Pegawai Tetap Contoh penghitungan PPh pasal 21 atas Honorarium atau imbalan PPh Pasal 21 atas honorarium sebagai nara sumber sebagaimana dimaksud Bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium wajib:

10. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

a. Pegawai Tetap

- Aprinta, Pegawai Negeri Sipil Golongan IIIc, menduduki eselon IV.a status kawin, mempunyai 3 orang tanggungan, telah memiliki NPWP, bekerja di Kantor Dinas Kependudukan Kabupaten Sragen. Penghasilan bulan Januari 2010 sebagai berikut: Gaji Pokok 2.244.500,00 Tunjangan Istri 224.450,00 Tunjangan anak 89.780,00 Tunjangan Jabatan 540.000,00 Tunjangan beras 198.000,00 Untuk menghitung PPh pasal 21 atas Aprinta adalah sebagai berikut: Gaji Pokok 2,244,500.00 Tunjangan Istri 224,450.00 Tunjangan Anak 89,780.00 Tunjangan Jabatan 540,000.00 Tunjangan Beras 198,000.00 Jumlah penghasilan bruto 3,296,730.00 Pengurangan biaya jabatan 5 x 3.296.730 164,836.50 Iuran pensiun 4,75 x 2.558.730,00 121,540.00 286,376.50 Universitas Sumatera Utara Penghasilan netto sebulan 3,010,353.50 Penghasilan netto disetahunkan 36,124,242.00 PTKP WP sendiri 15,840,000.00 WP kawin 1,320,000.00 Tanggungan 1.320.000 maks 3 orang 3,960,000.00 21,120,000.00 Penghasilan kena pajak 15,004,242.00 Penghasilan kena pajak dibulatkan 15,004,000.00 PPh pasal 21 =5 x 15.004.000,00 750,200.00 PPh pasal 21 sebulan = 750.20012 62,516.67

b. Contoh penghitungan PPh pasal 21 atas Honorarium atau imbalan

lain. - Ratna Wardika adalah PNS golongan IIId, pada bulan Maret 2011 menerima honorarium sebagai narasumber sebuah seminar yang sumber dananya berasal dari APBN sebesar Rp. 5.000.000,00. PPh Pasal 21 Final yang terutang: 5 x Rp. 5.000.000,00 = Rp. 250.000

a. PPh Pasal 21 atas honorarium sebagai nara sumber sebagaimana dimaksud

tidak ditanggung pemerintah dan dipotong PPh Pasal 21 bersifat final.

b. Bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium wajib:

Universitas Sumatera Utara a Memotong PPh Pasal 21 Final dan menyetorkannya ke bank persepsi atau Kantor Pos. b Membuat bukti pemotongan PPh Pasal Final paling lama akhir bulan dilakukan pembayaran. c Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 Final melalui penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21. - Ayuk, PNS Golongan IId, pada tanggal 21 Maret 2011 menerima honorarium sebagai salah satu anggota Tim Kerja besar Rp. 1.500.000,00, selama 6 bulan. PPh Pasal Final yang terutang: 0 x Rp. 1.500.000,00 = Rp. 0,00 Walaupun PPh Pasal Final yang dipotong Rp. 0,00, Bendahara pemerintah wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 Final paling lama akhir bulan Maret 2011. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

A. Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil

1. PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tetap dan Teratur Setiap Bulan Gaji

yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil PNS Tidak banyak yang menyadari bahwa sebenarnya setiap penghasilan PNS yang berupa gaji dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap dan terkait dengan gaji dikenakan Pajak penghasilan PPh pasal 21. Yang dimaksud dengan tunjangan yang terkait dengan gaji adalah tunjangan yang sifatnya tetap yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil PNS, termasuk tunjangan keluarga, tunjangan struktural fungsional, tunjangan pangan dan tunjangan khusus. Akan tetapi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 2010 tanggal 20 Desember 2010, Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja. Artinya setiap PNS akan menerima gajinya secara utuh tanpa dipotong PPh Pasal 21. Ketentuan ini berlaku bagi setiap PNS, golongan I sampai IV. Pengecualian bagi PNS yang tidak mempunyai NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang dibebankan pada APBN atau APBD dikenai tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20 dua puluh persen daripada tarif yang diterapkan. Pemotongan dilakukan dilakukan pada Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2