Subjek dan Objek PPh Pasal 21 pada KPP Pratama Lubuk Pakam Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS di KPP Pratama Lubuk

2. Pemotongan Gaji Pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam

Untuk mempermudah pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam dalam hal pembayaran PPh terutang, maka Bendaharawan KPP Pratama Lubuk Pakam langsung memotong gaji pegawainya yang tentunya telah memliki NPWP. Pemotongan ini dilakukan setiap bulan sesuai dengan jumlah pajak yang terutang pada masing- masing pegawai. Selain itu untuk meringankan hal tersebut, sistem pemotongan ini sangat membantu dalam menghindari penunggakan hutang pajak yang dapat menimbulkan denda administrasi apabila PPh terutang tidak dibayarkan tetap pada waktunya.

C. Subjek dan Objek PPh Pasal 21 pada KPP Pratama Lubuk Pakam

1. Objek PPh Pasal 21 di KPP Pratama Lubuk Pakam adalah penghasilan yang diterima baik secara teratur maupun tidak teratur, baik final maupun tidak. Contohnya : gaji, tunjangan-tunjangan, honor, uang makan, uagn lembur, dan lain-lain. 2. Subjek PPh Pasal 21 atas gaji PNS di KPP Pratama Lubuk Pakam adalah PNS di KPP Pratama Lubuk Pakam tersebut, dalam hal ini adalah Pegawai Negeri Sipil golongan II-a sampai dengan golongan IV-e. Universitas Sumatera Utara

D. Tata Cara Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS di KPP Pratama Lubuk

Pakam KPP Pratama Lubuk Pakam diwajibkan memenuhi kewajiban perpajakannya, dan dalam hal memenuhi kewajiban perpajakan tersebut KPP Pratama Lubuk Pakam melaksanakan administrasi perpajakannya dengan menunjuk Bendaharawan untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan PPh yang terutang sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 252PMK.032008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi Pasal 2 ayat 1b. Dalam menghitung PPh Pasal 21 yang terutang atas gaji pegawai di KPP Pratama Lubuk Pakam, Bendaharawan telah menggunakan komputer yang telah di program sehingga mempermudah dalam proses perhitungan PPh Pasal 21 yang terutang serta pemotongannya. Bendaharawan KPP Pratama Lubuk Pakam juga telah menerapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tahun 2009 dalam perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 tersebut. Berdasarkan hasil penelitian di KPP Pratama Lubuk Pakam, maka KPP Lubuk Pakam telah melaksanakan kewajibannya dalam memotong PPh Pasal 21 atas gaji PNS yang ada di KPP Pratama Lubuk Pakam. Dengan bertitik tolak pada perumusan masalah sebelumnya bahwa penulis akan mencoba membandingkan antara perhitungan PPh Pasal 21 terutang yang dilakukan oleh KPP Pratama Lubuk Pakam. Perhitungan yang dilakukan oleh pembuat daftar gaji dapat dilihat pada SPT 1721 A2. Universitas Sumatera Utara Disini penulis akan memaparkan bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 sesuai dengan data yang telah diperoleh melalui satu sempel PNS golongan IIIa di KPP Pratama Lubuk Pakam karena bisa saja terdapat kesalahan. Maka untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan oleh pihak KPP, penulis akan membuktikan keakuratan data dengan cara menghitung kembali perhitungan yang dilakukan oleh Bendaharawan dengan menggunakan program aplikasi PPh Pasal 21di KPP Pratam Lubuk Pakam berdasarkan ketentuan serta Undang-Undang perpajakan yang berlaku pada tahun 2011 dengan perhitungan sebagai berikut : 1. Nona X adalah PNS golongan IIIa di KPP Pratama Lubuk Pakam berstatus TK dan tidak mempunyai anak TK0 menerima gaji pokok Rp. 1.921.000bulan. Pada bulan Maret Nona X mendapat kenaikan gaji menjadi Rp 1.968.200bulan. Kemudian Pada bulan Mei 2011 Nona X mendapat kenaikan gaji lagi menjadi Rp. 2.180.300. Nona X juga menerima gaji ke- 13 pada bulan Juni sebesar Rp.2.180.300. Disamping itu, Nona X juga memperoleh tunjangan-tunjangan seperti tunjangan strukturalfungsional Rp.325.000bulan, tunjangan beras Rp.670.560tahun, Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara TKPKN setahun Rp. 125.572.950. Setiap bulan Nona X juga membayar iuran wajib pegawai sebesar 10 dari gaji pokok. Perhitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Tunjangan Keluarga 1. Gaji dan Tunjangan Gaji Pokok + Gaji ke-13 Rp. 28.226.500 Tunj. Strukturalfungsional Rp. 4.225.000 Tunj. Beras Rp. 670.560 Pembulatan Rp. 760 Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 33.122.820 Pengurang : ‐ Biaya Jabatan 5 x Rp. 33.122.820 Rp. 1.656.141 ‐ Iuran Wajib Pegawai 10 x Rp. 26.046.200 Rp. 2.400.000 Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp. 29.066.679 PTKP Rp. 15.840.000 PKP Rp. 13.226.679 PKP Pembulatan Rp. 13.226.000 PPh Pasal 21 5 x Rp. 13.226.000 = Rp. 661.300 ditanggung pemerintah b. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji Pokok dan Tunjangan-Tunjangan termasuk TKPKN dalam setahun 1. Gaji dan Tunjangan Gaji Pokok + Gaji ke-13 Rp. 28.266.500 Tunj. Strukturalfungsional Rp. 4.225.000 Tunj. Beras Rp. 670.560 Universitas Sumatera Utara TKPKN Rp. 125.572.950 Pembulatan Rp. 760 Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 158.695.770 Pengurangan : ‐ Biaya Jabatan 5 x Rp. 158.695.770 Rp. 6.000.000 ‐ Iuran Wajib Pegawai 10 x Rp. Rp. 26.046.200 Rp. 2.400.000 Jumlah Penghasilan Neto Setahun Rp. 150.295.770 PTKP Rp. 15.840.000 PKP Rp. 134.455.770 PKP Pembulatan Rp. 134.455.000 PPh Pasal 21 ‐ 5 x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000 ‐ 15 x Rp. 84.455.000 = Rp. 12.668.250 PPh Pasal 21 Terutang atas Gaji + Tunjangan Rp. 15.168.250 PPh Pasal 21 atas Gaji Rp. 661.300 PPh Pasal 21 atas TKPKN Rp. 14.506.950 Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari dua hasil perhitungan PPh Pasal 21 secara manual dan PPh pasal 21 secara komputerisasi. Dari dua perhitungan tersebut terdapat perbedaan dalam hal pembulatan penerapan tarif pajak sesuai dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 17 ayat 4 tentang Pajak Penghasilan yang menyebutkan bahwa “Untuk keperluan penerapan tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1, jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh”. Dan selanjutnya terdapat perbedaan dalam hal pembulatan yang dihitung dengan menggunakan cara manual dan cara komputerisasi. Perbedaan ini disebabkan karena didalam sistem komputerisasi tidak ada sistem pembulatan ketika melakukan perhitungan PPh Pasal 21. Hasil yang dikeluarkan oleh komputerisasi merupakan hasil rill dari perhitungan pembulatan tarif. Pada KPP Pratama Lubuk Pakam juga terdapat penghasilan lain berupa gaji 13 dan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara TKPKN.

E. Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong atas Gaji PNS pada KPP Pratama

Dokumen yang terkait

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2