Subjek Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi Warisan Badan

Oleh karena itu, WP diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri pajak yang terutang, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang, membayar sendiri jumlah pajak yang terutang, melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, dan mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.

5.3. With Holding System

With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. Mardiamo, 2008; 7-8

6. Subjek Pajak

Subjek Pajak adalah orang pribadi, warisan atau badan, termasuk Bentuk Usaha Tetap BUT, baik yang berada di dalam negeri maupun berada di luar negeri yang mempunyai atau memperoleh penghasilan dari Indonesia. Subjek Pajak dapat dibedakan menurut kedudukan atau keberadaannya, yaitu :

6.1. Subjek Pajak Dalam Negeri

Subjek Pajak Dalam Negeri adalah orang pribadi atau badan yang bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di dalam wilayah Indonesia yang dapat menerima Universitas Sumatera Utara atau memperoleh penghasilan dari Indonesia atau luar Indonesia, baik melalui BUT ataupun tanpa melalui BUT di luar negeri dan juga warisan yang belum terbagi. Subjek Pajak dalam negeri dapat berbentuk sebagai berikut :

a. Orang Pribadi

Orang Pribadi sebagai Subjek Pajak Dalam Negeri dapat dibedakan sebagai berikut : a Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, b Atau Orang Pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau Orang Pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

b. Warisan

Warisan menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri apabila warisan yang ditinggalkan oleh Subjek Pajak Dalam Negeri tersebut belum terbagi, dan menggantikan kewajiban pewaris, sampai dengan warisan tersebut dibagi. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subjek pengganti pajak, menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai Subjek Pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara

c. Badan

Kewajiban pajak subjektif badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia di mulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yag melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi : a Perseroan Terbatas PT b Perseroan komanditer CV c Perseroan lainnya PT Persero d Badan Usaha Milik Negara BUMN e Badan Usaha Milik Daerah BUMD f Firma, kongsi, Persekutuan, Perkumpulan g Koperasi h Dana Pensiun i Yayasan j Organisasi Massa, Organisasi sejenis k Organisasi Politik l Lembaga m BUT n Kontrak Investasi Kolektif o Badan lainnya Universitas Sumatera Utara

6.2. Subjek Pajak Luar Negeri

Dokumen yang terkait

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2