Pemotong PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil PNS Bukti Pemotongan

3. Pemotong PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil PNS

Bendaharawan wajib memotong PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Berdasarkan PP No 80 tahun 2010 bahwa Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tetap dan teratur yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, dan Anggota POLRI, Pensiunan setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah atas beban APBN atau APBD. Apabila sumber dananya berasal dari selain APBNAPBD, maka perlakuannya adalah ketentuan pemungutanpemotongan yang berlaku umum. Penghasilan berupa honorarium, uang sidang, uang hadir uang lembur, Imbalan Prestasi kerja dan imbalan lain dengan nama apapun yang sumber dananya berasal dari APBNAPBD, maka tata caranya adalah sebagaimana juga diatur dalam PP 80 Tahun 2010. Apabila penerima penghasilan tersebut Non Pejabat NegaraPNSABRI, maka tata cara pemotongan pemungutan adalah tata cara yang berlaku umum Perdirjen Pajak No. 31PJ2009 sebagaimana diubah dalam Perdirjen Pajak No 5PJ2009. Universitas Sumatera Utara

4. Bukti Pemotongan

Atas pemotongan PPh Pasal 21 Bendaharawan wajib membuat: 4.1. Formulir 1721-A2 atas pemotongan PPh Pasal 21 selama satu tahun, paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya tahun pajak, untuk PNSTNIPOLRI, dan Pejabat Negara. 4.2. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 form F.1.1.33.01, setiap terjadi pemotongan PPh atas upahhonorkomisiimbalan lainnya termasuk kepada tenaga ahli, untuk pegawai tidak tetap. 4.3. Bukti Pemotongan PPh pasal 21 Final form F.1.1.33.02, setiap terjadi pemotongan PPh untuk penghasilan berupa honorimbalan yang berasal dari APBND yang dibayarkan kepada PNSTNIPOLRIPejabat Negara dan uang pesangon dan tebusan pensiun yang dibayar sekaligus. Bukti-bukti pemotongan tersebut dipergunakan oleh penerima penghasilan sebagai kredit pajak dalam melaporkan penghasilan dan pajak terutang ke dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi masing-masing. Universitas Sumatera Utara

B. Sistem Pemotongan PPh Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil PNS di

Dokumen yang terkait

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan dan Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji PNS Pada KPP Pratama Medan Polonia

4 86 87

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 13

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2