukan
perhitungan sehingga tidak jarang para pegawainya merasa dirugikan. Dengan demikian hal tersebut diatas, maka penulis merasa tertarik untuk
mempelajari, memahami, dan mendalami bagaimana sebenarnya sistem perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil
PNS pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Lubuk Pakam, dan karena pada saat ini pajak merupakan bahantopik pembicaraan yang sangat penting untuk dibahas
dan dipelajari oleh siapa saja dalam pajak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul :
“SISTEM PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PNS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP PRATAMA LUBUK PAKAM TAHUN 2011”
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri